Mohon tunggu...
Rachmat Fuadi
Rachmat Fuadi Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK di Negeri Laskar Pelangi

Satu Literasi Membangun Negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelapa Kampit SMK: Stop Merisak Kawan

19 Mei 2024   16:18 Diperbarui: 19 Mei 2024   17:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milik Cover abiubaidah.com

 Dalam Bahasa Batak (Angola) ada kata yang mirip "Merisak" yakni Mangarisak. Sedangkan dalam bahasa Inggris menyebutkan "Bullying"

Mangarisak adalah perlakuan yang dilakukan oleh satu atau beberapa anak terhadap temannya, sehingga korban menjadi kesal bisa juga menangis bahkan melawan akibat menerima perlakuan mengesalkan bahkan menyakitkan kalau dibawa ke hati.

Orang tua (korban) anak yang kesal kemudian ngoceh; "Ulang behe hamu risak danaki" (Janganlah kalian risak anakku itu)

Dalam merujuk KBBI V daring, kata "merisak" dan "merundung" mempunyai kemiripan. Dua kata ini bermakna:
risak me.ri.sak
v mengusik; mengganggu: mereka tidak putus-putusnya ~ku dengan berbagai-bagai olok-olokan
rundung me.run.dung
v mengganggu; mengusik terus-menerus; menyusahkan: anak itu ~ ayahnya, meminta dibelikan sepeda baru.

(Baca selengkapnya di: Liputan 6 kanal Bahasa)

Perilaku ini (merisak sepadan menindas) bisa jadi "suatu kebiasaan" yang melibatkan cenderung berat sebelah dalam menjalankan kekuasaan sosial atau fisik. 

Perilaku diskriminasi akibat ketidak seimbangan tidak menyasar pada semua orang di masyarakat melainkan berdampak tidak pada kapasitasnya dan objektifitas terhadap basis-basis; bahasa, kemampuan (ekonomi-sosial), gender, cacat tubuh, seksualitas bahkan keyakinan agama.

Bisa mencakup pelecehan lewat lisan melalui labeling juga ancaman, kekerasan fisik bahkan paksaan dan dapat terjadi secara kontinu, berulang dan sering.

Tindakan merisak dapat dikelompokkan menjadi 4 (Empat) jenis yakni; Fisik, Verbal, Psikis atau non verbal dan Cyber Bullying.

Budaya merisak atau menindas dapat berkembang dan terjadi di sektor kehidupan semasa ada interaksi tak seimbang antar manusia dimulai dari Rumah Tangga, Tempat Kerja,  Lingkungan Sosial sampai dunia pendidikan (Sekolah dan Universitas).

Lalu Bagaimana Agama Islam memandang perbuatan Bullying, Merisak serta Menindas?

Baca buku: STOP Bullying...!!! Panduan Islam Mencegah Perilaku Bullying Berdasarkan Qur'an dan As-Sunnah buah pena Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Lc. MA.

Sumber abiubaidah.com
Sumber abiubaidah.com

Dalam Al-Qur'an Surah Hujuraat ayat 11;

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburukburuk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim." (QS. alHujuraat: 11).

Dalil dari Hadist Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wasalam:

"Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." (Hadis Riwayat Muslim : 275)

Dari Aisyah (Semoga Allah meridhoinya) berkata kepada Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wasalam;

"Cukuplah engkau menyebutkan Sofiyyah, dia itu begini dan begini (maksudnya dia itu pendek)."

Maka Rasulullah Sholallahu alaihi wasalam bersabda: 

"Sungguh engkau telah mengucapkan satu kalimat andaikan dicelupkan dengan air laut niscaya akan merubahnya" (Hadis Riwayat Abu Dawud: 4875, Tirmidzi: 2632)

Imam an-Nawawi Semoga Allah merahmati berkata: Hadits ini termasuk yang paling keras melarang ghibah, aku tidak mengetahui ada hadits yang lebih keras celaannya seperti ini". (Faidhul Qadir 5/411, al-Munawi).

Semoga tulisan ini Bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun