Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemasangan CCTV di Rutan dan lembaga Pemasyarakatan

22 Januari 2010   08:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:20 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kita tersentak saat melihat perlakuan khusus yang di dapat oleh terpidana kasus suap sebesar Rp 6 Miliar yaitu Artalyta Suryani atau lebih di kenal dengan nama Ayin.

Bagi Artalyta dimasukan ke dalam tahanan baginya bukan hal yang seram apalagi menakutkan. Ia bebas  mendapat segala fasilitas mewah yang ia inginkan, karena uang yang berbicara. Falitas yang di dapat dari televisi layar datar, kulkas, pendingin ruangan, sofa empuk, ruang tamu, meja kerja, telepon, faximile, telepon sellular, tempat karoke, box bermain anak serta kamar mandi sendiri. Sedangkan sel lainnya kontras dengan pemandangan tersebut, karena satu sel di jejel hingga 12 penunggu. Ayin bebas menjalankan bisnisnya dari sel tahanan yang tidak ada sekat baginya untuk berhubungan dengan dunia luar, semuanya telah dia atur dengan seksama. Kita semua sudah tahu sama tahu, siapa yang punya banyak uang maka dapat mengatur segala hal yang mereka inginkan. Aparat hukum mau saja di sogok dengan sejumlah uang untuk melayani narapidana yang berkantung tebal, dengan alasan gaji dan fasilitas yang mereka dapati tidak memadai. Dari seorang teman yang pernah berkunjung ke salah satu penjara tempat pengusaha/elit-elit politik yang terpidana, bila kita mau berkunjung kesana maka akan di kenakan tarif ongkos bezuk. Ada tiga pintu yang mesti kita lewati, pintu pertama bayar Rp 150.000, pintu kedua bayar Rp 200.000 serta pintu ketiga bayar lagi Rp 200.000. Coba banyangkan berapa perhari pendapatan sampingan oknun penjaga lapas-lapas tersebut bila di kunjungi oleh teman-teman si Bos tadi. Untung saja sidak yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantas Mafia Hukum ketika berkunjung ke rutan Pondok Bambu , jakarta, melakukan Inspeksi mendadak, kedapatan segala fasilitas mewah yang dipakai oleh Ayin. Walaupun petugas-petugas yang jaga sudah menghalang-halangi, agar tim satgas tidak masuk kedalam. Akhirnya kejahatan memberikan fasilitas mewah tersebut terbongkar juga. Setelah melakukan pergantian kepala rutan pondok bambu, Depkumham (Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia) berencara memasang CCTV (Closed Cirkuit Television) di rumah tahanan (rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (LP), agar memudahkan pengawasan di segala penjara. Yang paling penting adalah memperbaiki mental bobrok dari aparat hukum agar kejadian tersebut tidak terulang lagi, karena biasanya bila sedang hangat semua takut dan tunduk pada hukum setelah itu kembali ke kebiasaan lama yang bobrok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun