Penerima Kalpataru Kategori Pengabdi Lingkungan:
(1) Yohanes Ebo, SP, (Kelurahan Waiwerang, Kec. Adonara Timur, Kab. Flores Timur, NTT) Selama 24 tahun bekerja sebagai penyuluh pertanian dengan menggerakkan masyarakat menjaga kelestarian lingkungan baik secara formal maupun non formal. Strategi yang ditempuh antara lain melalui pengembangan sekolah lapang pertanian terpadu, pembuatan pupuk bokhasi dan pestisida nabati, penghijauan lahan kritis, kaji terap teknologi lahan basah serta penyelamatan sumber mata air.
(2) Sumadi, (Desa Warujayeng, Kec. Tanjunganom, Kab. Nganjuk, Jawa Timur) telah memotivasi dan membudayakan masyarakat tentang cara hidup sehat dengan sanitasi lingkungan yang baik di Desa Begendeng, Kec. Jatikalen. Melalui berbagai forum dan penyuluhan secara terus-menerus, upaya gigih Sumadi berhasil membangun 1500 unit pengolahan limbah domestik tinja di setiap rumah tangga.
Penerima Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan:
(1) LSM PILIHI Dairi pimpinan Hasoloan Manik (Kec. Sitinjo, Sidikalang, Kab. Dairi, Sumatera Utara) yang berupaya menyelamatkan hutan Ekosistem Leuser di wilayah perbatasan Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. Lembaga ini berhasil melakukan gugatan sekitar 42 kasus perusakan lingkungan serta investigasi kasus perusakan hutan dengan memberdayakan 600 orang kader lingkungan binaannya yang tersebar di Kabupaten Pakpak Bharat, Dairi, dan Karo. Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan dengan penanaman dan pendistribusian cuma-cuma bibit pohon sebanyak 320.000 pohon.
(2) KPSA Puspita Hijau didirikan oleh Masdjidin, (Dusun Sulek Timur, Desa Sulek, Kec. Tlogosari, Kab. Bondowoso, Jawa Timur) yang berinisiatif melakukan perbaikan kualitas lingkungan kawasan Gunung Sulek. Penyuluhan yang telah berlangsung selama 29 tahun diawali dengan mengajak keluarga dan beberapa anggota masyarakat melalui kegiatan Klompencapir Semut Ireng, pengajian, penghijauan dan pengairan untuk pertanian. Hasilnya, penyelamatan 274 ha hutan rakyat serta 10 sumber mata air.
(3) LSM Rekonvasi Bumi pimpinan N.P. Rahadian (Kelurahan Tembong, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten) yang berprestasi dalam mengembangkan integrated management dalam pengelolaan DAS Cidanau berdasarkan konsep one river, one plan, one management. Model ini memadukan berbagai kepentingan dan membangun hubungan hulu hilir dengan mekanisme transaksi jasa lingkungan dalam membangun keseimbangan sosial, ekologi, ekonomi dalam pengelolaan DAS Cidanau. Upaya ini memecahkan permasalahan kemiskinan, perambahan, kerusakan hidroorologis, serta ancaman kerusakan Cagar Alam Rawa Danau dan suplai air.
Penerima Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan:
(1) Dra.Endang Sulistyowati, (guru biologi dan pendidikan lingkungan hidup SMAN 2 Kota Probolinggo, Jawa Timur). Aktif dalam berbagai organisasi masyarakat, Endang mengajak penduduk setempat menanam 23.000 pohon bakau di lahan seluas 5 ha bagian pesisir utara Kota Probolinggo, serta menggagas penanaman pohon SAJISAPO (Satu Jiwa Satu Pohon) di lingkungan sekolah sebagai wahana untuk menciptakan rasa suka menanam dan memelihara tanaman di lingkungan sekolah.
(2) Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, (Kelurahan Sampangan, Kec. Gajah Mungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah) menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Semarang (UNES). Dengan menetapkan UNES sebagai Universitas Konservasi (conservation university), maka dilaksanakanlah pencanangan Gerakan ”SERBU” atau Gerakan Tanam Seribu Batang Pohon bersama mahasiswa dengan menghijaukan lahan kritis seluas 64 ha, konservasi tanaman langka khas Jawa Tengah dan penanaman tanaman industri untuk sumber energi alternatif. Selain itu gerakan sa uwong, sa uwit (satu orang, satu pohon) untuk mahasiswa baru serta pembuatan dua buah embung besar yang berpotensi menjadi tempat/ tujuan wisata pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H