Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Remaja Sekarang 32% Pernah Make Love

21 Mei 2010   15:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:03 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

6.   Pembunuhan – 25.000

Jumlah kematian karena aborsi selalu melebihi kematian karena kecelakaan, bunuh diri ataupun pembunuhan – di  seluruh dunia. Jumlah kematian karena aborsi melebihi segala penyakit Daniel S. Green dari Washington Post mengatakan bahwa pada tahun 1996, di Amerika setiap tahun ada 550.000 orang yang meninggal karena kanker dan 700.000 meninggal karena penyakit jantung.

Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan jumlah kematian karena aborsi yang mencapai hampir 2 juta jiwa di negara itu. Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya, maka dari itu didiklah dan ajarkan putra dan putri kita, dengan baik dan benar khususnya anak Perempuan, karena ada pepatah mengatakan, "Buah kelapa jika jatuh tidak mungkin jauh dengan pohonnya."

Kasihan sekali para remaja kita, tubuh dan pikirannya mendorong begitu keras tentang sex dan bunga-bunga cinta tetapi di sisi lain di bertentangan dengan etika-etika karena mereka masih kecil, sungguh menderitanya mereka.

Pemerintah harusnya menyediakan fasilitas dan tempat-tempat untuk pelajar menyalurkan hobby yang kreatif dan berguna untuk negara. Bila perlu beri dan kasih penghargaan hasil karya mereka, jadi pelajar saling berlomba menghasilkan dan tidak ada waktu lagi untuk memikirkan free sex atau aktifitas-aktivitas yang negatif lainnya, pada intinya adalah bagaimana membuat pelajar tersebut sibuk dengan kegemaran/hobi mereka yang bermanfaat bagi orang lain.

Bagaimana sex bebas tidak bermasyarakat bila perkenalannya sudah dimulai dari iklan, film, sinetron, media cetak, bahkan lewat lagu ada juga. Baik-baiklah dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis agar tidak terjerumus kedalam perilaku Free Sex (Sex Bebas) bentengi dengan agama yang kuat agar terhindar dari godaan syetan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun