(KompasianaBaru-Jakarta) Di Indonesia lebih dari 100 juta orang tak memiliki akses terhadap air yang aman, dibarengi dengan tingginya angka kejadian bencana diare yang menjadi urutan kedua dalam peringkat pembunuh utama anak balita.
Sebagian besar rumah tangga di Indonesia merebus untuk menyediakan air minum yang aman, sayangnya kebiasaan baik ini tidak menjamin air minum terlindungi dari kontaminasi ulang. Beberapa penelitian yang dilakukan di indonesia masih menemukan bakteri penyebab diare dalam air minum di lebih dari separuh rumah tangga yang merebus.
Pengelolaan air minum cara lain adalah menggunakan Sodium Hypoclorite atau terkenal dengan nama Air RahMat ini membuat air aman diminum tanpa direbus dan melindungi air minum dari pencemaran ulang.
Untuk mengurai kesalahan konsepsi dan ketidakpercayaan terhadap Air RahMat dan teknologi pengelolaan lainnya, pihak produsen Aman Tirta bermitra dengan departemen Kesehatan untuk menyusun kebijakan PAMRT (Pengelolaan Air Minum di Rumah tangga) yang memakai penggunaan berbagai teknologi pengolahan air selain merebus.
Air RahMat merupakan larutan yang dapat membunuh kuman sehingga air dapat diminum tanpa dimasak dan telah lulus uji Depkes. Air minum sehat untuk semua, caranya gampang: siapkan air jernih dalam wadah, teteskan air Rahmat sesuai takaran di air jernih, kocok hingga merata, diamkan selama 30 menit, kumannya pasti hilang. Dengan komposisi 1,25% Sodium Hypoclorite, Depkes RI PKD 20502500647.
Kebijakan ini menjadi pijakan awal penyususnan kebijakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang memasukan 5 pilar bebas BABS (Buang Air Besar Sembarangan), cuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum di rumah tangga, pengelolaan sampah dan limbah untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
Dari data-data menunjukan bahwa merebus efektif untuk mengurangi jumlah e.coli di dalam air, kemungkinan besar air minum yang sudah diolah masih terkontaminasi e.coli karena: saat merebus tidak sampai mendidih apalagi ketika harga BBM naik masyarakat merebus sekedar untuk menjadi air hangat, membuka wadah untuk mendinginkan air, wadah penyimpanan tidak bersih, wadah penyimpanan bermulut lebar dan tak tertutup, penyajian air minum dengan menggunakan gayung atau langsung diciduk dengan menggunakan gelas dari wadahnya.
Program yang telah di jalankan sejak tahun 2005 sekarang telah berakhir pada awal tahun 2010, sekarang Depkes tengah mengaplikasi program ini keseluruh Indonesia serta diluncurkan jejaring PAMRT di Indonesia oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H