Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menemukan Makna Ketulusan Cinta yang Penuh Inspirasi di Wisma Habibie & Ainun

2 Februari 2025   14:30 Diperbarui: 2 Februari 2025   18:17 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sini terdapat berbagai panel budaya dari berbagai suku di Indonesia. Eyang Habibie dan Eyang  Ainun sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Hal ini nampak terlihat di bagian lantai dan atap di lobby yang bergambar seperti peta Indonesia yang sangat menawan. Di lobby juga terpampang foto Eyang Ainun dan Eyang Habibie yang sangat romantis.

Lantai di lobby Bhinneka Tunggal Ika (Dokumentasi Pribadi)
Lantai di lobby Bhinneka Tunggal Ika (Dokumentasi Pribadi)

Lanjut setelah dari Lobby, Kak Archie mengajak kami untuk mengunjungi Taman yang biasa dipakai oleh Eyang Habibie berolahraga dengan berjalan-jalan kecil di area taman pada waktu senjanya. 

Sebelum ke taman, terdapat sebuah jalan yang bernama "Jalan Pencerahan" yang menjadi penghubung antara kediaman pribadi milik Eyang Habibie dengan Perpustakaan milik Eyang Habibie. 

Mengapa dinamakan Jalan Pencerahan? Karena Eyang Habibie semasa hidupnya pernah berkata kalau hidup itu harus seimbang antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan Iman dan Taqwa (IMTAQ). Jadi digambarkan kalau perpustakaan tempat membangun peradaban dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan kediaman Eyang Habibie tersebut tempat membangun peradaban dengan ilmu agama yang selalu dipegang teguh oleh Eyang Habibie dan Eyang Ainun semasa hidupnya serta masih terus dijaga sampai ke anak dan cucunya.

Jalan Pencerahan (Dokumentasi Pribadi)
Jalan Pencerahan (Dokumentasi Pribadi)

Nuansa Taman (Dokumentasi Pribadi)
Nuansa Taman (Dokumentasi Pribadi)

Di area taman yang luas, saya bisa menemukan kedamaian dan kesejukan. Entah mengapa rumah Presiden RI ke-3 ini begitu banyak membuat saya terharu. Di sini adalah bukti cinta dari seorang Eyang Habibie tak hanya untuk istri dan keluarganya tapi juga untuk negara Indonesia. Di area taman juga terdapat berbagai patung yang memiliki makna di dalamnya. Serta terdapat berbagai nama-nama kontributor yang turut serta dalam pembangunan Wisma Habibie ini.

Lanjut dari taman, saya bersama 14 orang lainnya diajak untuk masuk melihat-lihat kediaman Eyang Habibie dan Eyang Ainun semasa hidupnya. Setiap sudut ruangan nampak wangi dan rapi tidak ada barang-barang yang berserakan. 

Kak Archie selaku pemandu tur berkata bahwa semasa hidupnya, Eyang Habibie dikenal sebagai pribadi yang wangi sehingga di setiap penampilannya pun almarhum selalu wangi dan rapi begitupun dengan Eyang Ainun.

Di dalam kediaman pribadinya, banyak terdapat lukisan-lukisan terkenal dari berbagai Maestro lukis Indonesia. Salah satunya adalah lukisan dari Maria Tjui yang merupakan pelukis perempuan pertama di Indonesia. Sebagai informasi, Eyang Habibie menempati rumah di Patra Kuningan ini sejak tahun 1978. Pada tahun 1973, Eyang Habibie yang saat itu tinggal di Jerman bersama Eyang Ainun diminta kembali ke Indonesia oleh Presiden Soeharto. Eyang Habibie diminta untuk memajukan industri pesawat terbang di Tanah Air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun