Mohon tunggu...
Rachma Alya
Rachma Alya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dari universitas negeri padang prodi pendidikan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muaro Jambi: Candi, Cerita, dan Cagar Alam

30 Mei 2024   10:26 Diperbarui: 30 Mei 2024   10:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi masing-masing dari 11 candi di kompleks Percandian Muaro Jambi tidak disebutkan secara spesifik dalam sumber yang tersedia. Namun, secara umum, candi Hindu dan Buddha di Indonesia digunakan sebagai tempat pemujaan, tempat memuliakan raja atau tokoh tertentu yang sudah wafat, serta sebagai tempat mengubur benda-benda peninggalan

Bangunan Candi Muaro Jambi memiliki beberapa keunikan dibanding candi-candi yang tersebar di Pulau Jawa. Adapun bahan yang digunakan untuk membangun candi bukan berasal dari batu kali atau batu alam seperti yang biasa dijumpai di candi lain, melainkan dari batu bata merah. Dari setiap batunya terpahat relief. Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) DPD Jambi, Duma mengatakan, candi ini juga memiliki banyak kesamaan dengan candi Buddha yang ada di Bangladesh. Kesamaan itu dilihat dari batu bangunan yang digunakan serta bentuknya secara keseluruhan. "Candi ini mirip dengan candi yang ada di Bangladesh," kata Duma kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023). Selain itu, bila arsitekturnya dilihat lebih saksama, candi-candi di kawasan ini didominasi oleh corak khas peninggalan sejarah Buddha Tantrayana. Kendati demikian, tetap ada beberapa bangunan candi yang memiliki sentuhan ajaran Hindu

Candi Muaro Jambi tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah Buddha. Candi ini ditemukan pada abad ke-7 hingga ke-12 Masehi dan digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Namun, sejak ditinggalkan pada abad ke-12, candi ini tidak digunakan lagi untuk keperluan agama Buddha. Pada masa sekarang, candi ini telah menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan digunakan untuk tujuan sejarah dan pariwisata, serta sebagai sumber belajar bagi mahasiswa pendidikan sejarah. Karna telah menjadi kawasan cagar budaya nasional candi muaro jambi tidak digunakan lagi dalam kegiatan beribadah

Saat ini Candi Muaro Jambi tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah Buddha. Candi ini ditemukan pada abad ke-7 hingga ke-12 Masehi dan digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Namun, sejak ditinggalkan pada abad ke-12, candi ini tidak digunakan lagi untuk keperluan agama Buddha. Pada masa sekarang, candi ini telah menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan digunakan untuk tujuan sejarah dan pariwisata, serta sebagai sumber belajar bagi mahasiswa pendidikan sejarah

Tradisi lisan masyarakat sekitar tentang Candi Muaro Jambi berfokus pada cerita rakyat yang dikembangkan melalui akses jalan stapak dan jembatan, sehingga keberadaan candi ini tidak begitu banyak orang yang mengetahuinya. Cerita rakyat ini juga berisi tentang keunikan candi, seperti luas wilayahnya yang mencapai 3.981 hektare, serta memiliki sekurang-kurangnya 82 buah sisa bangunan bata yang mengelompok dan dikelilingi tembok pagar keliling

Candi Muaro Jambi adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Candi ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, di tepi Sungai Batanghari. Candi Muaro Jambi dibangun menggunakan bata merah dan pada dindingnya belum ditemukan pahatan-pahatan relief. Fungsi Candi Muaro Jambi yaitu pernah digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha, karena ditemukan corak buddhisme serta penemuan tulisan aksara Jawa Kuno. Candi Muaro Jambi dibangun sejak abad ke-7 sampai ke-12 Masehi, namun ada juga yang menuliskan candi ini mulai dibangun sejak abad ke-4 Masehi. Candi ini memiliki keunikan sebagai kompleks percandian terluas di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan luas mencapai 3.981 hektare. Candi Muaro Jambi juga memiliki keunikan sebagai situs yang memiliki 110 bangunan candi, yang terdiri dari 39 kelompok candi. Candi Muaro Jambi telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan diperkirakan meliputi 11 candi utama serta 82 reruntuhan candi yang tertimbun dalam gundukan-gundukan membentuk bukit kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun