"Dengan membaca, kamu akan mengenal dunia. Namun dengan menulis, dunia akan kenal kamu."
Itu merupakan ungkapan yang saya pernah tulis sekitar 5 tahun yang lalu, saat saya menjadi juara ke-2 dalam Ajang Penganugerahan Jurnalistik tingkat Nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia.Â
Dari kata-kata itulah yang membuat saya semakin jatuh cinta terhadap dunia kepenulisan bahkan sampai saat ini.
Seiring berjalannya waktu, saya menemukan berbagai macam teman dari kalangan penulis dengan gaya tulisan yang berbeda-beda gayanya.Â
Saya banyak belajar dari mereka. Tak hanya saya belajar dari penulis-penulis kenamaan Indonesia seperti Raditya Dika yang kelas menulisnya sudah lebih dari 2 kali saya ikuti.
Baru-baru ini, saya banyak belajar dari salah seorang teman saya yang merupakan penulis buku juga.Â
Ramadhan Eka Putra---atau yang saya biasa sapa dengan Mas Rama merupakan penulis dari buku bergenre horor fiksi yang berjudul "Mereka Ada Vol 2" yang diterbitkan oleh penerbit Loveable di tahun 2021 lalu.
Saya pernah bertanya padanya, "gimana sih cara membuat tulisan yang asyik dibaca?", lalu dia memberikan tipsnya yang menurut saya akan sayang jika saya nikmati sendiri, lebih baik saya bagikan juga bagi pembaca kompasiana di sini. Yuk mari kita simak:
Penulis Itu Punya Gayanya Sendiri, Temukan Gayamu!
Poin pertama, saya sangat setuju dengan hal ini. Karena saya pun sebagai penulis menganut aliran seperti ini "penulis punya gayanya sendiri."Â
Kita ngga bisa memaksakan semua orang suka dengan tulisan kita, karena you know that? Setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri, seperti jodoh yang akan menemukan jalannya sendiri. Jadilah unik dengan gayamu sendiri.Â
Saya pernah belajar di kelasnya Bang Raditya Dika bahwa ide menulis itu bisa berasal dari kejadian yang kita alami atau kegalauan hati kita.Â
Jadi, kamu ngga perlu jadi diri orang lain. Cukup jadi dirimu sendiri, maka pembaca pun lama kelamaan akan tahu bahwa inilah gaya menulis kita yang jujur dan tanpa dibuat-buat.
Perbanyaklah Membaca Buku dari Penulis Ternama
Saya pun sering ditanya "kalau kita mau jadi penulis, bisa ngga kalau kita ngga suka baca buku?" maka dengan yakin saya akan menjawab "maaf ngga bisa." Karena apa? Karena kalau kamu mau atau siap jadi penulis, maka kamu harus rajin membaca buku.Â
Coba kamu tanyakan ke beberapa penulis ternama di Indonesia, sudah berapa banyak buku yang mereka baca? Pasti jawabannya ratusan.Â
Saya saja yang masih penulis amatiran ini, saya menyempatkan di setiap akhir pekan untuk membaca setidaknya 1 buku, agar saya bisa menjaga atau menambah perbendaharaan kata bagi tulisan saya. Itu mutlak adanya yang terjadi, kalau kamu ingin jadi penulis, kamu harus rajin baca buku.Â
Minimal cinta dulu aja ke toko buku sekalian berafirmasi bahwa suatu saat nanti bukumu akan terpampang di salah satu rak dengan tulisan "best seller."Â
Dengan membaca buku dari para penulis ternama, kita bisa jadi paham bagaimana mereka menyusun kalimat, bagaimana mereka menyusun alurnya, dialog dan tokohnya.
Memulai Kalimat Pertama dalam Tulisan
Saya percaya, membuat tulisan yang bisa diterima di hati para pembaca, awalnya dimulai dari kalimat pertama yang si penulis akan tuliskan. Pilihlah kalimat yang santai namun bermakna.Â
Contoh, karena saya banyak menulis untuk artikel dan ketika saya diminta untuk menuliskan artikel dengan tema "Penyuluhan Narkoba di SDN X", saya tidak akan memulai dengan kalimat pertama: "Pagi ini di SDN X akan diadakan penyuluhan Narkoba dari Badan Narkotika Nasional", tapi saya akan memulainya dengan kalimat ini: "Narkoba adalah musuh besar bangsa ini, penghancur generasi muda bangsa. Berapa banyak pemuda Indonesia yang tak bisa mengecap indahnya masa depan mereka hanya karena barang haram ini."Â
Tentu beda bukan antara kalimat pembuka yang pertama saya tuliskan dengan kalimat pembuka yang kedua saya tuliskan, lebih meaningfull yang kedua pastinya ya?
Sama seperti novel atau buku fiksi pun sama, pilihlah kalimat pembuka yang membuat pembaca semakin penasaran untuk baca lebih lanjut lagi, lagi, dan lagi.
"So, saran gue buat kalian yang mau nulis, start early with your first sentence. Then, let your soul guide hand. Jangan takut salah. Kita ngga pernah tau cerita seperti apa dan gaya menulis seperti apa yang menarik orang-orang." Tutur Ramadhan Eka Putra
***
Untuk menjadi penulis profesional memang perlu waktu bahkan latihan yang tidak hanya satu atau dua kali.Â
Kuncinya adalah kita mau belajar atau tidak. Menulis adalah sebuah bakat yang Tuhan titipkan bagi sebagian orang, tak semua orang dianugerahkan bakat menulis oleh Tuhan.Â
Nah, bagi yang sudah anugerahkan bakat menulis, mari kita maksimalkan lagi. Tulislah hal yang memberikan dampak positif bagi pembaca.Â
Dampak positif tak hanya dari tulisan berbentuk artikel saja lho, tapi bisa juga dari sebuah novel atau karya fiksi. So. Teruslah berkarya rekan-rekanku sesama penulis! (DEW)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI