Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kecenderungan Media dalam Pemilu 2009

5 April 2010   08:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(KompasianaBaru-Jakarta) Pemilu legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) tahun 2009 sudah selesai dilaksanakan oleh KPU dalam memilih anggota DPR/MPR, DPRD, DPD serta kandidat Presiden dan Wapres yang dimenangi oleh pasangan kandidat Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Wakil Presiden Boediono.

Sekarang kita hendaknya bertanya, bagaimana peran media-media tersebut (Televisi, Surat khabar) dalam menyingkapi perilaku para kandidat dan peserta pemilu tersebut dalam ulasan media, apakah mereka netral ataukah berpihak, tergantung siapa yang bayar.

Berani bayar, maka berita anda akan bagus dan tampil menarik, kalau tidak pasti beritanya negatif, ngak pernah bagus, tergantung manager humasnya yang menangani para kandidat tersebut.

Sikap kelompok media yang terafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepemilikan perusahaannya dengan para kandidat presiden dan wakil presiden, tak kuasa bersikap independen.

Adapun kelompok media yang independen (yang tidak terafiliasi dengan para kandidat) juga cenderung menyiarkan berita bernada negatif terhadap calon presiden incumbent, Susilo Bambang Yudhoyono sebuah kecendrungan yang wajar. Kelompok media independen ini memberi banyak berita bernada negatif terhadap pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dan memberikan pencitraan positif kepada pasangan Jusuf Kalla-Wiranto.

Jika dijumlahkan dari semua kelompok media, baik media yang kepemilikannya terafiliasi dengan para kandidat maupun yang independen, Jusuf Kalla-Wiranto paling banyak mendapatkan pencitraan positif dan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono paling banyak mendapatkan pencitraan negatif.

Pendapat bahwa media sangat mempengaruhi pilihan pemilih tampaknya tidak terbukti dalam riset ISAI. Walaupun paling banyak mendapatkan pencitraan positif oleh media, Calon Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla-Wiranto, justru tidak banyak dipilih oleh pemilih.

Pasangan ini berada di urutan ketiga, sementara itu calon presiden dan Wakil Presiden SBY-Boediono, walaupun dicitrakan negatif oleh media justru memenangi pemilu dalam satu putaran dari dua putaran yang disediakan oleh Undang-Undang Pilpres, disini terlihat bahwa pasangan ini meraih dukungan lebih dari 60 persen suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun