Kepemimpinan adalah sebuah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok atau tujuan bersama ,seperti mewujudkan keadilan ,kesejahteraan ,egalitarian dsb.
Kepemimpinan sendiri hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin . Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasanalasannya.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Pengaruh seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau organisasi menentukan himbauan serta tujuan untuk mencapai visi dan misi. Seorang pemimpin harus mempunyai dan memperlihatkan gaya kepemimpinannya.
Setiap pemimpin mempunyai gaya dan cara memimpin yang berbeda-beda. Kepemimpinan seorang pemimpin mampu membuat pegawainya berprestasi dan memberikan hasil dan kinerja terbaik.
Kota Malang saat ini dipimpin oleh Sutiaji-Edi (Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko) sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang , Sutiaji lahir di Lamongan, Jawa Timur, pada 13 Mei 1964.
Kini, Sutiaji menjabat sebagai Walikota Malang. Sutiaji didampingi Wakil Walikota Sofyan Edi Jarwoko untuk memimpin Kota Malang selama periode 2018-2023.
Sutiaji bukan nama baru di kancah perpolitikan. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Malang dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Malang dari Fraksi PKB . Sutiaji tercatat pernah menjabat sebagai Sekretaris MWC NU Lowokwaru, Wakil Sekretaris NU Cabang Kota Malang, hingga Wakil Ketua NU Cabang Kota Malang.
Di era kepemimpinan Sutiaji Kota Malang tidak mengalami kemajuan yang signifikan dalam berbagai hal seperti penanganan banjir ,jalan  berlubang,hingga Mega Proyek MCC yang masih menjadi polemik  meskipun saat ini Sudah disetujuai dan masuk KUA-PPAS .
Kota Malang memang indah, berhawa sejuk, dan memiliki taman-taman yang menarik hal tersebut sudah tidak dipungkiri namun hal tersebut kelak akan  tinggal cerita kota malang yang berhawa sejuk dan pemandangan yang indah kini berubah menjadi Kota Beton-Beton pertumbuhan laju penduduk hingga pertumbuhan ekonomi menjadikan Kota Malang semakin kehilangan identitas "malangnya" lahan-lahan pertanian habis dan berganti perumahan hingga coffe ,kemacetan hampir disetiap sudut  kota malang yang menjadikan kota ini tidak sejuk lagi,hingga sebutan malang Ijo royo-royo berubah Menjadi Ijo ruko ruko.
Padahal, kota ini memiliki penyakit yang mengerikan. Drainase yang tak tertata dengan baik. Sejak zaman kolonial, banjir sejatinya sudah menjadi langganan. Sejak berpisah dari Pasuruan pada 1914, Pemerintah Gementee Malang kala itu juga kerap disibukkan dengan masalah banjir.
Disamping itu juga minimnya lahan lahan terbuka hijau hingga mampetnya draianse membuat kota malang sering mengalami banjir , Terhitung, beberapa kali banjir besar pernah tercatat dalam sejarah seperti yang tercantum dalam penelitian mengenai Pengelolaan Assainering dan Gorong-gorong Kota Malang era 1914-1940.