IDENTITAS BUKU
- Judul              : Laut Bercerita
- Penulis            : Leila S. Chudori
- Penerbit           : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
- Tahun Terbit      : Cetakan ke-58, Februari 2023
- Jumlah Halaman   : 379 halaman
- ISBNÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-424-694-5
- Genre              :  Fiksi
SINOPSIS
Jakarta, Maret 1998
Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tambuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik pergerakan para aktivis dan mahasiswa saat itu.
Jakarta, Juni 1998
Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makana kesuakaan Biru Laut. Sang ayang akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.
Jakarta, 2000
Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradan mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Biru Laut, para orang tua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.
KELEBIHAN
Novel karya Leila S. Chudori ini membuat tema yang sangat menarik dalam karyanya yaitu mengusung tema mengenai pada masa Orde Baru. Tema ini menjadikannya layak mendapatkan predikat sebagai salah satu novel historical fiction terbaik.
Dalam novel ini, penggambaran karakter dan suasana terasa sangat nyata, teruatama di bagian yang menggambarkan penyiksaan terhadapt Laut dan teman-temannya yang diperlakukan dengan tidak manusiawi. Dari penggamban tersebut semakin menguatkan fakta bahwa novel ini terinspirasi dari kisah nyata para aktivis yang menjadi korban penculikan pada Maret 1998.