Semuanya berjalan kondusif dan sesuai rencana sampai muncul provokasi dari provokator yang tidak jelas asalnya. Seluruh kegiatan menjadi berantakan dan masa berhamburan kemana mana.Â
Petugas yang berjaga berusaha untuk tetap mengondisikan mereka namun karena jumlah masa yang sangat besar mengharuskan mereka untuk menyemprotkan gas air mata. Seluruh mahasiswa maupun masyarakat sipil terkena imbas dari gas air mata tersebut bahkan ada yang mengalami nyeri di bagian mata dan dada.
Saat itu Anto di lokasi yang cukup jauh jaraknya dengan pendemo. Rekan -- rekan polisi Anto yang membantu mengondusifkan jalannya demo pun harus bekerja ekstra demi menjaga ketenangan pendemo dan masyarakat sekitar.Â
Saat sudah cukup tenang, Anto yang berjaga sebagai intel mendekat ke arah pendemo dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ia melihat dengan objektif sehingga tahu bahwa kerusuhan ini disebabkan oleh provokator yang tidak jelas tujuannya.
Saat mendekat ke arah pendemo, Anto melihat beberapa mahasiswa yang terlihat kesakitan akibat gas air mata dan meminta rekan polisinya untuk membantu mereka. Pada saat yang sama Anto mendapatkan pesan dari putrinya bahwa teman -- teman putrinya saat ini sedang berada di ambulans karena terdapat salah satu dari mereka yang sesak nafas akibat panik setalah gas air mata di tembakkan.
"Putri saya khawatir terhadap keadaan saya dan teman -- temannya. Ia memastikannya lewat pesan yang ia kirimkan. Ia meminta saya untuk tetap hati -- hati dan menengok temannya di salah satu rumah sakit apabila keadaannya memungkinkan." Jelas Anto.
Setelah semuanya dirasa sudah cukup baik dan kondusif, acara demo pun dilanjutkan hingga selesai. Anto dan rekan -- rekan polisinya tetap berjaga disana memastikan seluruhnya berjalan dengan baik. Para provokator pun telah diamankan dan dibawa ke kantor polisi terdekat. Provokator ini jelas bukan dari kalangan mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasi mereka melainkan hanya dari kalangan masyarakat sipil.
Setelah kegiatan demo terlaksana, Anto dan rekan -- rekannya beristirahat sambil menyantap beberapa kudapan dan bersenda gurau di lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi demo tadi. Mereka saling bertukar pikiran dan cerita. Banyak sekali cerita yang sebenarnya tidak bisa dijelaskan namun hanya mereka yang mengerti bagaimana rasanya.
"Saya dan rekan -- rekan merasa seperti melihat anak kami sendiri saat melihat ke arah pendemo dari kalangan mahasiswa. Kami tahu bahwa anak -- anak kami seumuran mereka makanya kami bisa menjaga mereka sekuat tenaga kami. Kami tidak ingin orang tua yang telah menunggu mereka di rumah khawatir dengan keadaan anaknya saat ada di dekat kami." Penjelasan singkat Anto.
Perasaan memang tidak bisa dipungkiri. Sebagai petugas dan juga orang tua aparat keamanan juga menjaga para pendemo seperti mereka sedang menjaga anaknya sendiri. Inilah hal -- hal kecil yang tidak diketahui oleh masyarakat luas.Â
Citra tegas dan keras yang dimiliki oleh aparat keamanan membuat mereka terlihat garang di hadapan masyarakat. Padahal mereka sama sama manusia yang memiliki perasaan kasih saying juga. Itulah mengapa mereka juga sering menggunakan hati meskipun sedang dalam penugasan.