Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh-pengaruh Buruk pada Televisi

18 Februari 2010   11:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:52 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

(KompasianaBaru-Jakarta) Hampir setiap rumah yang ada di Indonesia kini telah mempunyai televisi, bagi mereka menonton televisi adalah suatu acara wajib yang mesti dilakukan karena memberikan manfaat yang besar kepada khalayak penontonnya.

Tetapi sebenarnya televisi adalah bagaikan toko serba ada, banyak muatan yang terkandung didalamnya yang memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung, ada muatan hiburan tetapi banyak juga program sampah yang ngak perlu ditayangkan karena akan menjadi bencana sosial.

Televisi juga merupakan kotak ajaib dimana melalui televisi terdapat gambar bergerak, audio dan grafik yang mampu menyampaikan muatan-muatan yang sangat beragam: ilmu pengetahuan, kejadian aktual, pendidikan, penyuluhan, gaya hidup dan hiburan.

Kandungan muatan acara televisi dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu: bersifat madu (bermanfaat), racun (merusak) dan candu (merusak perlahan-lahan). Televisi sekarang berlomba-lomba mengemas program acara mereka dengan seksama dan sebaik mungkin, tetapi masih banyak kritikan dan hujatan yang ditujukan kepada stasiun televisi swasta karena banyaknya acara yang bersifat racun dan candu tadi.

Pihak stasiun televisi sering mengatakan hal tersebut untuk membiayai siaran mereka dan produksi dengan dana besar, jadi mereka ngak mau rugi dong (cari untung yang besar dengan mengorbankan para pemirsa mereka), serta berdalih untuk kejar rating tinggi karena disitulah iklan bermain dengan tarif yang sangat mahal.

Suka tidak suka televisi telah membawa pengaruh negatif bagi penonton:
Adanya peningkatan sikap dan perilaku konsumtif melalui tayangan iklan komersial.
Adanya pengarahan pada gaya hidup, perilaku, budi pekerti yang sangat metropolis.
Adanya pengurangan produktivitas dalam  kehidupan sehari-hari karena waktu dan perhatiannya tersita oleh siaran televisi komersial yang sangat atraktif.

Dominasi Televisi swasta telah mengancam punahnya nilai-nilai lokal, terjadinya penyeragaman budaya dan cita rasa, sentralisasi ekonomi dan monopoli informasi yang secara nyata mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun