Keesokan harinya...
Pada saat jam setengah 10 selesai istirahat pertama, kelompok drama melakukan latihan drama di lapangan basket, tetapi latihan kali ini tidak didampingi Pak Alan dikarenakan Pak Alan sedang ada urusan namun kita sudah meminta izin guru untuk latihan dilapangan basket.
"Teman-teman mohon banget latihan kali ini serius, untuk scene ketiga ini kita ganti alurnya, dari yang penjual tanah jadi dagangan di pasar, tujuannya agar makna dari drama yang kita tampilkan dapat lebih jelas" ucap verin "Dan untuk Frans, kurangi ketawa dan bercanda nya saat latihan, tolong hafal naskahnya biar tidak diulang-ulang kayak kemaran, dan juga jangan sempat-sempat kan main basket waktu latihan ya!" Perintah Verin sembil menunjuk Frans  yang cengengesan.
" Iya iyaa bawel sekali, sana sudah kau balik kelas" Usir frans kepada Verin
"Teman-teman yang lain tolong kalian perhatikan Frans ya, kalo dia bikin ulah lapor saya saja" Ucap verin yang berjalan kembali ke kelas sambil menatap sinis Frans.
Saat sedang latihan mereka memutuskan untuk menghafal naskah masing-masing terlebih dahulu. Sekitar 30 menit kemudian mereka mulai mempraktekkannya.
Latihan pun berakhir dengan baik, tidak seperti kemarin yang terdapat beberapa kendala. Mereka pun memutuskan untuk melakukan evaluasi bersama sekelas.
Di kelas mereka membahas tentang kendala-kendala yang terjadi setiap latihan.
Berawal dari sutradara yang merasa tidak dihargai saat berbicara dan memberi perintah kepada teman-teman lain, salah satu penari yang salalu salah gerakan tapi tidak mau ditegur, dan terakhir mengenai Frans yang tidak serius dalam drama.
"Frans kalo latihan serius lah dan juga ga usah anggap serius adegan yang ada di drama!" tegur Verin
"Iya saya tuh bisa serius tapi suruh teman-teman yang lain jangan ketawa" bantah Frans