Mohon tunggu...
Rachmat Fuadi
Rachmat Fuadi Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK di Negeri Laskar Pelangi

Satu Literasi Membangun Negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SMK: Semangat Menuju Kebangkitan (Pendidikan) Nasional

20 Mei 2024   19:22 Diperbarui: 21 Mei 2024   10:24 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Gedung STOVIA sumber:geheugenvanindonesie.wordpress.com  

Menuju Indonesia Emas merupakan tema peringatan ke 116 tahun Hari Kebangkitan Nasional tahun 2024. Tema "Bangkit Untuk Indonesia Emas". Semangat keteladanan dari masa lalu Bangsa Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan dari 20 Mei 1908 sampai 17 Agustus 1945. Semangat yang dibangun oleh embrio-embrio bangsa seperti R.A Kartini, HOS Tjokroaminoto atau Raden Mas Haji Oemar Said, R.M Soewardi Soerjaningrat yang dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, dr. Soetomo (salah satu dari 6 pendiri Budi Utomo), dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Wahidin Soedirohoesodo, Dr. Ernest Franois Eugne Douwes Dekker yang dikenal sebagai Danudirja Setiabudi merupakan tokoh-tokoh Kebangkitan Nasional.

Semangat keteladanan dari masa lalu para pelajar (dokter) Bangsa Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan dari 20 Mei 1908 sampai 17 Agustus 1945.

Mereka berjuang melalui sektor pendidikan dan kesehatan yang bergerak testruktur sistematis dan modern (TSM). Pada saat itu  Pemerintah Belanda melaksanakan "etische politic" (politik Balas Budi)  kepada rakyat Hindia Belanda  sebagai tanggung jawab moral penjajah sekaligus hutang budi terhadap Bumi Putra akibat dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang dicetuskan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Johannes van den Bosch tahun 1830.

Ratu Belanda Wilhelmina mengumumkan bahwa Belanda menerima tanggung jawab politik etis demi kesejahteraan rakyat kolonial mereka. Pengumuman ini sangat kontras dengan doktrin resmi sebelumnya bahwa Indonesia adalah wingewest (wilayah yang menghasilkan keuntungan) (Sumber: Wikipedia)

Budi Utomo merupakan inisiator sebagai organisasi pergerakan nasional Indonesia dampak "Politik Etis" dari 1901 sampai dengan 1942. Enam tokoh pendiri Budi Utomo terdiri dari  pelajar STOVIA mereka  adalah Soeradji, Muhammad Saleh, Soewarno A, Goenawan Mangoenkoesoemo, Suwarno B., R. Gumbreg, R. Angka, dan Soetomo.

Foto Kemendikbud (Budi Utomo kongres 1 Yogyakarta)
Foto Kemendikbud (Budi Utomo kongres 1 Yogyakarta)

Tiga program utama pelaksanaan "Politik Etis" dikenal Trias Van Deventer pada 17 September 1901. Program Trias Van Deventer  diketahui memiliki tiga program utama, yaitu irigasi, transmigrasi dan edukasi. Dari ketiga program tersebut, edukasi memberikan dampak terbesar karena telah memunculkan kaum bumiputra terpelajar yang mengubah sejarah bangsa Indonesia.

Trias Vandeventer meliputi:

  1. Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.
  2. Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi.
  3. Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan.

Ruang Anatomi STOVIA menjadi "Komunitas Belajar" yang menghasilkan kesepakatan kelas membentuk perkumpulan non politik bernama Budi Utomo. Bergerak di bidang Pendidikan yang bersifat sosial, ekonomi dan  kebudayaan yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Budi Utomo. Pengurus Budi Utomo saat berdiri terdiri dari R. Soetomo sebagai Ketua, M.Soelaiman sebagai Wakil Ketua, Soewarno I (Gondo Soewarno) sebagai Sekretaris I, M. Goenawan sebagai Sekretaris II, R. Angka sebagai Bendahara, dan M. Soeradji, M. Moh. Saleh, Soewarno II (M. Soewarno), dan R.M Goembrek sebagai Komisaris.

Gedung STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) adalah tempat pendidikan Kedokteran Belanda yang merupakan penyempurnaan dari sistem pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa yang didirikan pada 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden, sekarang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Hal itu diungkap Ika Yuni Purnama dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dalam Jurnal Senirupa Warna tahun 2019. 

Sumber: Foto Kemendikbud 
Sumber: Foto Kemendikbud 

Sekarang Gedung Stovia merupakan Bangunan Museum Kebangkitan Nasional di Jalan Abdul Rachman Saleh No.26, RT.4/RW.5, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410. 

Sebagai organisasi modern Budi utomo memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) hasil Konggres 1 di Yohgyakarta tanggal 3-5 Oktober 1908 dengan menetapkan susunan Pengurus Besar Budi Utomo, AD/ART Budi Utomo serta Kantor Pusat Budi Utomo.

Hal yang menarik dari kongres ke-satu bahwa para inisiator pertama Budi Utomo (20 Mei 1908) yang mereka adalah para pelajar STOVIA menjadi pengurus Budi Utomo cabang Betawi sedangkan Kantor Pengurus Besar Budi Utomo berada di Yogyakarta dengan RT A. Tirto Kusumo sebagai ketua dan dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil ketua.

Sumber Foto Kominfo
Sumber Foto Kominfo

Lalu sebagai pendidik dan pengajar yang pelajar maka kita Refleksi Pendidikan Menuju Indonesia Emas BUKAN Indonesia (C)emas  dengan mengambil hikmah dari buah pemikiran dr. Wahidin Sudirohusodo  antara lain adalah:

1. Organisasi Pendidikan bukanlah organisasi Mencari Kekuasaan (Organisasi Politik).

2. Gagasan Pendidikan Terjangkau karena dr. Wahidin menyampaikan ide-ide untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui "studiefonds" atau dana pendidikan. 

3. Mengembalikan marwah pendidikan untuk selalu mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Memperluas pendidikan, pengajaran dan memupuk kesadaran sebagai Bangsa (Indonesia).

5. Menjadi insane Pendidikan yang memperbaiki nasib bangsa dengan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat.

Tanggal 2 Mei dan 20 Mei sebagai "Refleksi Pendidikan Keadilan Sosial" dimana  bangkitnya rasa persatuan dan kesatuan Guru sebagai Pelita dalam "State Building" karena proses "Nation Building" sudah "Final" sejak Kongres Pemuda 2 28 Oktober 1928.

Salam Satu Hati Membangun Negeri di Negeri Laskar Pelangi, 20 Mei 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun