Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Refleksi Hari Perempuan Internasional: Semua Wanita Butuh Kepastian

12 Maret 2017   20:16 Diperbarui: 8 Maret 2019   13:43 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: funnyjunk.com

Apalagi, untuk wanita-wanita di usia 24,25,26 itu tengah memasuki usia “galau nikah” di mana rata-rata wanita di rentang usia ini, cenderung Baper (Bawa Perasaan) kalau sudah ngomongin pernikahan. Kenapa saya tahu? Ya karena saya juga ada di rentang waktu usia segitu, kok. Jadi apakah saya galau? Ah enggak kok biasa aja! Hahaha #pencitraan. Galau juga, tapi dikit aja, yang banyak harusnya doa aja yang dibanyakin.

Balik lagi…

Jadi, langkah yang diambil Selmadena sebenarnya sudah tepat untuk menerima lamaran dari seorang laki-laki yang mengajaknya serius untuk bersama-sama menuju jenjang pernikahan menurut pandangan saya. Dan sebagai laki-laki tindakan Haqy Rais itu sudah menunjukkan tindakan lelaki sejati, memberikan kepastian. Tindakan laki-laki yang sesungguhnya dibuktikan dengan keseriusannya membangun komitmen ya dengan itu tadi, berani melamar wanita yang dicintainya.

“Tapi kan gimana bisa cinta, baru singkat, hitungan bulan. Mana bisa menumbuhkan perasaan cinta secepat itu?” banyak netizen yang melontarkan pertanyaan seperti itu pada Selmadena dan Haqy Rais. Dalam pernikahan menurut penuturan beberapa orang yang telah menikah, cinta bisa tumbuh seiring jalannya waktu kok, yang penting harus ada ketertarikan dulu antara satu dengan yang lain. Karena cinta ditumbuhkan bukan dicari.

Dan sebenarnya, saya mewakili perasaan kaum perempuan di seluruh belahan bumi, ingin menyampaikan. Yang diinginkan wanita dari seorang lelaki adalah Kepastian. Dari kepastian ini, bisa diuraikan lagi menjadi:

  • Laki-laki sejati adalah dia yang berani datang melamar, menemui orangtua atau wali dari perempuan yang dicintainya. Jadi wanita itu mesti punya pendirian, mesti tegas, dan memang untuk urusan cinta dibutuhkan logika bukan hanya perasaan saja.Pria sejati itu harus punya tujuan hidup. Mau kerja tahun berapa, nikah tahun berapa, dan goalsapa aja dalam hidupnya. Kita wajib tahu, apakah goals yang ia "set" sesuai dengan goals kita atau tidak. Apakah mimpi yang hendak ia capai itu selaras dengan tujuan hidup kita atau tidak.
  • Laki-laki sejati itu adalah lelaki yang punya keseriusan dalam hidupnya. Bukan yang ngajak pacaran lama-lama, giliran ditanya kapan nikah pura-pura amnesia. Wanita itu bukan taman bermain, yang siap saja bisa datang dan singgah ke sana. Balik lagi, wanita dalam mencari jodoh jangan bodoh. Wanita harus punya prinsip. Jangan sampai wanita menggadaikan kehormatannya demi lelaki yang belum halal baginya. Sudah banyak contoh bukan di luar sana, wanita yang rela memberikan kehormatannya demi lelaki yang dicintainya, namun pada akhirnya lelaki yang dicintainya justru pergi meninggalkannya?
  • Menjalani sebuah hubungan artinya ada visi dan misi yang harus diselaraskan antara kedua belah pihak. Sebagai laki-laki yang nantinya akan menjadi kepala rumah tangga, target dan tujuan hidup yang jelas akan jadi nilai tambah. Dimana-mana perempuan pastinya akan lebih condong pada laki-laki yang sedah jelas arah hidupnya akan dibawa kemana bukan lelaki yang kerjanya hanya banyak bicara saja. Banyak orang bilang kalau perempuan haruslah mau untuk menemani dari nol, tapi yang harus digarisbawahi, jangan sampai ditemani dari nol tapi tak ada kemauan dan tekad yang kuat untuk mencapai target dan tujuan hidup yang sudah disusun rapi.

Dalam kesetaraan gender, wanita pun berhak memilih dan menentukan lelaki mana yang memang pantas untuk menjadi pendamping hidupnya. lalu, bolehkah wanita yang melamar lelaki duluan? dalam agama yang saya anut, jika wanita telah menemukan pria yang baik iman dan agamanya, boleh si wanita tersebut "gerak cepat" melamar lelaki yang memang disukainya, melihat contoh kisah teladan sejati antara Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah, di mana Khadijah pada saat itu mengutarakan maksud hatinya duluan bahwa ia tertarik pada kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW. 

Sekian ulasan dari saya, semoga bermanfaat! Jadi para lelaki, kalau tidak bersedia menikahi. maka tinggalkan. tapi jika memang berniat menikahi, maka jangan berlama-lama untuk menghalalkan. (DEW)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun