“Kalau aku udah lama ga keluar dari kamar, dia nanti datangin aku kayak nyapa gitu, ya jilat-jilat kaki aku nanti, atau ga dia temenin aku, dia bobo di bawah kursi dekat kaki aku” ungkapnya.
Catherina juga mengungkapkan jika Bepi (nama panggilan Brave) juga sering mengganggu dirinya saat sedang belajar atau sedang beristirahat. Anjing dengan bulu coklat itu seakan mempunyai energi yang tidak pernah habis untuk bermain. Brave suka datang ke kamarnya untuk mengajak bermain dan dengan mata polosnya tidak mengetahui situasi bahwa pemiliknya sedang belajar atau beristirahat.
“Kalau dia udah melihat kita, terus tampilin mata polos dan melas, ga tega jadinya, walaupun kesel gara diganggu, ya tapi gimana” kata Catherina.
Sekarang, moment-moment itulah yang dirindukannya, karena ia sudah kembali ke Bandung yang menjadi kota pilihannya untuk menimba ilmu. Tidak bisa dipungkiri, bahwa rasa kangen ingin bertemu dengan anjingnya itu muncul.
“Ya kalau di rumah, bosan, ga ada teman, lagi kesal, cape, stress, pasti ada Bepi yang bisa digangguin atau ga dia yang temenin dan gangguin kita. Kalau di kost ya udah, ngerasainnya sendirian aja”
Bagi ketiganya, hewan peliharaan merupakan teman maupun keluarga di hidupnya. Dengan memiliki hewan peliharaan, menghadapi kehidupan perkuliahan yang sibuk dan melelahkan rasanya menjadi sedikit ringan dan lebih menyenangkan. Setidaknya, saat merasa stress dan sepi, ada yang menemani mereka.
Anjing dan kucing sendiri juga terkenal dengan hewan yang memiliki tidak kepekaan yang tinggi. Kedua hewan tersebut dapat merasakan bagaimana isi hati atau keadaan pemilik mereka masing-masing. Tidak heran, mereka dapat merasakan emosi ataupun energi negative yang berasal dari pemiliknya. Selanjutnya, dengan kehadiran mereka di samping pemiliknya, mereka dapat mengubah emosi dan energi negative tersebut menjadi positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H