Mohon tunggu...
Seputar Film
Seputar Film Mohon Tunggu... Freelancer - FILMAKER DAN REVIEW FILM

MEMBAHAS SEPUTAR FILM

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Makmum"

18 Agustus 2019   20:58 Diperbarui: 18 Agustus 2019   21:17 4575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Film "Makmum" ini saya beri nilai 7/10

Film pendek Makmum karya  Riza Pahlevi diangkat ke layar lebar. Film pendeknya yang digarap Riza Pahlevi ini telah memenangkan kategori khusus untuk "Best Horror" dalam Festival Film Pendek HelloFest 2016.

Digarap oleh Sutradara Hadrah Daeng Ratu, MD Pictures juga menggandeng beberapa  aktris senior  Seperti Jajang C. Noer, Ali Syakieb, serta Titi Kamal yang mendapatkan pengalaman pertama bermain film horor

Rini (Titi Kamal), alumni sebuah asrama putri yang kembali ke asramanya karena permintaan mantan kepala asrama, Bu Kinanti (Jajang C. Noer). Sementara, Ali Syakieb menjadi guru agama yang diminta bantuan oleh Rini saat situasi di asrama semakin di luar kendali. Di sisi lain, ada juga Nurul (Tissa Bianni), Nisa (Bianca Hello), dan Putri (Adila Fitri), tiga penghuni asrama yang terus-terusan diteror oleh hantu "makmum".

Cerita Yang Cukup Menjanjikan

Dalam film Makmum, temen temen  bakal disuguhi kisah gadis remaja yang bernama Nurul, Nisa, dan Putri yang tinggal di sebuah asrama putri. 

Ketika sedang akan melaksanakan shalat malam, Nurul merasa ada yang mengikuti sebagai makmum  yang berada di belakangnya. Meskipun begitu, ternyata tidak ada siapa-siapa di sana dan ternyata malah Putri ditemukan dalam keadaan kesurupan.

Dalam Garis besar Makmum ini terlihat cukup menjanjikan dalam menyuguhkan jalan cerita  dan menyediakan banyak tepat untuk film ini lebih bervariasi dan berkembang. 

Pengembangan dalam film  pun enggak cuma dari segi cerita, tapi juga dari segi  karakter yang seharusnya bisa menjadi senjata utama yang bikin  Film Makmum lebih berkesan dimata penonton.

Namun dapat di sayangkan, hal itu cuma bertahan di film  sekitar 30 menit pertama. saat disuguhkan aura gelap asrama dan hantu misterius yang membayangi dan menghantui  para penghuni asrama. 

Selanjutnya, ketika karakter Rini mulai dihadirkan di dalam Film Makmum , temen temen  bakal menyadari bahwa film ini adalah tentang tokoh yang bernama Rini. Hal ini bisa sangat wajar sebenarnya, apalagi mengingat Rini pun sejak awal sudah bisa dipastikan menjadi tokoh utama.

 Sayang di sayang lagi, hal ini juga dapat yang merusak suasana dan unsur misteri dalam film ini sehingga kalian bakal bisa menebak sebuah alur misteri besar tentang sosok hantu makmum di asrama enggak lama setelah kemunculan karakter Rini.

Screenshoot dari Youtube
Screenshoot dari Youtube
Cerita yang Terbilang Lambat

Meski kalian  bisa menebak misteri dalam film ini sejak pertengahan film ini dimulai, perkembangan cerita selanjutnya bisa dibilang sangat lambat. 

Rini kembali ke asrama karena mendapat undang oleh Bu Kinanti yang ingin mengungkapkan rahasia yang selama ini disembunyikan.

Akan tetapi, bahkan setelah semua kejadian kesurupan dan hal-hal aneh lainnya terjadi di asrama , Bu Kinanti enggak mudah begitu mudah  memberitahukan yang rahasia yang disimpannya kepada Rini.

Memang, barangkali pengungkapan misterinya memang disiapkan buat momen yang lebih dramatis dan pas. Namun, hal itu malah bikin ceritanya bikin enggak jalan ke mana-mana.

Karena itu, enggak ada kesempatan sama sekali buat para karakternya berkembang seiring berjalanya cerita. Seolah olah lagi mendikte, karakter Nurul, Nisa, dan Putri, misalnya, dirasa cukup dijelaskan lewat deskripsi dari Pak Slamet (Arief Didu), penjaga asrama yang menjemput Rini.

Screenshoot dari Youtube
Screenshoot dari Youtube

Anehnya, cuma karakter Rosa yang digambarkan cukup kuat didalam film ini penjaga asrama yang galak, kejam, dan tegas. Penyebab karakter Rosa jadi kayak gitu pun lagi-lagi cukup dirangkum melalui penjelasan dari Pak Slamet.

Semua  harap maklum, cerita pun berjalan ke arah yang sebetulnya udah jelas dan terarah, tapi malah jadi dipanjang-panjangkan dan dibikin terbelit belit. 

Rosa berkali-kali terlihat kejam, berkali-kali juga Rini terlihat baik, seakan terlihat kontras ini dibentuk buat menjadikan Rosa sebagai antagonis tandingan. Hal ini lagi-lagi terkesan terlalu dipaksakan sehingga malah bikin fokus cerita malah  teralihkan.

Kurang Istimewanya Karakter

Karakter Rini jadi tidak begitu terlihat istimewa, khususnya karena Titi Kamal juga enggak bisa kelihatan "takut" sepanjang film. Ini memang film horor pertama Titi Kamal, tapi debut ini enggak bisa jadi jalan pintas buat menambah portofolio dalam dunia  aktingnya.

Yang paling  bikin mengganggu, karakter Pak Ganda (Ali Syakieb), seorang guru agama sekaligus ustadz, pun enggak bisa tidak terlihat seperti kelihatan kayak ustadz.

Untungnya, meski dengan peran minor, dari Jajang C. Noer bisa total menggambarkan ketakutan dan kekhawatirannya, bahkan tanpa mengeluarkan suara. 

Permainan mimic muka ini yang sayangnya enggak bisa dilihat dari Titi Kamal dan Ali Syakieb. Malah Sebaliknya, justru para aktris muda kayak Tissa Bianni, Bianca Hello, dan Adila Fitri-lah yang berhasil menghidupkan cerita dan  suasana film dengan baik.

Saat takut, senang, dan sedih, mereka bisa menyatu dengan situasi apa pun yang film ini tawarkan dalam ceritanya. Ala Hasilnya, kengerian yang seharusnya justru lebih bisa didapatkan saat karakter merekalah yang jadi sorotan. Mereka bisa dibilang malah lebih bersinar dibandingkan Titi Kamal dan Ali Syakieb.

Screenshoot dari Youtube
Screenshoot dari Youtube

JumpScare Sangat Monoton

Jump scarememang salah satu unsur utama dalam film horor yang bisa dianggap cukup tricky. Soalnya, komposisinya harus pas karena formula jump scare pada dasarnya sangat monoton.

Sayangnya, hal yang bisa temen temen temukan dalam Makmum ini hanyalah jump scare standar yang terbilang sangat monoton. Tanpa melihat dan memperhatikan  komposisi penempatannya, jump scare yang ada cuma bakal bikin kalian kaget karena teriakan yang memang teramat sangat sangat keras.

 

screenshoot daro youtube
screenshoot daro youtube

Sebetulnya, jump scare diracik dan dimainkan dengan sangat baik saat di awal film. Lagi dan lagi, hal ini tidak bisa  bertahan lama. Perpindahan scene yang terasa kasar juga ngaruh banget buat mempersiapkan sebuah jumpscare ini. 

Soalnya, dalam Makmum, agaknya ada kebiasaan buat memulai detik-detik jump scare dengan adegan baru. Ini teramat sangat standar dan sangat  umum banget, makanya film ini tidak bisa dibilang  cukup ngeri karena kalian pun jadi bisa berekspektasi tentang apa yang bakal muncul setelahnya.

Sekian Review Film MAKMUM menurut pendapat aku, jika teman teman punya pendapat lain soal film ini silahkan tulis di kolom komentar bawah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun