Mohon tunggu...
Rachel Camila Rachim
Rachel Camila Rachim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya merupakan mahasiswi yang gemar membaca dan melukis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apresiasi Karya Sastra Cerpen Berjudul "Rat" Karya Tiara Sari

19 Oktober 2022   21:45 Diperbarui: 19 Oktober 2022   22:01 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cerita pendek yang berjudul “RAT” merupakan salah satu cerita pendek yang terdapat pada buku kumpulan cerita pendek yang berjudul Perempuan Perempuan Perawat Kenangan. Cerita pendek ini merupakan karya Tiara Sari, ia merupakan seseorang yang menggemari bidang seni rupa, ia gemar menggambar. 

Selain itu, ia juga menulis feature, opini, cerita pendek, dan puisi. Tiara Sari lahir di Pariaman pada 14 September 1992. Buku yang berisi cerita pendek ini terbit pada tahun 2019, yang diterbitkan oleh Basabasi. Buku ini adalah kumpulan cerita pendek pertama yang ditulis oleh Tiara Sari.

Cerita pendek ini memiliki tema terhalangnya ikatan pernikahan akibat keraguan hati seseorang yang mengatasnamakan adat istiadat. Seperti dalam cerita pendek yang telah saya baca, salah satu adat istiadat yang terdapat pada cerita pendek ini yaitu uang penghormatan (uang jemputan). Permasalahan yang menghalangi pernikahan ini yaitu mengenai uang jemputan dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki yang sangat kental. Jika diibaratkan, seorang perempuan tidak akan bisa memiliki pasangan hidup yang ia telah cinta jika tidak memiliki cukup modal untuk uang jemputan. Sama seperti Rat, gadis cantik yang selalu mencintai Uda Zul dengan sepenuh jiwanya. Namun, karena ia hanya bekerja sebagai guru mengaji di surau, serta kedua orang tuanya yang hanya seorang petani, Rat tidak dapat menanggung uang jemputan tersebut.

Untuk mematuhi serta menaati adat istiadat tentulah sangat diperbolehkan. Karena dengan adanya adat istiadat pula lah, kehidupan dapat berjalan dengan seimbang. Tetapi, pada kasus di dalam cerita pendek ini, rasanya jika Uda Zul tidak membantu sama sekali perihal uang jemput tersebut, dan bersikap seolah-olah mulai ragu dengan ikatan antara dirinya dengan Rat, itu sangat tidak adil untuk Rat. 

Rat menjadi bingung sendirian dan tidak mendapat titik terang, Rat jadi sering bertanya-tanya tentang bagaimana masalah ini akan terselesaikan, sedangkan di akhir cerita, Uda Zul dengan mudahnya mengatakan kalau dia akan menikah dengan wanita lain yang sanggup menjemputnya dan meninggalkan Rat. Sendirian.

Dari segi penokohan, terdapat enam tokoh yang terdapat pada cerita pendek ini. Enam tokoh tersebut, yaitu Rat, uda Zul, orang tua Rat, bidan desa sebelah, dan Mamak-mamak.

Rat merupakan tokoh utama dalam cerita pendek ini. Tokoh Rat digambarkan sebagai gadis cantik, rupawan, yang amat mencintai uda Zul. Rat amat mencintai uda Zul diceritakan pada bagian ia yang lebih dulu tertarik, dan menyimpan rasa pada uda Zul. Dalam cerita ini, Rat juga lah yang sangat memikirkan tentang pernikahannya dengan uda Zul, sedangkan uda Zul terlihat ragu-ragu dengan ikatan yang sebentar lagi mengikat bersama Rat karena Rat tidak dapat menyanggupi uang jemputan. Dalam keseluruhan cerita, dapat dilihat, Rat memiliki sifat keras kepala dan sedikit tidak sabaran. Ia tetap ingin menikah dengan uda Zul, walau sebenarnya ia juga lah yang tidak mampu mengikuti adat istiadat keluarga uda Zul. Ia juga tidak sabaran dan beberapa kali memaksa uda Zul untuk membantunya dalam melunasi uang jemputan, agar ia dapat tetap melangsungkan pernikahan antara dirinya dengan uda Zul.

Tokoh selanjutnya, yaitu uda Zul. Uda Zul merupakan seorang guru Sekolah Menengah Pertama, seseorang yang disegani di desa mereka tinggal, karena hanya uda Zul lah yang dapat menjadi guru ber-SK. Tokoh uda Zul di cerita pendek ini digambarkan sebagai orang yang mapan, berpendidikan tinggi, dan sangat menaati adat istiadat yang ada. Karena taat pada adat istiadat itulah, ia justru mendapat masalah dalam rencana pernikahannya bersama Rat. Pada perihal ini, tentulah tidak mudah juga bagi uda Zul, ia juga mencintai Rat, tetapi ia juga tidak bisa meninggalkan adat istiadat yang ada. Terlebih mamak-mamaknya yang sangat menomorsatukan adat istiadat yang ada. Tindakannya yang memilih untuk meninggalkan Rat demi bidan desa yang mampu menyanggupi uang jemputan pun merupakan tindakan yang sangat tidak baik. Sebagai lelaki, uda Zul seharusnya bisa lebih tegas, dan mencari jalan keluar dari permasalahannya bersama Rat. Bukan meninggalkan Rat.

Tokoh selanjutnya, yaitu orang tua Rat yang bekerja sebagai petani. Maka dari itu, keluarga Rat tidak bisa menyanggupi uang jemputan tersebut. Selanjutnya, yaitu bidan desa. Ia merupakan yang mampu menjemput Uda Zul. Terakhir, yaitu mamak-mamak. Keluarga dari uda Zul yang menentukan perihal uang jemputan/adat istiadat kental tersebut.

Cerita ini memiliki alur maju. Hal ini ditandai dengan tidak adanya reka ulang adegan/flashback. Cerita ini fokus kepada hari-hari berikutnya

Latar dibagi menjadi tiga bagian dalam cerita ini. Latar tempat yang diceritakan pada cerita pendek ini, yaitu di Kampungku, Minang, belakang surau, yang merupakan tempat Rat dan uda Zul membahas tentang pernikahan mereka dan uang jemputan, Rat juga mempertanyakan apa bentuk pengorbanan uda Zul terhadapnya jika memang uda Zul mencintai dan ingin menjadi pasangan hidupnya di belakang surau. Di bawah pohon Kuweni, yaitu saat uda Zul memberi tahu Rat perihal sudah ada bidan desa yang sanggup untuk menjemputnya bersama keluarga bidan desa tersebut, saat itu pula, uda Zul memutuskan untuk meninggalkan harapan-harapan baik Rat mengenai mereka berdua, memupuskan banyak khayalan indah yang ada dibenak Rat. Meninggalkan Rat, sendirian, dengan pilu yang menusuk dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun