Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Empat Hal Penting yang Tidak Diajarkan di Bangku Kuliah

25 Mei 2016   11:01 Diperbarui: 27 Mei 2016   07:32 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangku kuliah | Sumber gambar: unimus.ac.id

Maksudnya gimana tuh bermental kuat? Kebanyakan orang-orang Indonesia itu bermental “kalah sebelum bertanding” sesungguhnya, kehidupan setelah kuliah itu, adalah kehidupan nyata yang sesungguhnya. Dimana mungkin segala mata kuliah yang diajarkan dosen di bangku kuliah dulu hanya sekitar 10%-20% yang terpakai dalam kehidupan. 

Saya pribadi, hampir tidak pernah menemukan orang yang dalam hidupnya selalu dilingkupi oleh kesenangan. IPK bagus, lulus tepat waktu, jadi sarjana cumlaude, kerja di perusahaan ternama, gaji bagus, posisi tinggi.

Hidup gak sebercanda itu, kalau kata Sudjiwo Tedjo. Memang benar, kalau dari sekarang apalagi dari bangku kuliah kita tidak punya mental yang kuat, kita akan mudah lesu dan patah semangat dalam bersaing dengan ribuan para pencari kerja ketika kita sudah lulus dari dunia perkuliahan

Bagi yang mau berwirausaha sendiri juga sama, kalau kita tidak ditanamkan mempunyai mental yang kuat, kita akan putus asa terus-terusan ketika bisnis yang dijalani sedang collapse, atau tidak punya ide dan tidak mau berinovasi dalam persaingan di dunia bisnis. Jadi sekali lagi, bermental kuat itu perlu.

  • Leadership Skill

Saya menyadari, bahwa di bangku kuliah, leadership itu tidak diajarkan oleh dosen di kelas. Tapi justru diajarkan oleh kegiatan dalam berorganisasi. Baik organisasi didalam kampus atau pun di luar kampus. Singkat cerita, hanya sekadar berbagi pengalaman. 

Boleh di bilang, saya orangnya agak malas untuk ikut organisasi ini itu, tapi saya sadar kalau jangan jadi mahasiswi yang Kupu-kupu alias kuliah-pulang, kuliah-pulang, itu sama sekali gak memberikan added valuenya buat saya pribadi. Akhirnya saya mulai terjun berorganisasi dalam himpunan mahasiswa, dan ternyata berorganisasi itu menyenangkan dan membuka wawasan. Beneran, ini gak bohong atau mengada-ngada. 

Di organisasi saya banyak mendapat teman bahkan pengalaman berharga. Juga dengan organisasi itulah diasah juga jiwa kepemimpinan. Dimana waktu saya semester 7, pernah terpilih sebagai ketua pelaksana orientasi mahasiswa baru. 

Balik lagi, sadar nggak sadar, kemampuan memimpin itu sangat diperlukan untuk menunjang jabatan karier, bisa dibedakan antara orang yang kalem-kalem aja dengan orang yang punya integrity tinggi ketika mereka memimpin sebuah perusahaan. 

Biasanya, orang yang punya ambisi dan tegas dalam memimpin orang, kariernya akan cepat mendapat promosi. Terlebih kalo kemampuan leadership itu dipakai untuk mengembangkan usaha sendiri, pasti perusahaan tersebut juga akan semakin cepat berkembang.

Saya sewaktu menjabat sebagai ketua pelaksana orientasi mahasiswa baru, waktu mengundang penulis buku, Andrea Hirata sebagai pembicara | Sumber gambar: Dokpri
Saya sewaktu menjabat sebagai ketua pelaksana orientasi mahasiswa baru, waktu mengundang penulis buku, Andrea Hirata sebagai pembicara | Sumber gambar: Dokpri
  • Selling Skill

Ya kalo selling skill ini sih ya, anak jurusan manajemen pemasaran aja lah yang harus ahli. Oh ya, ndak gitu juga kok! Lihat deh fenomena yang terjadi sekarang ini, teman kita banyak yang dikit-dikit “eh permisi.. liat IG gue dong, gue sekarang jualan baju lho, pada beli di gue ya,” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun