Mohon tunggu...
Rachmat Fazhry
Rachmat Fazhry Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Prinsip hidup Saya : Hidup Sehat, Pintar, Bijaksana Kunjungi blog saya https://jurnalfaz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Romantisme Presiden Jokowi dan Raja Salman, Bagaimana TKI?

5 Maret 2017   22:49 Diperbarui: 6 Maret 2017   08:00 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jokowi dan Raja Salman. Foto biro Pers Kepresidenan "]

 "Assalamualaikum, saat ini saya sedang bersantap siang dengan Yang Mulia Sri Baginda Raja Salman bin Abdulaziz al Saud," ucap Presiden Joko Widodo saat merekam dirinya dengan kamera ponsel. Video itu yang nantinya akan diunggah ke kanal Indonesia Tercinta, kanal di Youtube milik Presiden Jokowi.

Belakangan Jokowi memang gemar merekam kegiatan kesehariannya atau video blogger (vlog), nama istilahnya. Hobi itu ditularkan Kaesang Pangarep, anak kedua Jokowi.

Namun vlog bersama Raja Salman terbilang spesial. Perlu 5 Presiden RI turun tahta, sebelum Raja Arab kembali datang ke Indonesia untuk kedua kalinya. Adalah Raja Faisal bin Abdulaziz, Raja Arab yang pertama kali menginjak bumi nusantara pada 1970. Itu berarti sudah 47 tahun yang lalu.

Ketika itu Raja Faisal dan rombongan yang tak mencapai seratusan orang disambut oleh Presiden Soeharto. Beda dengan Raja Salman yang membawa delegasi 1.500-an orang. Bahkan ekskalator untuk turun dari pesawat dibawa langsung dari negerinya.

Pada zaman Soeharto juga tidak ada ponsel pintar untuk swafoto apalagi membuat vlogger. Yang ada hanya kamera video. Itu pun hanya milik negara, dengan TVRI sebagai operasional resminya. Kalau pun sudah ada, tidak mungkin Mbah kangkung Soeharto mau nge-vlog bareng Raja Faisal. Minimal hanya berfoto bareng, tapi bukan swafoto yang kekinian.

Sementara Jokowi dengan wajah penuh senyum melanjutkan rekaman videonya. "Beliau mungkin ingin menyampaikan sedikit kepada kita semuanya. Silakan Sri baginda.." seraya menggeser ponselnya ke Raja Salman.

"Saya Senang dengan rakyat Indonesia, dan saat ini saya dengan Yang mulia Presiden Indonesia. Bagi kami rakyat Indonesia merupakan saudara kami dan juga rakyat yang sangat mulia," tutur Raja Salman yang didampingi penerjemah.

Jokowi memang sukses memboyong Raja sang penjaga Dua Kota Suci Mekkah dan Madinah ke Indonesia. Di dalam vlognya, Pakde Joko meceritakan permintaannya agar Raja Salman mau berkunjung ke Indonesia saat ia bertolak ke Arab Saudi pada 2015.

Ia pun menutup video vlognya dengan manis, "Terima kasih Yang Mulia, terima kasih semoga kunjungan ini dapat meningkatkan hubungan baik kita antara Kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia, hubungan yang saling menguntungkan."

Sebelum romantisme vlog Presiden Jokowi dan Raja Salman tercipta, hubungan layaknya bapak anak sudah terbangun. Bahkan suasananya lebih melankolis.

Itu terjadi ketika Raja Salman turun dari mobil hendak memasuki Istana Kepresidenan Bogor. Jokowi yang tak mau tamu tuanya terpeleset akibat jalan yang licin karena hujan deras, sigap menuntun Sang Raja meski jas dan peci hitamnya kebasahan. Padahal saat itu pengawal dari Arab Saudi sudah memayungi Sri Baginda.

Situasi serupa juga terjadi usai rangkaian resmi kedua negara usai. Tangan kiri Raja Salman menggandeng erat tangan kanan Presiden Jokowi saat keduanya akan turun tangga keluar dari Istana. Mereka sungguh terlihat harmonis.

Lalu Bagaimana TKI?

Ada 11 nota kesepakatan yang terjalin saat Raja Salman tiba di Indonesia, Rabu 1 Maret 2017. Namun dari kesemuanya itu, tak ada satupun yang membahas mengenai ketenagakerjaan.

Pemerintah hanya mengatakan, "(TKI) agar mendapat pengayoman dan perlindungan dari Raja Salman." itu pun melaui pernyataan resmi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Hingga Raja Salman bertolak ke Bali pada 4 Maret 2017, kesepakatan soal tenaga kerja juga tidak tampak.

Padahal, Rusmini Wati, buruh migran asal Indramayu yang bekerja di Riyadh harus was-was tiap harinya. Ia hampir mati di tiang gantung karena dituduh majikan pria telah menyantet majikan perempuannya.

Begitu juga dengan Riko, suami Rusmini. Meski hatinya sedikit lega karena istrinya tak kunjung dihukum pancung, namun Rusmini harus menjalani 1.200 kali hukum cambuk dan tetap mendekam di balik jeruji besi selama 3 tahun lagi dari 5 tahun penjara yang sudah dijalaninya.

Rusmini boleh sedikit lega. Namun 4 buruh migran asal Indonesia tak bernasib sama dengannya. Dalam catatan Migrant CARE, sudah ada Yanti Iriyanti (2008), Ruyati (2011), Siti Zaenab dan Karni (2015), yang nyawanya melayang dieksekusi mati pihak Arab Saudi.

Angka tersebut bisa saja bertambah, mengingat jumlah tenaga kerja yang berada di Tanah Suci mencapai 1,5 juta jiwa.

Migrant CARE juga melaporkan bahwa buruh migran asal Indonesia banyak mengalami kekerasan hingga upah yang tak dibayar berada di Arab Saudi.

Raja Salman berada di Indonesia hingga 9 Maret. Ia dan rombongan besarnya akan berada di Bali mulai pertanggal 5 Maret untuk liburan. Raja dan para para pangeran ternyata lebih banyak mengisi liburan di Bali ketimbang berusuran dengan pemerintah.

Setidaknya kedatangan Raja Salman merubah kuota haji Indonesia pada 2017 bertambah menjadi 221.000 kursi, naik 10 ribu dari kuota haji sebelumnya. Alhamdulillah.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun