Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Cara Atasi Galau Melihat Teman yang Menikah Lebih Dulu

20 Juli 2017   10:40 Diperbarui: 10 November 2017   13:28 9070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca hari Raya Idul Fitri terlihat banyak yang melangsungkan pernikahan. Karena dianggap bulan Syawal (bulan dalam penanggalan tahun islam) adalah bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

Semua sosial media, mulai dari instagram sampai facebook, seakan tanpa ampun menghujani kita dengan foto-foto pernikahan maupun foto-foto lamaran.

Bagi yang belum punya pasangan alias kaum 'Singlewan' dan kaum 'singlewati' tentu, dihujani foto-foto pernikahan yang sangat deras di sosial media akan sangat menyayat hati dan sangat membuat nelangsa. Kadang, ingin rasanya menghapus akun-akun sosial media yang kita punya, agar terhindar dari melihat foto-foto pernikahan.

Untuk para single yang sewaktu kumpul bersama saudara ketika hari Raya Idul Fitri kemarin berhasil melewati pertanyaan "kapan nikah" dengan santai dan tidak terbawa emosi, saya ucapkan selamat! Hehehe. Ya ngapain juga kan emosi atau marah-marah ke yang nanya "kapan nikah?" "kapan nikah?" lebih baik kita jawab dengan santai aja "Doain aja, semoga tahun depan udah ngajak suami atau ngajak istri buat kumpul keluarga." Jawaban marah-marah atau emosi pun enggak akan menyelesaikan masalah kan?

Bertubi-tubi undangan pernikahan dari teman, temannya teman, mantan gebetan, sepupu terus berdatangan pasca lebaran ini. Untuk yang single alias belum punya pasangan alias belum kelihatan pasangannya siapa pasti sekuat tenaga ingin menolak hadir ke pernikahan tersebut. "Tapi ingin gak dateng, gak enak juga. soalnya dia baik sama saya." Dan pasti banyak yang berpikir demikian.

Bagi yang single pasti akan sangat capek ketika menjahit baju seragaman bridesmaid (pengiring pengantin) dan si Tukang jahit bertanya "Mbak, ngejahit baju nikahan temen mulu mbak. Ngejahit baju nikahan sendiri kapan?" sejatinya memang si Tukang Jahit hanya bercanda dan kita mau gak mau harus terlihat menunjukkan senyuman walau mungkin senyuman getir ketika ditanya hal demikian.

Perasaan galau, resah, gundah itu wajar terjadi bagi para single yang melihat teman-temannya nikah terlebih dahulu. Wajar memang dan manusiawi. Setiap manusia pasti akan diuji dengan rasa takut, kelaparan, kekurangan harta. Karena begitulah yang tercantum dalam kitab suci agama yang saya anut.

Terus ada gak sih cara mengatasi kegalauan ketika melihat teman-teman yang sudah menikah lebih dulu, biar hati itu terasa lapang dan mampu menerima setiap keadaan? Jawaban dari saya: tentu ada. Oke, jawabannya saya rangkum ke dalam 5 point berikut ini ya:

  • Perbanyak Baca Buku untuk Nambah Ilmu

Point pertama dari saya, saya biasanya melakukan hal ini ketika saya galau. Cieeh galau! Hahaha. Maksudnya, melihat teman-teman menikah lebih dulu itu, bukan untuk terus-terusan diglauin, kan? Coba, banyak kok hal-hal yang bermanfaat yang lain yang kita bisa lakukan, untuk nambah ilmu mempersiapkan pernikahan, salah satunya banyak baca buku terkait pernikahan. Teman saya pernah berkata "ilmu itu bisa didapat dari mana saja. tapi, ilmu yang paling banyak itu didapat dari baca buku. Menikah itu butuh ilmu, karena ilmu pernikahan itu gak didapat di bangku sekolah." Mendengar kalimat itu dari teman saya, saya sekarang ini, jadi rajin membaca buku terkait pernikahan. Dan ternyata seru! Kalau saya, membaca buku itu bisa meminimalisir kegalauan hati.

  • Selalu Ingat untuk Jangan Tergesa-gesa Menikah

Karena sosial media kita terus-terusan dihujani badai foto pernikahan teman-teman kita, banyak dari kita mungkin ingin cepat-cepat menikah agar kita bisa uploadfoto-foto pernikahan yang sama seperti teman-teman kita. Hai, pernikahan bukan siapa cepat. Nggak ada perlombaan dalam menikah. Kalian pasti kenal dengan Dude Harlino, salah satu aktor terkenal Indonesia. Dude Harlino, baru menikahi Alyssa Soebandono, ketika umur dia sudah sampai di kepala tiga. Tentu Dude tidak terburu-buru, bukan dalam menikah?

Karena menurutnya, dalam sesi tanya jawab di sebuah stasiun televise, pernikahan itu bukan buat cepet-cepetan, pernikahan itu buat membina keluarga yang paket lengkap (Sakinah, Mawaddah, Warrahmah) jadi bersabar dulu jangan terburu-buru lihat kanan kiri sudah pada menikah. Karena Dude pun bilang bahwa, kesabaran pasti berbuah manis. Dan jodoh sudah ada yang atur, semua diciptakan berpasangan, jadi tak perlu resah. Tetap optimis dan percaya bahwa rencana-Nya itu indah dan terbaik.

  • Buang Segala Pikiran Negatif yang Datang Menghantui

"Hayolooo si A udah nikah, si B udah dilamar. Terus lu kapan? Masih aja di usia setengah abad sendiri. Hayoloo, ditinggal nikah temen terus deh." Pikiran semacam ini terus menghantui benak para single ketika melihat foto-foto pernikahan berseliweran di sosial media. Walaupun mau mengelak dari pemikiran itu, rasanya pasti akan tetap kepikiran, kan? 

Yuk, hidup mah dibuat simple aja. Buang jauh-jauh deh pikiran kayak begitu. Balik lagi coba ke point nomor dua, gak ada yang namanya lomba-lombaan dalam pernikahan. Karena kegalauan tidak berakhir hanya dengan pernikahan kok. Kata temen saya yang udah menikah nih, "segala beban hidup belum berakhir ketika sudah menikah. Justru setelah menikah, kita masih akan diuji oleh hal-hal lain. Berhentinya manusia diuji itu adalah ketika mati.

So, jangan berpikir enaknya aja setelah nikah, karena masih akan ada ujian yang lain." Begitu sih. Jadi intinya apa? Jangan berpikiran negatif dengan perkataan semacam ini di pikiran kita "kenapa sih gue belom dapet jodoh kayak temen-temen yang lain? Apa karena gue kurang menarik? Kurang asyik? Kurang gaul? Padahal kalau boleh GR dikit sih, temen-temen gue yang banyak udah menikah itu, gak lebih pinter dan cantik daripada gue, tapi mereka ada jodohnya. Lha, gue masih begini-begini aja." Kurang-kurangin deh mikir yang macam begitu.

Kamu nggak perlu jadi perempuan yang lebih lemah hanya karena pria-pria suka sama perempuan manja. Kamu ga perlu jadi perempuan pura-pura bodoh hanya karena pria minder sama perempuan yang pendidikannya tinggi. Kamu juga nggak harus menggampangkan diri untuk menerima ajakan sembarang pria hanya karena kamu kesepian.

sumber: liputan 6
sumber: liputan 6
  • Tawarkan Bantuan ke Teman yang Mau Menikah

"Gimana sih, masa tips mencegah kegalauan malah harus bantuin temen nikah. Itu mah nanti galaunya jadi nambah 3 kali lipat dong." Pasti banyak deh yang mikirnya kayak gitu. Hehehe.

Sebagai single, kita harus banyak belajar dari yang sudah berpasangan. Apalagi yang sudah menikah. Bantulah temen-temen kita yang sedang mempersiapkan pernikahannya. Bantu mereka ketika mau lihat-lihat catering, ikut temenin mereka ketika mau melakukan DP gedung resepsi (bukan bantuin ikut bayarin DP nya yah. Hehehe), dan bantu mereka ketika sedang melihat-lihat souvenirpernikahan. Itu sih yang biasanya saya lakukan ke temen-temen saya yang mau menikah.

Walaupun mereka adalah teman kita, gak seharusnya kita merasa iri dengan status mereka yang sudah menikah. Sebaliknya, kita seharusnya belajar untuk mempersiapkan diri kalau waktu untuk menikah sudah menjadi giliran kita nanti.

  • Fokus Terhadap Kewajiban dan Kerjaan

Nah terakhir dari saya nih, supaya kita gak baper (bawa perasaan) melulu melihat teman nikah, melihat foto-foto teman nikah membanjiri sosial media, ya udah hal yang paling bermanfaat dan paling mulia dilakukan adalah fokus terhadap apa yang jadi kewajiban, apa yang jadi kerjaan kita. Misalnya yang sederhana coba, orangtua kita udah maksimal kita bahagiain belum? Jangan sampai kita rugi, karena semasa singledan belum menikah, kita melewatkan kesempatan untuk membuat bahagia orangtua. Tanya aja "Mah, pah. Lagi butuh apa? Nanti abis gajian biar aku beliin. Atau nanti kalau ada rezeki biar aku beliin." Mendapat pertanyaan kayak gitu aja, orangtua kita udah bahagia kok. Ya emang berbakti pada kedua orangtua tuh tak hanya saat kita belum menikah saja, tapi setelah kita menikah pun kita wajib berbakti.

Cuma kan lebih maksimalnya saat kita belum menikah, belum punya tanggungan untuk keluarga kecil nanti pasca menikah. Saya pernah mendengar suatu kata-kata dari seminar pra nikah yang intinya begini "minta doa sama orangtua, minta restu sama orangtua, minta maaf sama orangtua bagi kalian-kalian yang single belum menikah. Karena doa orangtua itu sangat cepat dikabulkan-Nya. Pokoknya sebelum menikah ini adalah saat yang paling maksimal untuk bahagiain orangtua, saat yang paling maksimal untuk berprestasi dan berkarya."

sumber: http://fatkahzu.blogspot.co.id
sumber: http://fatkahzu.blogspot.co.id
***

Semoga kelima point di atas tadi bisa membantu meretas kegalauan ketika melihat teman satu persatu menikah. Yuk ah jangan galau-galau mikirin nikahan melulu, karena sesungguhnya ada kegalauan yang lebih utama dibanding kegalauan tentang nikah, yaitu: kegalauan perihal gaji yang tak kunjung naik #Eh #BukanKode Hehehe. (DEW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun