Masyarakat di zaman sekarang tentu semakin memiliki kesibukan dan tuntutan hidup yang tinggi, tentunya mereka semakin mencari suatu hal yang dapat memudahkan akses, mengefisiensi waktu, dan memiliki harga yang relatif terjangkau. Makanan cepat saji sudah menjadi bagian yang menyatu dari kehidupan masyarakat modern. World Health Organization (WHO) mendefinisikan makanan cepat saji merupakan makanan yang tinggi energi tetap rendah nutrisi penting. Di era yang serba praktis ini makanan cepat saji merupakan salah satu jalan untuk masyarakat tetap bisa mendapatkan makanan dengan akses yang mudah, harga terjangkau, dan rasa yang lezat menjadi faktor utama yang mendorong kepopularitasan makanan cepat saji tersebut. Makanan cepat saji menawarkan solusi praktis untuk kebutuhan makan terutama bagi mereka yang tidak memiliki waktu masak atau dalam situasi tertentu lainnya. Sudah tidak sulit untuk menemukan restoran cepat saji di Indonesia, tidak terkecuali di daerah-daerah terpencil. Seiring dengan berkembangnya zaman, mengonsumsi makanan cepat saji terkadang menjadi salah satu bagian dari tren dan gaya hidup terutama kalangan muda. Suasana restoran dan menu yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang mengikuti tren.Â
Iklan makanan cepat saji tentu memainkan peran penting dalam mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen. Iklan makanan cepat saji seringkali menunjukkan citra positif sebagai kebersamaan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Dengan citra yang dimilikinya, iklan makanan cepat saji juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dengan cara menggunakan cara berpikirnya, dalam iklan makanan cepat saji, seringkali ditampilkan sebuah gambaran bahwa makanan cepat saji merupakan makanan yang seimbang dan sehat, sehingga konsumen merasa bahwa makanan cepat saji dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan gizi yang sehat dan seimbang. Iklan tersebut juga dapat menampilkan gambaran makanan yang enak dan mudah didapat, sehingga konsumen berpikir bahwa makanan cepat saji dapat membantu mencapai suatu kepuasan secara instan. Analisis iklan makanan cepat saji juga dapat membantu melihat bagaimana masyarakat menikmati hidup yang lebih mudah dan cepat. Masyarakat modern seringkali memiliki gaya hidup yang sibuk dan stres, sehingga mereka mencari cara untuk mengurangi beban dan menikmati hidup yang lebih mudah. Makanan cepat saji telah menjadi bagian integral dari gaya hidup ini, karena makanan tersebut dapat membantu masyarakat menikmati hidup yang lebih mudah dan cepat.
Ada beberapa hal yang menjadi faktor masyarakat terpaku pada konsep kepuasan instan dalam iklan makanan cepat saji. Pertama, Masyarakat ingin menikmati hidup yang lebih mudah dan cepat, sehingga mereka mencari cara untuk mengurangi beban dan menikmati hidup yang lebih mudah. Makanan cepat saji telah menjadi bagian yang sangat berperan dari gaya hidup ini, karena makanan tersebut dapat membantu masyarakat menikmati hidup yang lebih mudah dan cepat. Kedua, iklan makanan cepat saji telah menjadi bagian penting dalam mempromosikan produk dan meningkatkan penjualan. Iklan tersebut dapat membangkitkan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan cara menampilkan gambaran makanan yang enak dan mudah didapat. Iklan tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumen dengan cara mengaktifkan pikiran mereka yang berhubungan dengan kebutuhan akan kepuasan instan. Ketiga, masyarakat modern seringkali memiliki kebutuhan akan kesehatan dan keselamatan, sehingga mereka mencari cara untuk mengurangi risiko dan menikmati hidup yang lebih seimbang dan sehat. Iklan makanan cepat saji dapat mempengaruhi perilaku konsumen dengan cara menampilkan gambaran makanan yang seimbang dan sehat, sehingga konsumen merasa bahwa makanan cepat saji tersebut dapat membantu mereka mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan sehat.
Menurut sigmund freud, kepuasan instan dalam iklan makanan cepat saji dapat dihubungkan dengan teori psikoanalisisnya. Dikatakan oleh Stephen Frosh dalam bukunya yang berjudul The Freudian Paradigm, Freud berpendapat bahwa manusia memiliki tiga aspek kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Id berfungsi sebagai sumber dorongan biologis dan hasrat, ego sebagai pengaturan antara id dan superego, dan superego sebagai pengawasan moral dan etika. Dalam konteks iklan makanan cepat saji, id dapat dihubungkan dengan dorongan biologis untuk memenuhi kebutuhan makan. Iklan yang menampilkan gambaran makanan yang enak dan mudah didapat dapat membangkitkan dorongan id dan membuat konsumen ingin memenuhi kebutuhan tersebut. Iklan makanan cepat saji sering kali menargetkan id dengan menawarkan kepuasan instan. Gambar burger yang juicy, pizza yang menggugah selera, atau minuman segar yang disajikan dengan es batu yang berkilauan, semuanya dirancang untuk merangsang hasrat primal ini. Slogan seperti "Nikmati Sekarang!" atau "Siap dalam Hitungan Menit" berfungsi untuk menarik perhatian konsumen dengan janji kepuasan segera, memuaskan dorongan id tanpa penundaan. Ego, berperan sebagai penengah yang realistis, yang memahami kebutuhan akan kepuasan tetapi juga mengenali batasan realitas. Iklan makanan cepat saji sering kali menampilkan situasi di mana konsumen dapat menikmati makanan enak tanpa harus meluangkan banyak waktu atau usaha. Misalnya, iklan yang menunjukkan pekerja kantoran yang sibuk mendapatkan makan siangnya dengan cepat melalui layanan drive-thru atau aplikasi pengiriman makanan. Ini mengakomodasi kebutuhan praktis ego, memberikan solusi yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang sibuk. Superego, sebagai pengawasan moral dan etika, seringkali memberikan panduan tentang apa yang dianggap benar atau salah dalam masyarakat. Dalam beberapa iklan makanan cepat saji, ada upaya untuk menyelaraskan produk dengan nilai-nilai sosial yang lebih tinggi, seperti kebersamaan keluarga atau pertemanan. Misalnya, iklan yang menampilkan keluarga yang bahagia berkumpul untuk makan bersama atau teman-teman yang berbagi makanan setelah pertandingan olahraga. Meskipun fokus utama tetap pada kepuasan instan, iklan-iklan ini mencoba menghubungkan produk dengan nilai-nilai moral yang lebih tinggi. Dalam hal ini, iklan makanan cepat saji dapat mempengaruhi perilaku konsumen dengan cara mengaktifkan pikiran kesadaran dan sub kesadaran yang berhubungan dengan kebutuhan akan kepuasan instan dan kesehatan.Â
Gaya hidup modern yang digambarkan dalam iklan makanan cepat saji mencerminkan dinamika kompleks antara id, ego, dan superego. Konsumen modern, yang sering kali terjebak dalam rutinitas yang sibuk, merasa tertarik pada kepuasan instan (id) yang ditawarkan oleh makanan cepat saji. Pada saat yang sama, mereka juga mencari solusi praktis (ego) yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari mereka (Roazen:1999). Iklan yang menekankan nilai-nilai sosial dan kebersamaan (superego) memberikan rasa legitimasi moral untuk pilihan mereka, membuat konsumen merasa bahwa mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan mendesak, tetapi juga berpartisipasi dalam pengalaman sosial yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, V. (2014). Persepsi konsumen dalam memilih makanan cepat saji. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu.
Frosh, S. (1999). The Politics of Psychoanalysis: An Introduction to Freudian and Post-Freudian Theory. Macmillan Education UK.
Halisa, N. (2022). ANALISIS PENGARUH IKLAN, GAYA HIDUP DAN WAKTU SENGGANG TERHADAP PERILAKU KONSUMEN.
Roazen, P. (1999). Freud, Political and Social Thought. Transaction Publishers.
Soekanto, S., & Sukanto, S. (1990). Sosiologi: satu pengantar. Rajawali Pers.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H