Metode yang diterapkan pada studi berikut ialah program pengabdian PLP yang dilakukan di sekolah. Program tersebut dilakukan dengan cara memberi pembelajaran mengenai psikoedukasi melalui permainan pembelajaran. Psikoedukasi ialah prinsip pembelajaran yang dilakukan untuk memberi intervensi yang sifatnya edukatif pada sebuah golongan ataupun perseorangan (Lukens dan McFarlane dalam Siswoyo, 2015). Pemberian psiko-edukasi berikut diterapkan pada peserta didik kelas 4 SDN Paguyangan 02. Â Desain studi yang diterapkan ialah deskriptif. Prinsip sampling yang diterapkan yakni purposive sampling dimana terdiri dari 20 orang peserta didik.
Teknik penghimpunan data yang dikerjakan yakni dengan menerapkan angket/kuesioner. Angket/kuesioner yang diberi memiliki tujuan untuk menilai level pemahaman awal dan akhir partisipan mengenai kemampuan literasi melalui permainan pembelajaran yang telah disesuaikan. Psikoedukasi ini berawal dari proses pemberian modul yang nantinya diterapkan oleh peserta didik selama psiko-edukasi berjalan. Psiko-edukasi diawali dengan pemberian ice-breaking, pemaparan visi psiko-edukasi & pemaparan rule of conduct, dan permainan. Adapula modul yang berisi panduan permainan dan kegiatan siswa pada saat berlangsungnya supaya peserta didik tidak kebingungan dan dapat ikutserta secara aktif sehingga psiko-edukasi menjadi lebih interaktif (Prayogo, dkk, 2020).
Pembelajaran psiko-edukasi diawali dengan beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut: Pada tahapan berikut ialah tahapan permulaan implementasi program yang terbagi ke dalam dua aktivitas. Kegiatan pertama ialah melakukan koordinasi dengan kepala sekolah mengenai program yang akan dilaksanakan beserta perangkat yang diperlukan; Sosialisasi Program, dimana pada tahap ini diadakan penyetaraan pendapat oleh pendidik dengan pemaparan visi, manfaat, implementasi, dan luaran program. Tahap implementasi, ialah tahap penyelenggaraan pembelajaran psiko-edukasi, yakni diawali dengan uji kemampuan awal atau pre-test. Pre-test dilakukan agar bertujuan untuk memahami level keterampilan anak yang berikutnya dimasukkan ke dalam penggolongan perlakuan (Arikunto, 2002) (Ardiansyah, dkk, 2023).
Selanjutnya dilakukan pelaksanaan program yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kurun waktu .... bulan yang dilangsungkan secara rutin pada tiap minggu. Implementasinya disesuaikan dengan jadwal dan mata pelajaran yang diampu. Setelah dilakukan penyelenggaraan program, tahapan paling akhir yakni menyelenggarakan pengujian keterampilan siswa seusai diberi intervensi maupun program. Penyelenggaraan program mengacu pada modul intervensi yang disusun yang berisikan 7 sesi. Sesi ke-satu berfokus pada pengertian visi pembelajaran literasi membaca menulis dan numerasi serta pengembangan chemistry dan komitmen dengan siswa. Sesi ke-2 berfokus pada menganalisis fitur media baca tulis dan numerasi yang didasarkan pada hidup keseharian siswa. Lalu pada sesi ke-3, inti belajar difokuskan pada pengidentifikasian kosa-kata baru dengan menganalisis makna dengan menerapkan fitur teks permainan.
Sesi ke-4 dilakukan dengan memiliki tujuan untuk melakukan pelafalan perkataan dengan intonasi, lafal-kata, dan irama yang betul supaya siswa bisa melakukan penyampaian dan komunikasi dengan benar. Berikutnya pada sesi ke-5, berfokus pada ekspresi pemahaman baca hitung dengan media permainan Sesi ke-6 memiliki tujuan untuk mengembangkan interaksi sosial dan sikap kooperatif antar siswa dalam kegiatan membaca dan menulis dengan media permainan puzzle huruf dan angka. Sesi ke-7 bertujuan agar siswa dapat mengembangkan peta-konsep ataupun mengorganisir pemahaman teks dan penentuan simpulan belajar yang berkaitan dengan hidup keseharian siswa. Semua kegiatan belajar yang kemudian melibatkan semua anak dengan penggunaan Bahasa Indonesia sesuai EYD, lalu dilakukan pengoreksian secara bersama-sama jika ada yang keliru dalam aktivitas baca tulis tersebut. Pada masing-masing sesi, siswa terbagi ke dalam empat kelompok yang memperoleh pendampingan dari dua orang guru sebagai observer dan fasilitator.
Secara keseluruhan siswa memperlihatkan penambahan keterampilan literasi yang diawali dari identifikasi obyek sebagai pondasi proses belajar. Hasil berikut sejalan dengan studi yang diadakan oleh Rekayanti et al. (2019) bahwasanya game edukasi memberikan efek yang positif untuk anak dalam pengenalan obyek ataupun minat pembelajaran peserta didik. Berikutnya ditunjang oleh studi Hewi (2020) yang menitikberatkan pada game dadu, dimana game dadu dapat menambah literasi. Hal yang sama juga dipaparkan oleh Asip et al. (2023) bahwasanya pada khususnya, game yang cocok dengan siswa SD ialah game yang eksploratif, ebergik, imanigatif dan menitikberatkan pada aspek sosial yang sejalan dengan perkembangan emosional siswa. Berikutnya Darubekti et al., (2021) memaparkan bahwasanya game edukasi memberi kegunaan pada keterampilan berbahasa dan pemikiran siswa.
Adapun efek yang ditimbulkan bagi anak setelah terjadi peningkatan kemampuan literasi adalah memiliki peningkatan keterampilan membaca (Hermawan et al., 2020). Pengaruh lain dari adanya peningkatan keterampian literasi adalah adanya peningkatan prestasi yang didapat anak (Amri & Rochmah, 2021). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Tabrani (2023) bahwa anak yang mengalami peningkatan literasi maka hasil belajar anak akan meningkat. Berdasarkan keseluruhan perbandingan uji awal dan uji akhir maka disimpulkan bahwa program pemberdayaan Masyarakat batu lubang Pantai untuk meningkatkan keaksaran dasar menggunakan metode bermain experiental learning Permainan tradisional berdampak pada peningkatan kemampuan anak. Evaluasi dan Monitoring.
Program Psikoedukasi Dengan Permainan Pembelajaran yang sudah diadakan mampu meningkatkan literasi siswa SDN Paguyangan 02. Hal ini dilihat dari adanya peningkatan keterampilan literasi anak sebanyak 40% untuk kategori Literasi Baca Tulis dan 34% untuk Literasi Numerasi pada evaluasi pengisian angket. Adapun saran yang diberi untuk beragam pihak di-harapkan bisa menunjang implementasi literasi dan numerasi. Pihak-pihak terkait seperti orang tua, pemerintah kampung, dan para guru yang terus mendorong dan selalu memodifikasi pembelajaran agar anak tertarik terhadap pembelajaran yang diberikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H