Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Makna Sumpah Pemuda untuk Milenial, Perbanyak Karya Bukan Bergalau Ria

28 Oktober 2018   20:05 Diperbarui: 29 Oktober 2018   15:31 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama bahwa pada setiap tanggal 28 Oktober, diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Jika kita menilik sejenak kepada peristiwa ini, Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, yakni pada tanggal  27-28 Oktober 1928 di Jakarta. 

Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia." Apakah kamu masih ingat teks dari Sumpah Pemuda? Jika kamu lupa, saya akan ingatkan:

Pertama:
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia

Kedua:
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Ketiga:
Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Lalu, apakah ada korelasi antara artikel yang saya akan tulis berikut ini dengan makna Hari Sumpah Pemuda? Yes of course! Sebelumnya, kita tidak akan asing lagi mendengar ungkapan dari Presiden Republik Indonesia pertama yakni Ir. Soekarno berikut ini, "Berikan aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia." Sebegitu besarnya kontribusi pemuda dan pemudi untuk kemajuan bangsa, bukan? Ya, karena di tangan pemuda dan pemudilah sebuah peradaban akan berubah.

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk mewawancarai langsung para pemuda dan pemudi yang di usia mudanya, sudah berinovasi untuk menciptakan sebuah bisnis. Zaman sekarang, adalah zaman di mana para anak muda sudah tidak malu lagi untuk berinovasi menciptakan sebuah bisnis. 

Karena, di zaman sekarang pun, pemasaran bagi sebuah bisnis juga sangat mudah dengan bantuan sosial media. Banyak anak-anak muda yang berlomba-lomba menciptakan sebuah inovasi dan terobosan untuk bisnis mereka. 

Para anak muda yang berhasil saya wawancarai tersebut, rata-rata mereka masih berstatus mahasiswa dan mahasiswi di sebuah perguruan tinggi, ESQ Business School. 

Walaupun masih berstatus mahasiswa dan mahasiswi, tapi tak memudarkan semangat mereka untuk terus berinovasi dan berkarya. Penasaran bagaimana kisah mereka? Simak sedikit ulasannya berikut ini:

1. Nurjihan Khairunisa, Shan Annabel, dan Andi Ahmad berbisnis produk "Chocolab"

dokumen pribadi
dokumen pribadi

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ketiga anak-anak muda yang masih duduk di bangku kuliah di semester 7 ini, berbisnis produk minuman yang dinamakan "Chocolab." Ketika saya bertanya tentang bisnis ini, mereka mengatakan bahwa bisnis ini adalah sebuah bisnis minuman berbahan dasar coklat asli. 

Ketika saya menemui langsung salah satu owner yang bernama Nurjihan, dia berkata bahwa, bisnis "Chocolab" ini mulai berdiri pada tanggal 18 Agustus 2017. 

Artinya sudah setahun yang lalu bisnis ini didirikan Jihan dan kedua temannya. Sebagian besar orang hanya mengetahui coklat yang terkenal berasal dari Eropa. Namun fakta yang mencengangkan adalah Indonesia penghasil cokelat terbesar ke 3 di dunia. 

Berangkat dari fakta tersebut inilah yang melatarbelakangi Jihan dan kedua temannya untuk mengangkat coklat hasil bumi pertiwi ke hadapan dunia, untuk memperkenalkan coklat Indonesia ke hadapan dunia dengan membuat sebuah bisnis produk minuman berbahan dasar coklat. 

Karena menurutnya, minuman berbahan dasar coklat asli keberadaannya masih sangat jarang sekali untuk dijumpai. Maka dari itu, Jihan dan kedua temannya membuat produk ini

2. Nabila Eka Salma, berbisnis di bidang seni lukis yang diberi nama "Orlinhenna"

Foto dari Nabilla Eka Salma, Founder
Foto dari Nabilla Eka Salma, Founder

Karya henna dari Nabilla Eka Salma (Sumber: dokumen pribadi)
Karya henna dari Nabilla Eka Salma (Sumber: dokumen pribadi)

Nabilla Eka Salma, seorang mahasiswi yang masih duduk di bangku kuliah di ESQ Business School (EBS) angkatan ke-4 jurusan manajemen bisnis ini menekuni bisnis yang sesuai dengan passion-nya sebagai Henna Art Creator sejak tahun 2016 lalu. 

Billa---sapaan akrab dari Nabilla Eka Salma bercerita, bahwa dia menekuni bisnis di bidang seni lukis, namun seni lukis yang dimaksud bukan pada bidang kertas atau kanvas, tapi bidang yang ia gunakan adalah tangan, khususnya adalah tangan para wanita dengan menggunakan Henna sebagai bahannya. 

Menurut penuturannya, "Orlinhenna" sudah berdiri sejak tahun 2016. Kenapa bernama Orlin? Karena nama Orlin sendiri dari bahasa Yunani yang memiliki arti yaitu berkilau keemasan, di mana dia mengharapkan bisnis ini akan tetap terus berkilau selamanya seperti indahnya kilauan emas.

Ketika saya mewawancarainya langsung, Billa membagi tips-tipsnya bagi naka-anak muda yang ingin terjun ke dunia bisnis seperti dirinya bahwa ada 4 hal utama yang bisa dijadikan pedoman, yakni:

Harus Tahu Dulu Prioritas Utama 
Jika yang menjadi prioritas utama adalah kuliah, sebisa mungkin kita harus tetap fokus belajar pada saat kuliah.

Memanfaatkan peluang yang ada
Menurutnya, seorang yang telah terjun di dunia bisnis itu harus sering memanfaatkan peluang yang ada di depan mata. Jangan sampai peluang-peluang baik terbuang sia-sia begitu saja. 

Misalnya, Billa bercerita bahwa ia pernah membuka booth Henna di sebuah mall di kota Jawa Tengah pada waktu liburan semester. Dia menyewa tempat sekitar untuk 1 bulan. Omzet yang didapat selama buka booth di sana sekitar 6 juta rupiah. Alhamdulillah sangat jauh dari estimasi.

Tetap Belajar dan Berlatih
Ini dilakukan agar tangan tidak kaku. Jangan merasa puas terhadap apa yang sudah didapatkan.

Komitmen
Penting bagi seseorang pebisnis itu mempunyai komitmen agar Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun.

3.Iqbal Adinara Faruqi, konsisten untuk mendirikan startup bernama "Replay Sport"

Iqbal Adinara, Founder Replay Sport (Dokumen Pribadi Iqbal Adinara)
Iqbal Adinara, Founder Replay Sport (Dokumen Pribadi Iqbal Adinara)

Website Replay Sport (Dokumen Pribadi)
Website Replay Sport (Dokumen Pribadi)
Selanjutnya, Saya berkesampatan untuk mewawancarai langsung Iqbal Adinara Faruqi, mahasiswa semester 7 jurusan sistem informasi di ESQ Business School (EBS) ini memulai terjun ke dunia bisnis dengan mendirikan bisnis di bidang digital yang diberi nama "Replay Sport." 

Jadi, "Replay Sport" adalah sebuah platform untuk para penggiat futsal yang dapat membantu booking lapangan serta mempertemukan antar pemain & tim futsal dalam sebuah liga indie/online, tidak seperti kebanyakan platform sejenisnya (olahraga) yang hanya membantu booking lapangan saja.

Ketika saya bertanya mengenai latar belakang berdirinya bisnis ini, Iqbal---sapaan dari Iqbal Adinara Faruqi ini bercerita bahwa, awal mula berdirinya bisnis ini adalah, berawal dari kegelisahan Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal ESQ Business School, yang sering kali kesulitan menemukan lapangan futsal yang dekat dari kampus untuk dijadikan tempat latihan. 

Tak sampai di situ bahkan sesekali sulit untuk menemukan sparing partner dengan tim futsal kampus lain karena waktu dan tempat yang tidak sesuai dan masalah tersebut ternyata hal yang sering terjadi kepada penggiat olahraga futsal lainnya yaitu sulitnya mencari lapangan terdekat dengan jadwal yang kosong dan sulitnya mencari teman bermain futsal dengan waktu yang sesuai. 

terlebih jika harus membayar uang DP dulu ke lokasi lapangan secara langsung yang membuat semakin ribet. Berangkat dari kegelisahan dalam hatinya tersebut, Iqbal bersama rekan-rekannya membuat startup "Replay Sport" ini.

3. Muhammad Ravi Cahya Ansor, berbisnis "Rafin's" agar Karya Anak Bangsa Tidak Dipandang Sebelah Mata

Foto Muhammad Ravie Cahya Ansor (Dokumen Pribadi)
Foto Muhammad Ravie Cahya Ansor (Dokumen Pribadi)

Produk Rafins Snack (Dokumen Pribadi)
Produk Rafins Snack (Dokumen Pribadi)

Selanjutnya adalah Muhammad Ravie Cahya Ansor, Mahasiswa yang masih duduk di semester 6 ini dan tergolong masih menjadi mahasiswa baru di kampus, sudah mulai terjun ke dunia bisnis. 

Ia berinovasi untuk membuat produk di bidang snacks (makanan ringan). Makanan ringan ini adalah berbentuk crispy fish skin Karena makanan ringan, sebagian besar sangat disukai di kalangan anak-anak muda. Ketika saya mewawancarainya, dia berkata bahwa dia mendirikan bisnis ini belum lama. 

Bisnis ini berdiri sejak 3 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 14 Agustus 2018. Awal mula munculnya ide produk ini ialah dari keresahan hatinya akan banyaknya peminat dari snack sejenis namun lebih memilih impor dari Singapura. Berangkat dari hal tersebut inilah dirinya membuat produk "Rafins." Target awalnya ialah membuat produk propaganda untuk melawan produk impor tersebut. 

Adapun 2 hal yang paling dia tekankan disini adalah rasa nasionalisme dengan membeli produk Indonesia dan harga yang "bumi langit," yang mana produk sejenis bisa dibanderol dengan harga 175.000 per 100 gram kita hanya menjual sekitar 18.000 per 50 gram-nya. 

Jadi dari rasa tingginya nasionalis serta dicocokan tingkat marketnya ternyata snack ini bisa cukup booming juga. Dia ingin pula membuat produk-produk yang dihasilkan anak bangsa tidak dipandang sebelah mata.

Jadi apakah inti dari hasil ulasan wawancara di atas yang telah sata tulis? Intinya adalah, "masih muda perbanyak karya, bukan bergalau ria di sosial media. Masih muda perbanyak prestasi, bukan menggalaukan diri dengan hal yang tidak pasti." 

Ya, kita sekarang ini bisa melihat bukan, banyak anak-anak muda yang memanfaatkan sosial media yang dipunya hanya untuk menggalaukan diri dengan hal-hal yang tidak pasti. Putus cinta? Galau. Akhirnya buat status atau caption-caption galau.

Padahal kita bisa mencontoh ketiga anak-anak muda seperti di atas untuk berkarya dengan berinovasi membuat produk-produk seperti di atas. Dan dari perbincangan saya dan teman-teman mahasiswa tersebut, saya jadi ingin menyimpulkan kiat-kiat untuk terjun memulai bisnis di usia muda, yakni:

1. Jangan ragu untuk memulai karena kesempatan baik biasanya tak akan datang dua kali. Karena kita tidak akan tahu jika kita belum mencobanya

2. Selalu berusaha dan tak lupa untuk selalu berdoa kepada Sang Maha Pencipta

3. Selalu berinovasi, buat sesuatu yang baru, jangan malu untuk mem-branding diri dengan hal yang positif dan inspiratif

4. Jangan malas untuk belajar hal-hal baru, invest-kan diri kalian pada ilmu yang bermanfaat dan perbanyak kenalan di bidang bisnis yang sejenis maupun berbeda dan yang paling utama juga adalah selalu minta doa dari orangtua kita.

Oke, sekian artikel saya kali ini dalam merefleksikan makna Hari Sumpah Pemuda. Yuk, jadi pemuda yang membawa perubahan bagi kemajuan bangsa! (DEW)

*Mohon maaf nulis artikelnya panjang, udah lama gak nulis di mari soalnya hehe

*Anyway, Selamat Hari Jadi yang ke-10 Kompasiana! Sukses dan berkah selalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun