Indonesia negara kepulauan ini, ternyata bukan hanya kaya akan tempat wisata, namun yang patut diketahui, Indonesia kaya akan kuliner dan makanan ringan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kali ini, di artikel ini, saya akan membahas lebih dalam mengenai makanan ringan yang berasal dari Pulau Jawa yang bernama lanting. Mungkin di antara kalian ada yang sudah mencicipi lanting?
Lanting, cemilan berbahan dasar singkong yang dibuat berbentuk seperti angka 8 pada umuumnya, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Makanan renyah tersebut bisa didapatkan di berbagai warung, toko, dan swalayan seantero Indonesia. Menurut berbagai info yang saya baca, daerah Kebumen memang terkenal sebagai pusat jajanan lanting. Tepatnya di Desa Lemah Duwur, Kecamatan Kuwarasan. Desa yang namanya berarti 'lemah (tanah) duwur (tinggi)' itu merupakan sentra perajin lanting. Lanting yang renyah ini memang selalu menjadi primadona bagi siapa saja yang mencicipinya.
Baru-baru ini, saya ingin sekali mencicipi lanting. Karena biasanya saya jika ingin makan lanting, harus nitip dulu ke teman yang baru pulang bepergian dari Kebumen. Tapi saat ini, karena semakin majunya pemasaran di era digital, cemilan lanting ini bisa dibeli juga dengan order secara online. Hal itulah yang saya lakukan juga. Saya membeli lanting lewat online. Ternyata varian rasa lanting kini sudah bermacam-macam. Lanting yang dulu sering saya makan, paling-paling hanya sebatas asin dan pedas manis. Tapi kini, cemilan lanting ini sudah dibuat berinovasi dengan berbagai pilihan rasa. Hal tersebut menarik perhatian saya untuk mewawancarai sang owner.
Dari namanya saja, sudah terdengar unik dan menggelitik. Ya usaha ini bernama “Cemilanting Snack”. saya mewawancarai owner-nya hanya via email karena keterbatasan waktu yang saya dan beliau punyai.
Awal Mula Berdirinya Cemilanting Snack
Pemilik usaha dari Cemilanting Snack ini adalah seorang wanita bernama Ibu Siska. Brand Cemilanting adalah usaha baru Ibu Siska dan suami yang sebenarnya usianya belum sampai ulang tahun. Walaupun untuk proses pengumpulan ide, riset, dan segala persiapannya sudah beliau lakukan cukup lama, grand launching baru beliau lakukan sebulan yang lalu.
“Yang membuat kami amazed dan bersyukur adalah respons masyarakat yang luar biasa dengan hadirnya satu lagi pilihan cemilan di antara berbagai cemilan yang sudah marak di pasar saat ini. Sampai-sampai di minggu pertama kami mulai open order kami kewalahan mengirimkan pesanan ke customer,” ujar Ibu Siska.
Ibu Siska menuturkan kepada saya bahwa motivasi beliau sebenarnya sederhana saja. Beliau berasal dari Jawa yang memiliki beragam cemilan tradisional yang sangat melekat di hati. Contohnya selondok, krecek, rengginang, dan lanting itu sendiri. Makanan-makanan itu sudah susah ditemukan, terutama di kota-kota besar dan hanya bisa dinikmati pas pulang kampung.
Berawal dari kerinduan terhadap cemilan-cemilan masa kecil itulah yang akhirnya memberikan ide untuk “mendekatkan” kembali cemilan masa kecil dengan memproduksinya sendiri. Awalnya hanya beliau bagi ke lingkungan terdekat seperti keluarga di Jakarta dan teman kantor dan ternyata mereka suka, dari situ beliau dan suami berpikir untuk menjualnya agar bisa lebih dinikmati masyarakat luas, siapa tahu ada yang merasa menemukan kembali “rasa rindu” masa kecil seperti beliau.
Adapun pembuatan Cemilanting Snack ini menurut apa yang dituturkan Ibu Siska kepada saya, “Proses pembuatannya kami bekerja sama dengan para penjual lanting lokal di daerah Gombong. Mereka membantu memproduksi bahan dasar lantingnya dan kami yang meracik sendiri bumbunya. Memang kami sengaja menyerahkan pembuatan lanting pada ahlinya yang memang sudah teruji puluhan tahun dan kami modifikasi dengan memberikan variasi rasa beragam dan kemasan yang lebih modern,” ujar Ibu Siska.