Dalam proses kehidupan manusia, komunikasi memiliki peran yang sangat fundamental. Ketika seorang bayi normal terlahir dari rahim seorang wanita normal baik melalui bermacam-macam metode melahirkan maka ia harus menjadi komunikator dan secara fitrah mampu menyampaikan pesan kepada orang yang paling dekat saat proses pembentukan, pertumbuhan dan perkembangannya di tempat yang paling nyaman yaitu kasih sayang seorang ibu.
Maka sebagai manusia normal saat pertama yang dilakukan seorang bayi sebagai komunikator yang baik adalah menangis.Â
Maka seni yang pertama untuk menjadi komunikator adalah menangis. Bentuk kegiatan menangis bermacam-macam dan beraneka ragam. Aktivitas menangis yang dimaksud adalah melembutkan hati agar tidak membeku dan membatu. Karena menjadi komunikator yang baik adalah mampu mendengarkan dengan hati. Bukan sekedar perasaan sedih atau meratapi kekurangan tapi melainkan mampu mendengar suara hati nurani dan merefleksi kelemahan sebagai tantangan hidup. Mampu menjadi lebih tanggap dan peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar.
Contoh bentuk fenomena yang relate antara peran ibu sebagai komunikator dengan pendidikan vokasi SMK Negeri 1 Kelapa Kampit adalah saat siswa mengikuti mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dengan bekal mental yang kuat maka seorang ibu akan merelakan putri dan atau putranya pergi jauh dari rumah menuju ke tempat belajar di dalam dunia kerja.
Maka ibu sebagai madrasah pertama akan mampu meberikan bekal yang kuat dengan menanamkan nilai-nilai dalam norma agama, adat istiadat, pergaulan remaja sebagai benteng dan perisai dalam menjalani dunia kerja.
Bekal kemandirian serta pendidikan keterampilan dari rumah adalah pendukung untuk mempersiapkan putri dan putranya dalam proses menuju manusia dewasa yang bertanggungjawab.
Saat mengikuti pelajaran Praktik Kerja Lapangan maka putri dan putranya akan memperoleh pengalaman hidup (real experience) di dunia kerja antara lain:
1. Menulis laporan