Tiga warga Pati ditangkap karena menyebarkan 'selebaran gelap' berisi tulisan yang menyerang Ganjar Pranowo, Jumat (20/4/2018). Dalam selebaran yang menggunakan berita headline koran Suara Merdeka (SM) itu, Ganjar dituduh menerima uang suap e-KTP.
Para pelaku membagikan selebaran kepada warga sambil berkata "ini lho Ganjar korupsi." Artinya, seolah-olah ucapan itu sangat kuat karena didukung bukti berita SM. Atau, ucapan itu seolah-olah menyimpulkan isi berita dalam selebaran (yang isinya masih sumir).
Anehnya, meski ada saksi dan bukti jelas, Panwaslu Pati akhirnya melepas ketiganya. Kasus itu dinyatakan tidak terbukti. Pelaku sendiri sudah mengaku ada yang menyuruh (Mur, warga Semarang) dengan bayaran Rp 1 juta per rim.
Dilepasnya penyebar selebaran gelap itu menjadi preseden buruk. Selebaran gelap serupa muncul di Cilacap dan beberapa daerah lain di Jateng.
Anehnya lagi, SM sebagai pihak yang dimanfaatkan, tidak bereaksi. Sebagai pihak yang (seharusnya) dirugikan, SM juga tidak hadir ketika dipanggil Panwaslu Pati dua kali.
Koran yang mengklaim sebagai surat kabar terbesar di Jateng itu bahkan tidak mau menggunakan taring jurnalistiknya untuk mengungkap siapa sesungguhnya otak di balik selebaran gelap itu.
Apakah SM diam karena tidak merasa dirugikan? Atau lebih jauh lagi, apakah SM sudah tahu siapa yang membuat dan menyuruh menyebarkan?
Berbagai spekulasi pun bermunculan. Selentingan menyebar. Ada yang bilang SM berada pada kubu lawannya Ganjar pada Pilkada 2018. Makanya fine-fine aja ketika produknya digunakan untuk menjatuhkan Ganjar.
Di tengah berbagai analisis yang semakin liar, publik dikejutkan dengan langkah terbuka Sudirman Said (SS) pada debat Pilgub Jateng putaran kedua 3 Mei lalu di Sukoharjo. Secara terang-terangan, SS menyoal korupsi EKTP dan mengaitkan dengan Ganjar yang beberapa kali dipanggil jadi saksi kasus itu.
"Korupsi itu merepotkan. Mas Ganjar bolak-balik ke KPK untuk bersaksi," ujar Sudirman.
Sebelumnya, pada debat putaran pertama, SS bermain subtil. Ia menanyakan hal itu dalam ranah mengonfirmasi sejauh mana pemprov Jateng menangani pembuatan dan distribusi KTP-elektronik.
Penegasan serangan pada debat kedua ini seperti memberi jawaban pada publik tentang siapa otak selebaran gelap itu. Lebih-lebih, SS dan parpol pengusungnya tidak pernah membantah bahwa pihaknya yang memproduksi selebaran.
Sampai sini kemudian terjawablah semuanya. Kenapa SM membiarkan produknya digunakan untuk black campaign? Karena memang SM sekubu dengan SS. Karena sudah bukan rahasia lagi bahwa putera mahkota SM adalah sahabat dekat Wagub DKI Sandi Uno yang kini bolak-balik turun kampanye untuk SS di Jateng. Bahkan konon si Gun, penguasa redaksi SM beberapa kali terlihat menjemput SS di bandara A Yani Semarang.
CEO SM yang notabene Ketua Kadin Jateng itu juga terlihat hangat dengan SS. Bahkan membuat acara "Kadin Jateng Business Sharing Lebih Dekat Dengan Sudirman Said dan Ida Fauziah" pada 17 April 2018. Betul, hanya tiga hari sebelum penyebar selebaran tertangkap di Pati.
Pada acara itu, CEO SM sempat tertangkap media melontarkan kalimat "Jateng tak membutuhkan gubernur galak yang suka marah-marah". Kalimat ini jelas menunjuk pada Ganjar yang dikenal galak pada beberapa kali sidak pungli baik di Jembatan Timbang maupun Samsat.
Memang, Kadin Jateng kemudian membuat acara yang sama untuk Ganjar dan pasangannya Taj Yasin. Tapi acara itu dilangsungkan pada 4 Mei 2018, jauh sekali jaraknya dengan acaranya SS-Ida. Bahkan, sejatinya pengaggas acara itu bukanlah dari Kadin. Melainkan karena Hendrar Prihadi (Ketua DPC PDIP Kota Semarang). Hendrar yang kebetulan kenal dengan CEO SM itu mendesak Kadin bersikap adil dan tidak berat sebelah. Akhirnya digelarlah acara di Hotel Crown itu.
Terkonfirmasinya keberpihakan SM ke SS sekaligus menjawab mengapa berulang kali media ini memuat berita yang menyudutkan Ganjar dengan judul besar-besar. Selain berita Nazar menuding Ganjar terima suap yang dimuat pada 20 Februari 2018, SM juga memuat berita "Setnov Bersikukuh Ganjar Terima Jatah" pada 9 februari 2018. Sebelumnya, ada juga berita 19 Desember 2017 berjudul "Setnov Bongkar Peran Ganjar"
Oke, media memang punya alibi bernama agenda setting. Setiap media bebas menentukan agenda setting-nya sendiri-sendiri. Dan agenda SM sekarang adalah berpihak pada SS untuk menjatuhkan Ganjar dan berharap sang petahana kalah di Pilgub Jateng.
Tapi bagaimana hasilnya, kita tunggu saja 27 Juni nanti...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI