Tapi tentu di balik suka pasti terselip duka, apa dukanya? Ia bilang, dukanya adalah ketika dirinya ‘tidak berdaya’ untuk menulis bahkan membalas pesan yang masuk baik di twitter, instagram bahkan email teman-teman yang sekedar menanyakan gimana caranya untuk jadi Pramugari? karena jadwal terbang yang padat apalagi kalau lagi ada deadline nulis. Makanya dirinya menulis buku, hingga blog, jadi teman-teman yang lain, bisa dapat infonya disitu.
Kemudian, nah sampailah pada pertanyaan “Apa sih suka duka nya jadi seorang pramugari” pertanyaan ini yang dari dulu mengusik rasa penasaran saya. Lebih lanjut, Teh Anggi bercerita pada saya, banyak hal menyenangkan menjadi seorang Pramugari. Pekerjaan ini pasti menjadi dambaan banyak orang juga, karena pekerjaan ini bisa membawa kita pada pengalaman hidup yang luar biasa; mengenal dan bertemu beraneka ragam kultur, watak, dan kita harus profesional menghadapi penumpang-penumpang yang beraneka ragam tersebut dengan ikhlas, sehingga penerbangan menjadi nyaman.
Karena menjadi FA (Flight Attendant) bukan hanya sekadar memberikan makan dan minuman saja selama penerbangan, pekerjaan menjadi FA itu unik sekali karena dari FA merangkap menjadi security, dokter, public speaker, fire fighter, bomb fighter, service deliver, intinya menyiapkan, memberikan, memastikan penerbangan berjalan aman dan nyaman. Dan ucapan terimakasih dan senyum hangat dari penumpang juga menjadi value yang luar biasa juga untuk kami. Selain itu bisa kerja sambil jalan-jalan ke destinasi Indonesia hingga mancanegara.
Nah tapi, ada juga hal yang tidak menyenangkan di balik profesi pramugari ini, hal yang tidak menyenangkannya adalah ketika penumpang tidak mengindahkan aturan penerbangan, dan membentak para pramugari jika makanannya tidak dapat pilihan (sebenarnya para pramugari selalu berusaha memberikan layanan terbaik, karena makanan yang naik ke pesawat adalah 50:50% dari jumlah penumpang yang naik sesuai manifes).
Terakhir dalam ngobrol-ngobrol ringan saya dengan Teh Anggi ini, ia berkata bahwa Inspirasi menulis bisa didapatkan di mana saja dan dari mana saja. untuk buku selanjutnya, ia pun berencana untuk menerbitkan novel. Intinya adalah, profesi apa saja tidak akan menyurutkan niat untuk menghasilkan karya lewat tulisan. Dan intinya di setiap pekerjaan itu adalah Ridho dari Sang Maha Pencipta, kalau pekerjaan yang tidak dilandaskan dengan ridho dan keberkahan, hanya sia-sia belaka. (DEW)
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H