Kompasianer, kisah cerita ini bukan pengalaman pribadi tetapi saya angkat dari postingan yang dikirim seorang  abdi negara, kebetulan sebagai kawan lama. Ia menuliskan kegundahannya ketika tahu besok harus masuk kerja. Walaupun akhirnya ada kebijakan WFH, tapi tetap saja namanya kerja nuansanya berbeda  dengan suasana liburan.
Dalam tulisan ini, yang akan saya bahas bukan pada masalah postingannya itu, tetapi ungkapan kegundahannya untuk mulai kerja kembali setelah lama liburan. Kemalasan dan kegundahan untuk kembali bekerja setelah liburan panjang  itu ternyata merupakan gejala umum yang banyak dialami seseorang yang ketika sebelum liburan memiliki pekerjaan. Hal itu tidak terjadi pada pegawai di kalangan pemerintahan atau ASN saja, tetapi juga melanda karyawan yang bekerja di sektor swasta.  Â
 Menurut psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Center dikutip dari health.detik.com (09/05/2022), terjadinya kemalasan atau kegundahan setelah liburan panjang itu disebut Post Holiday Blues atau Post Holiday Syndrome
Apakah itu Post-Holiday Blues ?
Mengutip National Alliance on Mental Illness (NAMI) dalam celebritis.id yang ditulis Intan Afika Nuur Azizah (07/05/2022), Post Holiday Blues (PHB) digambarkan sebagai perasaan cemas dan stres yang muncul setelah liburan. Atau kasarnya  disebut depresi usai liburan panjang.
Fenomena PHB ini menjadi pokok bahasan dalam berbagai media online. Sebut saja: travel.kompas.com; cnnindonesia.com; glints.com; idntimes.com; poskota.co.id; health.detik com; beautynesia.id; travel.tribunnews; dan tabloid bintang.com, semua media online tersebut menempatkan PHB sebagai headline.
Yang menarik, ketika mengelompokkan materi itu dalam kategorinya antar media online memiliki pertimbangan yang berbeda sehingga ada yang mengelompokkan PHB itu sebagai gaya hidup, health, medical, lifestyle, dan gaya hidup.
Menurut asal usulnya, fenomena PHB ini dialami pekerja di Amerika Serikat setelah libur musim dingin. Sementara itu  di Indonesia gejala ini secara umum bisa saja dialami seseorang seusai libur panjang,  seperti libur lebaran, hari natal dan tahun baru, atau usai cuti tahunan.
 Habis liburan panjang seperti libur lebaran 2022 ini ada saja, kawan saya  dalam postingannya menyatakan merasa gundah gulana, stress dan tak bersemangat bekerja dan beraktivitas seperti sedia kala. Perasaan tersebut menurut psikolog dianggap wajar terjadi pada seorang manusia.
Mengapa Terjadi  PHB ?
Menurut psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Center dikutip dari health.detik.com (09/05/2022), ada banyak faktor yang diduga menyebabkan terjadinya PHB. Salah satunya terjebak euforia berlibur yang serba menyenangkan sehingga terjadi kesenjangan antara kehidupan nyata dengan kehidupan selama liburan.
Seseorang selama liburan merasa sangat ideal, karena isinya hanya bersenang senang tidak ada beban pikiran apapun. Akibatnya ketika harus kembali ke kehidupan nyata Ia menjadi tidak bersemangat dan tidak bahagia.
Melansir Halodoc dalam m.medcom.id (06/05/2022), seseorang bisa saja mengalami kesulitan untuk kembali memulai aktivitas harian, menjadi malas, dan masih ingin bersenang-senang karena terjadi sindrom yang menyebabkan otak masih belum menerima kehilangan hal-hal yang menyenangkan selama liburan. Dijelaskan selanjutnya bahwa otak manusia secara otomatis akan merekam hal-hal yang menyenangkan selama liburan dan merangsang otak untuk beristirahat.
Ketika harus kembali pada aktivitas harian, otak menjadi 'kaget' karena harus kembali menyesuaikan. Gejala Post Holiday Blues, biasanya bersifat umum dan mirip dengan depresi pada umumnya.
Biasanya PHB tidak berlangsung lama, hanya berlangsung pada minggu awal setelah liburan selesai. Namun demikian, jika tidak dikelola dengan baik akan sangat mengganggu.Â
Mengutip Intan Afika Nuur Azizah dalam celebrities.id ( 07/05/2022), kondisi PHB bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala, kesulitan tidur di malam hari alias insomnia, gelisah, hingga penambahan atau penurunan berat badan. Ketika mengalami sindrom ini, Â cenderung akan menurunkan semangat ataupun produktif dalam bekerja. Ini bisa mirip dengan perasaan sedih, cemas, atau bahkan depresi. Akibatnya, pekerjaan pun menjadi terbengkalai. Demikian juga tingkat energi, dan bahkan kemampuan untuk berkonsentrasi.Â
Untuk mengatasi gejala PHB, disarankan agar ada jeda waktu yang cukup paling tidak sehari saja antara kedatangan kembali ke rumah dan hari masuk kerja sehingga bisa beristirahat tidak mengalami jet lag liburan. Sambil istirahat, lakukan latihan pernapasan untuk membuat tubuh lebih tenang dan menghindari depresi.
Saran berikutnya, mengutip  M. Fajar Nur dalam health.detik.com (09/05/2022), rajut kembali komunikasi yang harmonis dengan rekan kerja agar ketika kembali melakukan kegiatan rutin dapat menjadi momen yang dirindukan.  The last but not least perhatikan faktor keuangan agar tidak mengalani stres finansial
Jadi di hari pertama masuk kerja usai liburan panjang Idul Fitri 2022, hati-hati dengan kemungkinan terjadinya Post Holiday Blues. Kalaupun PHB itu merasuk dalam diri, lakukan therapy  sederhana  latihan pernapasan dan istirahat hingga konsentrasi untuk memasuki aktivitas siap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H