Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menemukan Makna Ketulusan Cinta yang Penuh Inspirasi di Wisma Habibie & Ainun

2 Februari 2025   14:30 Diperbarui: 2 Februari 2025   18:17 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika Pesawat di Perpustakaan Habibie & Ainun (Dokumentasi Pribadi)

Tahun 2025 sudah berganti ke bulan Februari. Bagi saya, tanggal 1 Februari di tahun ini berbeda dengan tanggal 1 Februari di tahun-tahun sebelumnya. Saya akan menobatkan 1 Februari 2025 adalah hari bersejarah untuk perjalanan hidup saya selama ini. 

Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Ya, dari belasan ribu masyarakat Indonesia, saya menjadi 1 orang terpilih yang bisa datang langsung ke rumah Presiden ke-3 Republik Indonesia yaitu (Alm) Bacharuddin Jusuf Habibie dan juga Ibu Negara ke-3 Republik Indonesia (Almh) Hasri Ainun Besari.

Para cucu mereka lebih sering menyapanya dengan sebutan Eyang Habibie dan Eyang Ainun. Kediaman mereka dikenal dengan nama Wisma Habibie & Ainun yang terletak di bilangan Patra Kuningan, Jakarta Selatan.

Bagaimana saya bisa mengunjungi Wisma Habibe & Ainun tersebut? Tentu Saja ini juga merupakan bagian dari campur tangan Sang Ilahi yang memberikan nikmat dan rezeki ini kepada saya. Kalau bukan karena izin-Nya tentu saja saya tidak bisa berkunjung ke sana. 

Bayangkan saja, sejak pengumuman Wisma Habibie & Ainun yang akan dibuka di bulan Februari sudah diumumkan di sosial media mereka pertengahan Januari lalu, masyarakat Indonesia dari berbagai daerah sudah sangat antusias.

Wisma Habibie & Ainun dibuka untuk umum pertama kalinya di tanggal 1 Februari 2025. Suatu kehormatan bagi diri saya sendiri karena bisa menjadi orang pertama yang merasakan langsung untuk berkunjung ke rumah Eyang Habibie dan Eyang Ainun. 

Tiket masuk sebesar Rp175.000 nampak sepadan dengan pelayanan dan benefit yang diberikan bagi pengunjung di sana. Untuk setiap rangkaian tur dibuka hanya setiap Sabtu dan Minggu yang juga dipandu langsung oleh ke-3 cucu dari Eyang Habibie dan Eyang Ainun yaitu Archie Wirija, Putri Habibie, dan Nadia Habibie. 

Peserta yang datang setiap sesi turnya juga dibatasi hanya 45 orang saja yang akan dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah 15 orang yang dipandu oleh 1 cucu Eyang Habibie. 

Saya masuk ke dalam "grup perpustakaan" yang dipandu langsung oleh Archie Wirija. Saya mengenal Kak Archie---demikian saya memanggilnya--- sudah cukup lama. Kami bertemu di tahun 2018 saat saya bergabung dengan sebuah project yang diinisiasi oleh dirinya yaitu Quran Indonesia Project. Tentu saya merasa senang sekali bertemu kembali dengan Kak Archie serta beliau langsung yang menjadi tour guide saya pada tanggal 1 Februari kemarin. Sungguh gak menyangka juga ternyata Kak Archie masih mengingat saya padahal sudah 7 tahun kami tidak bertemu. 

Saya dan Kak Archie Wirija (Dokumentasi Pribadi)
Saya dan Kak Archie Wirija (Dokumentasi Pribadi)

Secara singkat, Kak Archie Wirija memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah cucu langsung dari Kakaknya Eyang Habibie, yaitu Ibu Titi Habibie. Ibu Titi juga merupakan ibunda dari Bapak Adrie Subono. Jadi, Ibunya Kak Archie inilah yang menjadi keponakannya Eyang Habibie. Kak Archie selaku tour guide saya dan 14 orang lainnya saat itu selalu ramah dan menebarkan senyum sama seperti ketika saya bertemu di tahun 2018 lalu.

Pertama-tama, saya dan 14 orang lainnya dipandu oleh Kak Archie untuk melihat-lihat ruangan perpustakaan yang biasanya digunakan oleh Eyang Habibie untuk membaca buku. Saya sangat takjub ketika melihat megahnya perpustakaan Eyang Habibie dengan nuansa arsitektur bergaya klasik namun masih kental dengan budaya Indonesia. 

Di sana, terdapat sekitar 5000 koleksi buku Eyang Habibie yang sebagian besar bukunya berisi tentang kebudayaan. Tidak hanya buku berbahasa Indonesia, namun juga buku berbahasa Inggris terpampang di perpusatakaan megah milik Presiden Republik Indonesia yang menjabat sejak 21 Mei 1998-20 Oktober 1999.

Perpusatakaan megah milik Eyang Habibie dan Eyang Ainun (Dokumentasi Pribadi)
Perpusatakaan megah milik Eyang Habibie dan Eyang Ainun (Dokumentasi Pribadi)

Di dalam perpustakaan juga terdapat koleksi busana yang biasanya digunakan oleh Eyang Habibie dan Eyang Ainun untuk menyambut tamu atau untuk bepergian. Busana mereka nampak anggun dengan gaya yang tidak lekang oleh waktu. 

Tidak hanya koleksi buku dan koleksi busana dari Eyang Habibie, di dalam perpustakaan terdapat berbagai replika pesawat terbang dengan berbagai jenis. Pesawat yang pertama kali dirancang oleh Eyang Habibie untuk Indonesia adalah pesawat N250 yang diluncurkan di tahun 1995. 

Baju pribadi Eyang Habibie dan Eyang Ainun (Dokumentasi Pribadi)
Baju pribadi Eyang Habibie dan Eyang Ainun (Dokumentasi Pribadi)

Replika Pesawat di Perpustakaan Habibie & Ainun (Dokumentasi Pribadi)
Replika Pesawat di Perpustakaan Habibie & Ainun (Dokumentasi Pribadi)

Teman-teman apakah ingat dengan dialog di film layar lebar Habibie & Ainun yang kira-kira begini, "Suatu hari, saya akan buatkan pesawat untukmu Ainun dan untuk bangsa Indonesia" Nah, pesawat N250 ini adalah jawabannya yang juga menjadi kado ulang tahun bagi Eyang Ainun. 

Sungguh romantis sekali perlakuan Eyang Habibie kepada Eyang Ainun. Eyang Habibie sangat memuliakan dan sangat mencintai istrinya. Bahkan beberapa hari setelah kepergian Eyang Ainun, diceritakan dalam sebuah buku bahwa Eyang Habibie nampak mencari sosok Eyang Ainun di setiap sudut rumah karena saking kehilangannya. Hal ini juga diceritakan oleh Kak Archie saat memandu saya dan tim.

Setelah puas menjelajah setiap sudut perpustakaan sembari dijelaskan berbagai cerita di dalamnya, saya dan 14 orang lainnya diajak untuk menuju ke lobby tempat menerima tamu. Lobby itu dinamakan Lobby Bhinneka Tunggal Ika. 

Di sini terdapat berbagai panel budaya dari berbagai suku di Indonesia. Eyang Habibie dan Eyang  Ainun sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Hal ini nampak terlihat di bagian lantai dan atap di lobby yang bergambar seperti peta Indonesia yang sangat menawan. Di lobby juga terpampang foto Eyang Ainun dan Eyang Habibie yang sangat romantis.

Lantai di lobby Bhinneka Tunggal Ika (Dokumentasi Pribadi)
Lantai di lobby Bhinneka Tunggal Ika (Dokumentasi Pribadi)

Lanjut setelah dari Lobby, Kak Archie mengajak kami untuk mengunjungi Taman yang biasa dipakai oleh Eyang Habibie berolahraga dengan berjalan-jalan kecil di area taman pada waktu senjanya. 

Sebelum ke taman, terdapat sebuah jalan yang bernama "Jalan Pencerahan" yang menjadi penghubung antara kediaman pribadi milik Eyang Habibie dengan Perpustakaan milik Eyang Habibie. 

Mengapa dinamakan Jalan Pencerahan? Karena Eyang Habibie semasa hidupnya pernah berkata kalau hidup itu harus seimbang antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan Iman dan Taqwa (IMTAQ). Jadi digambarkan kalau perpustakaan tempat membangun peradaban dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan kediaman Eyang Habibie tersebut tempat membangun peradaban dengan ilmu agama yang selalu dipegang teguh oleh Eyang Habibie dan Eyang Ainun semasa hidupnya serta masih terus dijaga sampai ke anak dan cucunya.

Jalan Pencerahan (Dokumentasi Pribadi)
Jalan Pencerahan (Dokumentasi Pribadi)

Nuansa Taman (Dokumentasi Pribadi)
Nuansa Taman (Dokumentasi Pribadi)

Di area taman yang luas, saya bisa menemukan kedamaian dan kesejukan. Entah mengapa rumah Presiden RI ke-3 ini begitu banyak membuat saya terharu. Di sini adalah bukti cinta dari seorang Eyang Habibie tak hanya untuk istri dan keluarganya tapi juga untuk negara Indonesia. Di area taman juga terdapat berbagai patung yang memiliki makna di dalamnya. Serta terdapat berbagai nama-nama kontributor yang turut serta dalam pembangunan Wisma Habibie ini.

Lanjut dari taman, saya bersama 14 orang lainnya diajak untuk masuk melihat-lihat kediaman Eyang Habibie dan Eyang Ainun semasa hidupnya. Setiap sudut ruangan nampak wangi dan rapi tidak ada barang-barang yang berserakan. 

Kak Archie selaku pemandu tur berkata bahwa semasa hidupnya, Eyang Habibie dikenal sebagai pribadi yang wangi sehingga di setiap penampilannya pun almarhum selalu wangi dan rapi begitupun dengan Eyang Ainun.

Di dalam kediaman pribadinya, banyak terdapat lukisan-lukisan terkenal dari berbagai Maestro lukis Indonesia. Salah satunya adalah lukisan dari Maria Tjui yang merupakan pelukis perempuan pertama di Indonesia. Sebagai informasi, Eyang Habibie menempati rumah di Patra Kuningan ini sejak tahun 1978. Pada tahun 1973, Eyang Habibie yang saat itu tinggal di Jerman bersama Eyang Ainun diminta kembali ke Indonesia oleh Presiden Soeharto. Eyang Habibie diminta untuk memajukan industri pesawat terbang di Tanah Air.

Lukisan di area ruang keluarga (Dokumentasi Pribadi)
Lukisan di area ruang keluarga (Dokumentasi Pribadi)

Kak Archie juga menjelaskan bahwa di setiap momen Idul Fitri, ketika Eyang Ainun masih ada, selalu menyelenggarakan acara open house yang diperuntukkan bukan hanya untuk tamu-tamu penting seperti para Menteri dan para Duta Besar tapi juga untuk masyarakat Indonesia dari berbagai daerah yang dekat dengan tempat tinggal ataupun dari daerah lainnya. Eyang Ainun selalu menyalami para tamu satu per satu tanpa diwakili dengan siapapun karena Almarhumah begitu memuliakan tamu semasa hidupnya.

Ruang keluarga tempat Open House (Dokumentasi Pribadi)
Ruang keluarga tempat Open House (Dokumentasi Pribadi)

Kemudian, setelah melihat-lihat area ruang makan dan ruang keluarga, saya dan grup diajak untuk mengunjungi pendopo. Di area ini terdapat foto Eyang Habibie dan Eyang Ainun dalam balutan busana formal saat masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. 

Ruang pendopo ini dibangun tahun 1992 dan ruangan ini menjadi tempat bersejarah saat Eyang Habibie mengambil keputusan besar untuk menerima estafet kepempinan menjadi Presiden di kala Indonesia tengah menghadapi krisis moneter di tahun 1998. Presiden Soeharto secara resmi mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 yang setelahnya digantikan dengan Eyang Habibie yang saat itu menjadi Wakil Presiden. 

Di ruangan pendopo, saya dan 14 orang lainnya disuguhkan minuman khas (signature drink) yang disukai oleh Eyang Habibie semasa hidupnya. Minumannya terasa enak sekali bagi saya yang baru pertama kali untuk mencicipinya. Di samping itu saya dan lainnya disuguhkan makanan ringan tampak seperti kue jajanan pasar yang namanya kalau tidak salah adalah semacam pastel atau karipap dengan isian daging melimpah di dalamnya. 

Saya dan grup juga diajak ke tempat di mana jasad Eyang Habibie dan Eyang Ainun disemayamkan sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Di sini diperdengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari yang berjudul Cinta Sejati. 

Hal ini membuat saya hampir menangis lantaran ingat dengan sosok Eyang Habibie dan Eyang Ainun yang sudah banyak berjasa untuk Indonesia. Kak Archie pun meminta kami semua untuk mengeningkan cipta dan turut mendoakan Almarhum dan Almarhumah agar mendapatkan ketenangan dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.


Tur bersejarah ini dimulai pada pukul 09.30 dan berakhir pada pukul 11.30. Waktu terasa cepat untuk saya pribadi karena jujur saya masih ingin berlama-lama di sana, tempat yang memberikan kesejukan dan kedamaian di hati. Sebelum pulang, ada sesi foto dengan semua pengunjung yang totalnya kisaran 45 orang lengkap dengan tiga orang Habibie Ambassador-nya yaitu Putri Habibie, Nadia Habibie, dan Archie Wirija. Kami semua juga diberikan merchandise sebagai kenang-kenangan yang hanya bisa didapatkan ketika berkunjung ke Wisma Habibie dan Ainun. 

Sebelum mengakhiri artikel saya, pengunjung Wisma Habibie & Ainun juga dibatasi ya usianya, jadi hanya orang-orang yang berusia 17 tahun ke atas saja yang dapat masuk ke tempat ini. 

Terima kasih untuk yang sudah baca tulisan sederhana ini dari saya, semoga teman-teman yang membacanya dapat merasakan juga kebahagiaan yang saya rasakan sekarang karena telah menjadi salah satu pengunjung pertama ke Wisma Habibie & Ainun ini! 

Merchandise resmi dari Wisma Habibie & Ainun (Dokumentasi Pribadi)
Merchandise resmi dari Wisma Habibie & Ainun (Dokumentasi Pribadi)

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun