Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini Alasan Profesi Penulis Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata

24 Oktober 2022   16:58 Diperbarui: 25 Oktober 2022   20:00 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penulis (Sumber: Kompas.com)

Hingga tahun 2022 kini, saya masih teringat betul salah satu perkataan senior editor salah satu penerbit kenamaan Indonesia ketika saya mampir ke kantornya di tahun 2017 lalu. 

"Dengan menulis dapat mengangkat derajat seseorang." Begitu tutur beliau yang sampai saat ini menjadi salah satu alasan mengapa saya menekuni profesi sebagai penulis.

Ketika saya mengikuti workshop kepenulisan dari Raditya Dika yang juga merupakan salah satu penulis ternama Indonesia, Bang Dika---demikian biasa beliau disapa mengungkapkan bahwa dengan menulis membuka peluang dan kesempatan baru yang mungkin kita tidak pernah terbayang sebelumnya. 

Karena, sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa Bang Dika dahulunya adalah seorang blogger yang kemudian tulisannya di dalam blog berhasil dibukukan oleh salah satu penerbit mayor Indonesia, dan kini Bang Dika bukan hanya berprofesi sebagai penulis buku saja, melainkan sebagai Youtuber, Sutradara film, dan Standup Comedian.

Sejenak kita tinggalkan dahulu pembahasan mengenai Raditya Dika, dan kita membahas kembali ke judul yang sudah saya tulis di awal "Kini Profesi Penulis Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata." 

Well, memang di kalangan orang tua kita, kakek-nenek kita, om-tante kita ketika ditanya "Kamu kerja apa sekarang?", kemudian kita jawab "Saya seorang penulis" dianggap masih kurang prestisius dan menjanjikan untuk masa depan.

Pasalnya berprofesi sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai BUMN masih menjadi "Top of Mind" yang kerap kali menjadi acuan "Calon Menantu Idaman" ketika kita menyandang status di dalam pekerjaan tersebut. 

Profesi penulis kerap kali bukan menjadi profesi yang dielu-elukan, bahkan tak jarang saya juga mendengar, ada yang bilang "Nulis doang mah, gampang!"

Baik, mari coba kita lihat sekarang, di mana sekarang ini kita sudah masuk kepada era digital. Kini, perusahaan-perusahaan di Indonesia pun juga membuka lowongan pekerjaan yang lebih meluas lagi. Contohnya: Content Writer, UI/UX Writer, SEO Writer, dan lain sebagainya. 

Di masa sekarang pun, banyak sekali perusahaan yang membuka lowongan untuk menjadi seorang freelance writer, di mana seorang freelance ini dibayar untuk menulis artikel-artikel sesuai brief yang diberikan perusahaan dan setelah artikel yang ditulis mereka jadi, maka artikel tersebut di-posting di website perusahaan atau menjadi potongan caption di Instagram perusahaan mereka. 

Well, kita bisa lihat profesi penulis kini banyak diminati dan dicari oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Lalu, bagaimana tips untuk produktif menulis bagi penulis pemula agar keahlian menulisnya selalu meningkat? Mungkin ada 3 tips yang bisa saya bagikan kepada teman-teman pembaca semua, yaitu:

1. Perbanyak Membaca

Penulis sangat erat kaitannya dengan aktivitas membaca. Membaca apa yang dimaksud? Bisa membaca buku, bisa membaca jurnal, bisa membaca koran, ataupun bisa membaca artikel dari media daring. 

Bukan tanpa sebab, penulis itu harus gemar membaca. Karena dengan membaca, seorang penulis akan lebih banyak kata atau referensi berbahasa sebagai bahan membuat tulisan. 

Jika kamu adalah seorang penulis artikel (Content Writer) maka, perbanyak membaca serta mengamati gaya menulis artikel dari media-media daring .

Jika kamu seoarang penulis buku, maka sering-seringlah mampir ke toko buku untuk sekadar membaca dan mengamati jenis buku apa yang bisa terpampang di rak buku "Best Seller." Bolehkah meniru gaya tulisan orang lain? 

Ilustrasi penulis (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi penulis (Sumber: Kompas.com)

Meniru gaya tulisan diperbolehkan asal tidak sama persis, karena setiap penulis punya gaya menulis sendiri-sendiri. Ada baiknya kamu "Just be yourself" karena setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri.

2.) Perbanyak Ikut Workshop/Webinar Kepenulisan

Di era digital saat ini, kita harus banyak-banyak bersyukur. Pasalnya, saat ini belajar atau mencari ilmu tak harus selalu datang ke tempat dan bertemu guru/mentor secara langsung, saat ini dengan kecanggihan teknologi, kita tetap bisa belajar dan mencari ilmu lewat workshop online atau webinar. Di mana saja dan kapan saja, tak terbatas jarak kita tetap bisa belajar. 

Masa depanmu adalah kamu sendiri yang menentukan. Jika kamu bertekad ingin menjadi penulis profesional, maka tekad itu harus dibuktikan dengan tindakan nyata dengan menginvestasikan sebagian dari pendapatan kita untuk ikut workshop atau webinar kepenulisan. Masa jajan kopi sering-sering bisa, ikut workshop atau webinar sebulan sekali nggak bisa? hehe.

3.) Buatlah Sehari Satu Tulisan

Ingin menjadi penulis yang profesional, tentu tak akan bisa apabila kita juga hanya sekadar bersantai-santai tanpa ada karya yang kita hasilkan. 

Ingin menjadi penulis profesional ya harus diasah dengan menulis pula. Usahakan menulis satu hari satu tulisan minimal 500 kata untuk artikel. Lalu kalau menulis singkat seperti caption di Instagram boleh ngga? 

Ya, tentu boleh dong, tapi buat tulisan walau singkat bisa meng-influence pembaca. Kerapkali dialami seorang penulis termasuk saya sendiri adalah dari mana menemukan ide untuk menulis. 

Ketika saya ikut event Nangkring bersama Kompasiana, 15 Oktober 2022 lalu, di mana salah satu narasumbernya adalah Ibu Christie Damayanti, di sana beliau berkata bahwa ide menulis bisa didapatkan dari mana saja, dari apa yang kita jumpai, kita dengar, kita rasakan itu bisa menjadi bahan dan ide untuk menulis. Bahkan kata Ibu Christie, seekor cicak saja bisa menjadi bahan dan inspirasi untuk membuat tulisan, lho!

***

Jadi, intinya adalah ketika kamu memutuskan untuk menekuni pekerjaan sebagai seorang penulis lakukanlah dengan sepenuh hati dan jangan lakukan dengan setengah-setengah. 

Kini, profesi penulis tidak bisa dianggap sebelah mata dan kini profesi penulis bisa menjanjikan untuk masa depan. Dengan menulis, banyak terbuka kesempatan-kesempatan baru yang bahkan kamu tidak pernah duga sebelumnya. 

Terima kasih Kompasiana telah menjadi salah satu wadahku untuk menulis artikel hingga kini. Selamat ulang tahun ke-14 Kompasiana! (DEW)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun