(1) Â Informasi pertama yang pertama diterima akan menimbulkan bias pada pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Artinya, walaupun harga yang ditawarkan sama, penambahan informasi mengenai harga seharusnya membuat produk dipersepsikan lebih murah.Â
(2) Orang memiliki kecenderungan untuk fokus pada hal-hal yang cepat terpikir atau terbayangkan adalah representasi dari kejadian secara keseluruhan dibandingkan dengan fakta itu sendiri
(3) Pendekatan untuk menggunakan kapasitas memori jangka pendek manusia secara lebih efisien dengan mengelompokkan informasi. Orang akan merasa dimudahkan bila sebuah pekerjaan dipecah ke dalam unit lebih kecil walaupun sebenarnya jumlah yang dikerjakan sama
(4) Kecenderungan seseorang untuk mencari, Â lebih menyulai, dan mengingat informasi sesuai dengan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya
(5) Perbedaan reaksi emosional seseorang akibat perbedaan cara menyajikan suatu informasi. Contoh, walaupun sebenarnya kedua produk memiliki atribut yang sama, akan tetapi perbedaan cara menyajikan informasi membuat orang akan lebih memilih Yogurt 99% bebas lemak dibandingkan Yogurt mengandung 1% lemak.
(6) Orang akan lebih merespons kemungkinan untuk kehilangan sesuatu dan akan berusaha mencegah kehilangan tersebut ketimbang upayanya untuk mendapatkan manfaat lebih tinggi. Contoh: Lihat promosi terbatas dengan kata-kata: "Selama persediaan masih ada", "Hanya hari ini saja", Akan segera berakhir", dan sejenisnya
(7) Konsumen tidak memiliki konsep yang pasti mengenai konsep dari sebuah nilai, sehingga ia akan menggunakan hal lain yang dijadikan pembanding untuk mengukur nilai
(8) Kebutuhan pada alam bawah sadar untuk memberikan sesuatu saat kita telah menerima sesuatu seperti pujian, pertolongan, hadiah. Perhatikan ketika di Mal misalnya, banyak orang yang pada akhirnya membeli sebuah produk karena telah mencicipi sampel dari produk tersebut dikarenakan merasa harus membeli dibandingkan dengan memang ingin membeli.
(9) Kecenderungan seseorang untuk menaruh nilai yang lebih tinggi kepada barang yang lang atau sulit ditawarkan dibandingkan dengan barang yang secara mudah didapatkan, contoh barang yang dijual di distro
(10) Kecenderungan untuk mencari pendapat atau petunjuk orang lain untuk membuat keputusan. Saat kita akan membeli barang, akan mencoba mencari pendapat dari banyak orang (testimoni) untuk kemudian menjustifikasi pilihan yang akan kita ambil.
Perilaku masyarakat pada suasana baru, tampaknya banyak diwarnai oleh fenomena terjadinya ekonomi perilaku. Normatifnya, manusia punya pertimbangan rasional ketika berusaha memaksimalkan kepuasannya menghadapi sejumlah pilihan yang terbatas, Â akan tetapi manusia terkadang bisa saja mengambil keputusan yang tidak rasional. Inilah yang mendorong munculnya ekonomi perilaku yang dapat menjelaskan motif manusia dalam pengambilan keputusan ekonomi, khususnya terkait dengan psikologi manusia.Â