Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai kajian kultural komunikasi, kira-kira apa yang Anda ketahui mengenai arti dari kultural itu sendiri?Â
Berdasarkan Ihromi (2006), kultural atau yang lebih akrab disebut dengan kebudayaan merupakan berbagai aspek dalam suatu kehidupan meliputi sikap, kepercayaan, cara berperilaku, dan hasil kegiatan manusia yang memiliki ciri khas bagi suatu kelompok tertentu. Singkatnya, kebudayaan merupakan segala aspek kehidupan yang berkaitan dengan sistem gagasan dan memiliki keragaman.
Fashion, film, dan seni musik merupakan beberapa contoh dari kebudayaan. Dikatakan demikian, sebab ketiga hal tersebut bermula dari gagasan yang beragam dan kemudian diwujudkan baik secara fisik maupun non-fisik. Maka tak heran jika fashion, film, seni musik, dan contoh kebudayaan lainnya terdapat beraneka macamnya.
Namun tahukah Anda jika kebudayaan tersebut kerap kali ditunggangi oleh kepentingan tertentu seperti politik kekuasaan maupun ideologi? Ya, nyatanya hal tersebut benar-benar terjadi. Produk kebudayaan yang diselubungi politik kekuasaan maupun ideologi ini dibahas melalui kajian budaya (cultural studies).
Dalam kajian budaya, suatu budaya dibahas dalam konteks sosial-politik. Hal ini artinya kajian budaya melihat bagaimana nilai, perspektif, harapan, identitas, dan ideologi kemudian mempengaruhi pembentukan budaya.
Contohnya saja seperti budaya liburan orang Eropa yang identik dengan pergi ke pantai atau daerah tropis. Ideologi yang terselubung dalam budaya ini jika dikritisi, yaitu perbedaan gaya hidup kaum elite dengan kaum proletar yang dipengaruhi oleh kesenjangan ekonomi.
Kaum elite dinilai mampu pergi berlibur ke daerah tropis yang memiliki banyak pantai dengan menyewa kapal sedangkan kaum proletar tidak. Inilah bentuk dari pengaruh ideologi, nilai, serta identitas terhadap budaya.Â
Namun budaya seperti ini tidak serta-merta secara spontan langsung diadopsi menjadi realitas sosial secara umum. Melainkan terjadi dialektika-dialektika yang lantas melestarikan, merubah, atau bahkan membentuk makna-makna dalam budaya tersebut untuk dikonstruksi menjadi realitas sosial selaras dengan pendapat oleh Astuti (2003). Disinilah kemudian komunikasi berperan.
Memahami Kajian Kultural Komunikasi
Komunikasi dalam kajian budaya (kajian kultural komunikasi) memaknai komunikasi sebagai mediator pertukaran makna maupun produsen makna dari suatu budaya. Baik pertukaran maupun produksi makna tersebut dilalui dengan adanya interaksi.
Irisan antara komunikasi dengan kebudayaan memungkinkan kita untuk memahami lebih dalam mengenai makna dan tanda dari beragam budaya. Disamping itu melalui kajian ini, kita juga dapat melihat bagaimana kaitan antara produk budaya dengan bidang sosial, ekonomi, maupun politik.