Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Antara Dilan, Milea, dan Netizen yang "Kepo" Maksimal

7 Februari 2018   12:04 Diperbarui: 7 Februari 2018   18:10 2627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diceritakan bahwa Ronny menyatakan cintanya kepada Diana melalui pesan singkat di Whatsapp. Diana menolaknya juga melalui Whatsapp. Alasannya, Diana sudah memiliki tambatan hati. Karena sakit hati, Ronny pun melempar handphonenya dan meluapkan kemarahannya dengan membanting gelas.

Coba bandingkan dengan yang ini

Hati Ronny berdebar tatkala HP-nya berdering. Ada notifikasi Whatsapp masuk. Tangannya dan juga hatinya gemetar saat membukanya. Whatsapp yang sangat ia tunggu-tunggu. Bagaimana tidak? Whatsapp perjuangan hidup dan mati dalam memperjuangkan cintanya dengan Diana. Apakah Diana menerima cintanya? Apakah Diana mempunyai perasaan yang sama terhadapnya?

"Maaf, Ron. Bukan tidak mau menerima cintamu. Tapi, untuk saat ini sudah ada yang singgah di hatiku."

Hatinya pedih menatap kenyataan. Diana seorang gadis yang begitu didambakan telah menjalin cinta dengan laki-laki yang entah siapa namanya. Ia mengenggam HP-nya erat-erat, lalu melemparkan sekenanya. HP-nya. Hatinya sakit bagai tertusuk ribuan duri.

Nah lebih enak dibaca yang mana? Pasti lebih menyayat hati yang bagian bawah bukan?

3. Penulis tidak perlu memaksakan konflik

Ketika kisah yang kita tulis adalah kisah nyata, maka kita harus menyajikan konflik yang apa adanya dengan sajian yang sedikit dilebihkan. Sama seperti yang sudah saya tulis di poin nomor dua, konfilknya simpel saja: ditolak cinta. Namun, gaya penyajiannya yang menyayat-nyayat hati pembaca itulah yang membuat cerita lebih greget.

***

Ya, kehidupan seorang penulis memang tak pernah lepas dari keingintahuan pembaca. Perihal, siapa tokoh di balik nama yang ada dalam bukunya? Apakah itu kisah nyata? Dari mana inspirasinya? Sah-sah saja jika pembaca menanyakan hal demikian. Namun, betul apa yang disampaikan oleh Iqbaal Ramadhan dalam postingan di Instastory-nya. 

Sebaiknya tak perlu lah berusaha keras untuk mengungkap siapa sosok Dilan dan Milea di dunia nyata. Cukup Ayah Pidi saja selaku penulis yang tahu siapa sosok nyata tersebut? apakah memang benar Pidi Baiq adalah Dilan yang asli? Sekali lagi, tugas netizen Indonesia, cukup hanya menghargai karya-karya dari para penulis dan para sineas Indonesia. Beli buku yang asli (bukan yang bajakan apalagi sampai ngemis-ngemis minta PDF yang bajakannya, jangan yaaa!) serta nonton filmnya di bioskop dengan tidak spoiler apalagi sampai merekamnya di dalam bioskop. Urusan siapa Dilan dan Milea yang asli biarlah penulisnya saja yang tahu, penonton dan pembaca tidak usah kepo maksimal! Dan good job banget lah buat Ayah Pidi, yang udah berhasil membuat penasaran satu Indonesia tentang siapa Dilan dan Milea yang asli di dunia nyata. Keren, yah! (DEW)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun