Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cegah Ledakan Penduduk dengan Alat Kontrasepsi

8 Juli 2011   07:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-UNTUK mencegah ledakan penduduk menurut perkiraan pada tahun 2060 akan ada 475 juta penduduk seluruh Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) menggiatkan program KB dengan melatih sebanyak 35 ribu bidan untuk melayani pemasangan IUD dan implan (kontrasepsi). Selain bidan, BKKBN juga melatih sekitar 10 ribu dokter. Pada tahun 2011 ini sebanyak 35 ribu bidan yang tersebar di seluruh Indonesia sedang dilatih melayani pemasangan kontrasepsi.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga tertinggi di Asia, hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 ada 228/100.000 kelahiran hidup. AKI adalah indikator kunci keberhasilan sistem kesehatan sebuah negara dan menjadi area prioritas dan MDGs. Menurut Bank Dunia, AKI di Indonesia bisa menjadi lebih tingggi karena tidak semua kasus dilaporkan dan tercatat dalam data statistik negara.

Sesuai tujuan Pembangunan Milenium pada 2015, BKKBN akan mendorong kampanye penggunaan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD (intra uterine device). kampanye yang dilakukannya telah memberikan hasil walaupun dianggap masih kurang. Telah terjadi peningkatan pada tahun 2010 dimana capaian IUD naik 55 % dibandingkan tahun 2009. Diharapkan pada tahun 2011 naik 20-30 %.

Penggunaan IUD di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan kontrasepsi jenis lain, seperti suntik, pil, dan susuk (implan) KB. Menurut data ada 29 juta pemakai alat kontrasepsi di tanah air tetapi 8 % yang memakai IUD, suntikan 32 %, pil 27 %, implan 12 % serta kondom 0,9%.

BKKBN akan lebih menonjolkan promosi IUD karena bisa menghemat pengeluaran dimana harganya yang relatif terjangkau dan aman. Beda halnya dengan susuk KB yang membutuhkan dana cukup besar. IUD ini boleh dikatakan, hampir tidak ada kontra indikasi. Orang diabetes atau gemuk bisa pakai. Tapi kalau implan karena itu hormonal, hati-hati pada orang gemuk ada kemungkinan berat badannya nambah.

Dari 25 juta pasangan yang telah terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya melalui program KB di ketahui 6,3 juta kehamilan yang tidak diinginkan berhasil di cegah, lebih 200.000 kematian bayi akibat aborsi dapat dicegah dan 12.197 ibu terhindar dari kematian akibat komplikasi persalinan.

prevalensi penggunaan kontrasepsi modern di kalangan perempuan usia subur yang sudah menikah mencapai 57,2% dan The population Bureau memperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai 290 juta pada tahun 2025 nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun