Mohon tunggu...
Rachel Fitria
Rachel Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - Research Leader

Mengamini Quote nya Mahatma Gandhi "Satisfaction lies in the effort, not in the attainment, full effort is full victory". Selalu jatuh cinta dengan dunia Biologi dan travelling. Memimpikan 'bermain' dengan anak-anak di pelosok negeri. rachelfithree.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Seorang Pengajar Muda di Pulau Terdepan NKRI (4)

27 Februari 2016   22:11 Diperbarui: 28 Februari 2016   00:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Natal Pertama di Natuna”

Alam raya berkumandang oleh pujian mulia

Dari gunung dari padang kidung malaikat bergema

Refrain: Glo-----------ria, in excelcis Deo!

             Glo-----------ria, in excelcis Deo!

Hai gembala, kar’na apa sambutan ini menggegar?

Bagi Maharaja siapa sorak sorgawi terdengar?

Refrain------

Sudah lahir Jurus’lamat, itu berita lagunya

Puji dan syukur dan hormat dipersembahkan padaNya

Refrain------

Merry Christmas!!! He was born! Glory… Glory… Halleluya… Joy to the world!

Ini Natal pertama saya di Natuna. Walau warga di desa saya mayoritas Muslim, tidak ada kesenjangan soal agama di sini. Keluarga baru saya pun beragama Islam. Saya dikenalkan dengan keluarga nasrani di desa ini. Tanggal 24 Desember 2015, saya diajak oleh keluarga Batak Nasrani untuk beribadah malam natal di gereja di desa sebelah, saya dijemput di rumah dan kami beribadah bersama di GPIB Batubi Jaya.

Ibadah malam Natal berlangsung khidmat dan saya memiliki keluarga baru lagi di sini. Kebanyakan jemaat merupakan suku Batak, transmigran dari Medan, mereka tinggal menyebar di desa Batubi Jaya, desa Gunung Putri dan desa Sedarat Baru.

Gambar 1. Suasana perayaan malam Natal di GPIB Batubi Jaya

Dalam ibadah malam Natal ini juga saya disuguhi makanan khas Batak, namanya Lakpet. Lakpet ini berbahan dasar kelapa parut yang dibungkus daun pisang dan dikukus.

Gambar 2. Lakpet

Tanggal 25 Desember 2015, setelah selesai ibadah memperingati Natal, saya diajak ibu mengunjungi warga desa yang merayakan Natal, kami saling berkenalan dan tentunya hmm…makan-makan…. J.

Malamnya, ibu datang ke kamar saya, memeluk dan mengucapkan Selamat Natal. Ibu minta maaf karena tidak membuat kue saat Natal ini untuk saya. Ah…Saya terharu, saya bahkan tidak berpikir tentang kue Natal, tapi ibu begitu perhatian dan merasa bersalah karena tidak sempat membuatnya. Terima kasih Bapak, Ibu, dan Adik-adikku!

Natal tahun ini begitu istimewa, terutama mendapat telpon dari Mami sungguh menyejukkan hati saya sekaligus melepas rasa kangen pada Natal di rumah.

Terima kasih Tuhan Yesus untuk segala penyertaanMU, rencanaMu yang begitu indah dan ajaib, kasihMu yang melimpah dan luar biasa, serta kekuatan yang Engkau berikan untuk melewati semua tantangan.

Terima kasih untuk Natal yang indah, Natal di tempat yang berbeda namun kasihMu tetap sama dan abadi.

 

Hi everyone in the whole wolrd! Merry Christmas… May God always bless us now and forever…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun