Mohon tunggu...
Rachel Nevia
Rachel Nevia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Caddy Golf: Pekerjaan Penuh dengan Stereotip Wanita Simpanan

13 Juni 2022   18:06 Diperbarui: 13 Juni 2022   20:00 2274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah stereotip negatif tentang Caddy golf yang masih melekat pada khalayak awam sebagai pekerjaan yang penuh dengan penyimpangan tidak membuat Tasya Putri (19) berhenti bekerja sebagai Caddy. Setiap hari Tasya Putri tekun berangkat pukul 4.00 WIB dan pulang pukul 11.00 WIB untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Hari demi hari Tasya Putri selalu menjadi omongan dikalangan tetangganya. Tetapi ia tidak pernah menghiraukannya karena sudah menjadi makanan sehari-hari.“Mereka sering bilang pantas gajinya gede orang dia simpenan om-om,” kata Tasya Putri. “Padahal buat jadi simpenan om-om tidak harus jadi Caddy, kalo kamu kerja dikantor juga bisa jadi simpanan bos kamu,” sambungnya.

Awalnya untuk bekerja sebagai Caddy selalu ditentang oleh orangtuanya namun ia terus bekerja karena pekerjaan ini menghasilkan gaji yang besar bagi mahasiswa seperti dirinya. ”Karena aku bilang jadi Caddy pemikiran orangtua udah jelek aja tapi aku pelan-pelan coba jelasin ke mereka, ada juga Caddy yang kerja halal pure untuk duit tanpa jadi simpanan kok karena ga semua orang bisa di label dengan pelabelan yang sama itu balik ke diri masing-masing,” ucap Tasya.

Tasya tidak menepis mengenai fakta adanya wanita simpanan karena nyatanya memang ada Caddy yang memiliki pekerjaan sampingan seperti itu namun ia menegaskan bahwa bukan berarti semua Caddy bisa dipukul rata sebagai wanita simpanan. “Aku pernah ditawarin unit apartemen mewah di Jakarta Selatan sama pemain yang aku bawa dan aku tolak karena aku memang tidak ada motivasi kearah situ.”

Menjadi Caddy adalah pekerjaan paling menjajikan bagi Tasya dibanding pekerjaan yang pernah ia jalani sebelumnya. Tasya bisa membayar uang kuliahnya sendiri bahkan membantu menopang kebutuhan keluarganya. Ia pernah mendapatkan 1,5 juta dalam sehari dan paling kecil hanya 500 ribu dalam 4-5 jam kerja.

Tasya Putri juga mengaku bahwa teman-temannya sering menyepelekan pekerjaannya, “banyak yang menganggap kerja Caddy gampang karena dikira cuma menemani saja, padahal mereka tidak tahu realita dilapangan kayak gimana dan susahnya seperti apa,” ucapnya dengan kesal.

Hal ini juga dikeluhkan oleh Andrea Sutomo (21), salah satu mantan Caddy yang bekerja di Jakarta Selatan itu bercerita walaupun golf olahraga eksklusif dengan pemain-pemain berdompet tebal tetapi tidak dipungkiri kadang ada pemain yang tidak punya etika. “Kita bakal ketemu orang yang sifatnya beda-beda, ada yang baik banget tapi ada juga yang resek, biasa orang-orang kayak gitu tidak bisa menghargai orang. Kalo salah kita bisa dicaci maki sama pemain sampai banting-banting stik golf .” Kata Andrea. 

“Jadi Caddy juga harus tahan banting dan kuat buat angkat tas golf yang beratnya bisa sampai 10kg terus panas-panasan di lapangan, kalo hujan kita kehujanan, apalagi kalo dapat pemain yang genit itu takut tapi mau gimana ya harus sabar-sabar, makanya aku memutuskan untuk keluar karena ga tahan,” sambungnya.

Dibalik tips mereka yang besar ada juga jerih payah yang harus mereka bayar. Meskipun Caddy Golf adalah pekerjaan yang terkenal karena dipenuhi dengan perempuan berparas cantik dan menarik tetapi juga untuk menjadi seorang Caddy ada beberapa skill yang harus dimiliki. Mereka harus kuat fisik, mengerti peraturan dalam bermain golf, bisa mengukur dan tahu seluk beluk lapangan golf, pandai dalam menilai jarak dan arah green kepada pemain dan bisa membedakan pemakaian tongkat golf yang sesuai.

Andrea berkata, “aku pernah dimarahin karena salah nilai jarak, waktu itu aku baru banget jadi Caddy, agak shock karena digoblok-goblokin dan kata binatang keluar, mau nangis ditempat rasanya.”

Adapun pelabelan Caddy sebagai  wanita simpanan lahir dari sebuah cara pandang orang ataupun sekelompok orang tanpa mereka melakukan observasi yang lebih mendalam. Andrea dan Tasya  berharap agar orang-orang tidak hanya melihat pekerjaan Caddy sebagai pekerjaan tidak benar ataupun memukul rata bahwa semua Caddy itu adalah wanita simpanan.

Karena pada dasarnya ada juga Caddy yang bekerja secara profesional. Caddy Golf adalah professional partner di dalam arena golf yang memerlukan tingkat keahlian dan profesionalitas yang tinggi. Tugas mereka bukan hanya menemani player saja tetapi Caddy Golf juga dituntut untuk mengetahui dan menerapkan rules yang tinggi pada olahraga Golf.

Ditulis oleh:

Rachel Nevia Christi Marpaung, mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun