Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU : www.kompasina.com/gelandanganpolitik.......\r\n\r\nRachmad Gempol :Saya adalah seorang Gelandangan Politik (Gempol); Saya bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa, saya hanya orang biasa.RACHMAD YULIADI NASIR,\r\nRachmad For President,Siap-siap untuk menduduki kursi RI-1 (Presiden Republik Indonesia)\r\nEmail:rachmadgempol@yahoo.com;\r\nwww.rachmadforpresident.blogspot.com;\r\nwww.twitter.com/rachmadgempol;\r\nwww.facebook.com/rachmadgempol;

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pak Tua yang lucu Kok Takut Setengah Mati

4 Februari 2012   08:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:04 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa orang tua itu aneh sekali dan takut setengah mati melihat Rachmad? Bila anda berkunjung ke mesjid Banten lama di hari Jumat lihat ada pak tua yang memimpin shalat lagi setelah shalat jumat lalu duduk di tiang di bawah kipas angin dengan pintu keluar samping lalu berdoa sampil membungkuk-bungkuk badannya, tanya Apa yang DIA lihat dan mengapa takut seperti itu.

Setelah berkunjung ke masjid Banten lama, rachmad main-main di kota Serang dan menuju Merak, ke pantai lalu ke pelabuhan melihat orang turun naik kapal dari Bakauheni-lampung. Dari jauh Lampung dan kapal-kapal yang berlabuh dan di tengah lautan kelihatan indah sekali, tanggung, harus menuju lampung. beli tiket dahulu, catat nama, lalu naik kapal. tidak berapa lama ada anak RRI menyusul, yang robek karcis tadi di atas jembatan penyebrangan ke kapal kok pucat ya, anak RRI itu bicara apa? naik Kapal jam 14:00 WIB, ruangan AC di sewakan bagi yang mau, toilet mampet dan kotor. Sore hari tiba di Bakauheni, jalan-jalan di sekitar pelabuhan, beberapa media lagi liputan. sinngah di posko kesehatan tensi darah dahulu, di tanya,"Mas bukan wartawan khan...kok tanya-tanya sih," ujar petugas kesehatan takut-takut. "Tidak sih saya cuman penumpang biasa lagi main saja le lampung." ujar Rachmad kalem.

Malam hari melihat hilir mudik penumpang hingga pagi, siang keliling pelabuhan lagi, panas sekali cuacanya, istirahat dahulu, sore hari menuju bukit yang berjarak 3 Kilometer dari Pelabuhan, tempat wisata kotor sekali, tetapi pemandangannya indah sekali melihat pelabuhan, rumah-rumah penduduk, hamparan sawah menghijau, melihat matahari tenggelam sebuah nikmat yang tidak terhingga, jauh-jauh dari jakarta hanya melihat matahari tenggelam di balik pula-pulau kecil di depan pelabuhan Bahauheni-lampung.

Malam harinya kelinling dahulu seputar 3 kilometer melihat antrian bus dan kendaraan laiinya yang mau menuju Merak-Banten. Capai juga seharian jalan-jalan. Istirahat malam, subuh gemis, shalah subuh lalu ke posko kesehatan tensi darah, tanya-tanya tentang penumpang, lagi-lagi yang jaga di posko bertanya,"Mas ini wartawan ya...kok tanya data ini data itu," "kesana saja di bagian kesehatan, biar tidak salah datanya, kemarin ada yang tanya dari media mana, kami kasih data lalu salah, kami di marahin petugas dinas kesehatan," Kemudian Rachmad beli tiket, yang jaga masih tidur, pindah ke loket lainnya, jam 05:00 WIB, naik kapal, agak lama, jam 06:00 WIB baru berangkat ke Merak.

Mentari pagi bersinar cukup indah, detik-detik munculnya matahari hingga tengah hari, berhubung bongkar muat di merak lama, baru jam 13:00 WIB kapal sandar di belabuhan. Keposko kesehatan lagi di Merak, cek tensi darah... wah agak tinggi 130/90 mmHg. Minta vitamin saja, mereka juga tanya,"Mas bukan wartawan khan, kok tanya-tanya terus," "Saya ini penumpang baru balik dari Lampung menuju Merak dan Serang-Banten." ujar Rachmad. Jalan-jalan ke pantai Merak dan pergi ke kota Cilegon. Malam harinya menuju kota Serang. Jalan-jalan lagi di kota Serang. Hari Kamis sore,8/9/2011, menuju situs Banten lama, situs sultan Banten ke-2, magrib di jalan, ada kakek-kakek di pinggir jalan berkata,"Astafirrulah Adzim," "Kenapa kek, sudah magrib ya...ntar Saya cari mesjid terdekat dahulu untuk shalat magrib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun