JAKARTA-GEMPOL, Rakyat Aceh pasti akan selalu mengenang Perang Aceh dengan Belanda hingga akhir perjuangan Sultan Aceh,yaitu Sultan Muhammad Daud Syah yang wafat pada 6 Februari 1939. Tepat pada tanggal yang sama 6 Februari 2012 ini merupakan 73 Tahun Wafatnya Sultan Aceh yang terakhir.
Sultan Daud dinobatkan menjadi Sultan di Masjid Indrapuri, Indrapuri- Banda Aceh pada tahun 1874 yang dipaksa menyerah oleh Belanda pada tanggal 10 Januari 1903 dengan menyandera keluarga Sultan. Sultan dengan Keluarganya serta adiknya dan para punggawa lainnya dibuang Belanda ke Ambon, Bandung dan terakhir dipindah ke Batavia-Jakarta, sampai wafatnya pada tanggal 6 Februari 1939. Sultan Daud merupakan cucu dari Sultan Mansur Syah, dimana sampai tahun 1884 ia merupakan Wali dari Tuanku Hasyim, anak dari Sultan sebelumnya yang juga merupakan pamannya yaitu Sultan Mahmud Syah.
Sultan Muhammad Daud Syah kemudian mangkat di Batavia tahun 1939 dan dimakamkan di Pekuburan Umum Kemiri, Rawamangun Jakarta. Pada hari Senin,6 Februari 2012, merupakan peringatan 73 tahun Sultan Aceh wafat. Rachmad berencana berkunjung ke Makam Sultan Daud pada hari Senin tersebut, akan tetapi berhubung banyak artikel yang harus di buat termasuk artikel tentang Wafatnya Sultan Aceh yang terakhir maka kunjungan tersebut akhirnya batal terlaksana.
Pada hari Minggu pagi,12 Februari 2012, Rachmad baru kesampaian untuk berziarah ke makam Sultan Muhammad Daud. Setelah jalan-jalan di hari Minggu, tepat jam 11:30 WIB, Rachmad tiba di kawasan perkuburan Islam, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Akses kendaraan umum yang lewat di TPU ini adalah kopaja No.49 jurusan Pulo Gadung-Manggarai dan kopaja No.46 jurusan Pulo Gadung-Kp.Melayu serta mikrolet No.21 jurusan Pulo Gadung-Kp.Melayu.
Bila Anda sekalian telah tiba di TPU ini, jalan terus lurus kira-kira 100 meter hingga mendekati tembok atau hitung tiang listrik hingga 9 buah. Tiang listrik terakhir dekat warung, ada pompa air. Sebelah kanan tiang listrik, lurus pada kuburan kelima itulah Makam Sultan Aceh yang terakhir.
Makam Sultan Muhammad Daud Syah agak tinggi sedikit dengan nisan warna hitam tertulis: Toeankoe Sulthan Mohammad Daoed Ibnal Marhoem Toeankoe Zainal Abidin Alaiddin Sjah, Wafat Hari Senen 6 Februari 1939. disebelah makam sultan Aceh terdapat 7 makam lainnya dari Aceh juga. Setelah sampai Rachmad membaca doa kubur dahulu kemudian membaca yasin 3 kali dari 7 kali yang direncanakan. Berhubung sudah jam 12:00 WIB lewat dan sudah azan Dzuhur, sewaktu membaca yasin yang ketiga ayat ke limapuluh, matahari panas sekali, terpaksa memakai kaca mata hitam, keren ya baca yasin sambil memakai kaca mata hitam. Agak menepi dahulu sempat membersihkan beberapa gulma rumput, agak kotor sedikit. Padahal setiap makam sudah ada biaya perawatannya. Orang-orang disitu kalau ada yang datang membersihkannya bila di beri uang. Mereka hanya merawat kuburan yang penziarah sering beli uang, banyak juga kuburan yang kotor dan gulmanya tumbuh liar. Diarea pemakamaman saja terjadi korupsi ya...payah.
Setelah beristirahat dan berkunjung ke makam ulama lainnya termasuk habib yang ada di situ, maka Rachmad lanjutkan membaca empat kali lagi yasin yang tertinggal dari tujuh kali membacanya. kemudian shalat Dzuhur sambil menunggu shalat Ashar. Menjelang pulang sempat berziarah ke makan Sultan Aceh yang terakhir ini sambil membaca sumpah Presiden sebanyak 7 kali.
Rachmad bersumpah Sumpah Presiden :
Bismillahirrahman nirrahhim “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
“Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H