bagian diatas adalah sedikit review buku Jiwa Bahagia karya Sigit Risat dari saya. Saya sempat berbincang-bincang ringan dengan penulis buku Jiwa Bahagia ini lewat surat elektronik. Kenapa saya tertarik untuk mengulas review buku ini? Ya, karena pesan-pesan positif banyak saya dapatkan setelah selesai membaca buku ini.
Sigit Risat, saya memanggilnya dengan sebutan Mas Sigit. Adalah seorang penulis buku, juga seorang trainer dan motivator. Sebelum menjadi seorang trainer & motivator, beliau sempat berkarir di dunia radio. Sejak tahun 2008, beliau mendedikasikan diri di dunia pengembangan diri sebagai motivator & trainer. Dan tak hanya buku Jiwa Bahagia yang telah ditulisnya. Namun buku “Mind Heart Connection, dan “Logika Cinta” juga adalah judul-judul buku karyanya
Dalam proses pembuatan buku Jiwa Bahagia ini yang memakan waktu kurang lebih 6 bulan, Mas Sigit menuturkan bahwa beliau mempunyai banyak kesan dalam proses pembuatan buku ini. Beliau bercerita bahwa, dalam pembuatan buku ini tidak hanya proses berpikir yang beliau libatkan, tetapi buku ini dibuat berdasarkan pengalaman terhadap orang-orang yang beliau temui saat sedang memberikan training. Sehingga dalam buku Jiwa Bahagia ini, sangat melibatkan perasaan (emosi) sehingga buku jiwa bahagia ini, tidak sekadar buku biasa. Tapi buku yang “hidup” yang memiliki “jiwa”
Kemudian dalam sesi pertanyaan saya dengan beliau melalui surat elektronik, saya bertanya “Apa pesan-pesan dari Mas Sigit kepada pembaca buku Jiwa Bahagia ini.”
kemudian beliau menjawab “Salah satu yang bisa membuat kita bahagia adalah dengan berbagi kebahagiaan. Semakin banyak orang yang bahagia karena kita, semakin bahagia jiwa kita. Dalam konteks buku “Jiwa Bahagia”, Jika Anda sudah selesai membaca bukunya, pinjamkan pada orang yang membutuhkan dan berminat dengan buku “Jiwa Bahagia” atau membelikannya sebagai hadiah.”
Dan tak lupa di akhir sesi bincang ringan saya dengan penulis, beliau memberikan tips untuk para penulis pemula yang baru akan menerbitkan bukunya : “Menulis adalah proses membiasakan diri. Sama seperti belajar mengendarai mobil atau motor, semakin sering akan semakin mahir. Begitu juga dengan menulis, teruslah menulis untuk keperluan apapun (tidak hanya buku saja)”
[caption caption="Sumber foto : Sigit Risat"]
[caption caption="Sumber foto : Sigit Risat"]