Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Cerita Ramadan dari Para Mahasiswa Rantau di Jepang

28 Juni 2016   12:02 Diperbarui: 28 Juni 2016   19:21 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar depan asrama mahasiswa-mahasiswi rantau di kota Gifu, Jepang | Sumber: Annisyia Zarina @icaaice

  • Belanja di toko khusus sayur dan buah atau warung kejujuran dari petani. Di beberapa kota terutama yang agak desa, mudah menemukan toko sayuran/ buah yang harganya bisa 10-50% lebih murah dari pada buah dan sayur yang dijual di swalayan dengan kualiatas yang tidak jauh beda, atau biasanya petani juga menjual hasil pertaniannya langsung ke konsumen, biasanya sayuran atau buah di display di gubuk kecil tak jauh dari sawah/ gubuk kecil disamping rumah atau disamping jalan besar, kadang ada yang menjaga kadang ada juga yang tidak di jaga, biasanya semua produk sudah di bungkus dalam plastik dan diberi label harga, jadi kami cukup mengambil yang ingin kami beli dan memasukkan uang ke kotak yang sudah disediakan, dan mengambil uang kembalian sendiri.

  • Berburu diskon adalah hal yang umum dilakukan oleh mahasiswa perantau, kadang saingannya orang Jepang sendiri. Penduduk Jepang sangat gila akan buah, sayur yang fresh, bagus penampakannya dan packing-nya, sehingga untuk buah yang sedikit cacat (spot hitam kecil) harganya bisa jauh lebih murah, selain itu makan atau fresh fish setelah beberapa jam di display jika tidak laku biasanya akan segera didiskon, atau 1 jam sebelum swalayan tutup biasanya diskon di mana-mana hampir fresh produk terdapat stiker diskon dan biasanya jam tutup jadi jam kesukaan karena sekalian pulang dari kampus mampir bentar untuk berburu sayur/buah/ikan atau makanan murah. Untuk kualitas sayur/fish meskipun diskonan barangnya masih tetap fresh dan layak makan sekali, karena sistem penyimpanan/display-nya yang baik. Mesti barang harganya murah tapi gak murahan kualitasnya.

  • Beli bahan yang dibutuhkan saja karena kadang banyak bahan yang tidak sempat termasak sehingga expired atau kadaluarsa sehingga menjadi mubazir.

  • Khusus di Bulan Ramadan jika berbuka di masjid di wilayah Gifu dijamin kenyang dan sisa buka puasa bisa minta di bawa pulang, karena biasanya makan yang dibuat cukup banyak. Nah yang terakhir, atau jika tidak di bulan puasa banyak-banyaklah berdoa memohon kepada-Nya, Haseekk... untuk di undang makan di rumah teman atau senior, atau joint party atau patlock party, jadi setiap orang yang ikut party harus bawa makanan dengan begitu kita dengan modal satu makanan bisa merasakan beberapa makanan dari teman teman yang lain. Ya jika belum dikabulkan, tandanya emang bukan rejeki, hahaha!
  • Kebersamaan Mahasiwa-mahasiswi rantau di dalam asrama | Sumber: Annisyia Zarina @icaaice
    Kebersamaan Mahasiwa-mahasiswi rantau di dalam asrama | Sumber: Annisyia Zarina @icaaice
    Nah, itulah cerita Ramadan dari para mahasiswa yang tengah merantau untuk kuliah di negara Jepang. Tak terasa, Bulan Ramadan kini sudah memasuki 10 hari terakhir. Yang belom dapet THR jangan sedih, yang udah beli baju lebaran banyak boleh lah bagi-bagi sama yang belom dapet THR! Hehehe(DEW)

    Salam Kompasiana!

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun