Rasisme merupakan keyakinan atau doktrin dan adanya perbedaan inheren dalam nilai, kemampuan, atau karakteristik antara ras yang berbeda-beda, setiap suatu ras dianggap sebagai lebih superior atau lebih interior dibandingkan dengan ras yang lainya.Â
Rasisme juga melibatkan pandangan negatif, prasangka, diskriminasi, atau perlakuan yang tidak adil kepada individu atau kelompok berdasarkan rasa tahu etnitas mereka.Â
Dalam melawan rasisme penting juga untuk mempromosikan kesetaraan, inklusi, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia bagi semua individu tanpa adanya memandang ras atau etnisitas individu.Â
Salah satu contoh kasus rasisme yang paling fenomenal dan memicu protes massal terhadap kekerasan polisi dan rasisme sistemik yaitu  kasus rasisme yang dialami oleh george floyd seorang kulit hitam yang berwarga negara Amerika Serikat, tragedi kasus rasisme yang terjadi pada george floyd pada tanggal 25 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.Â
George floyd yang merupakan seorang pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun, ditangkap oleh empat petugas kepolisian Amerika setelah george floyd dituduh telah menggunakan uang palsu di sebuah toko kelontong. Selama penangkapan floyd, Derek Chauvin seorang petugas kepolisian berkulit putih, yang menekan lututnya di leher floyd selama sembilan menit.
Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Derek Chauvin terhadap george floyd, tindakan kekerasan ini direkam oleh saksi mata dalam video yang kemudian video tersebut viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat george floyd mengatakan kepada petugas kepolisian kesulitan bernafas dan meminta bantuan, tetapi petugas kepolisian mengabaikan permintaan.Â
Kejadian rasisme yang terjadi ini memicu kemarahan dan protes massal di Minneapolis, yang kemudian kejadian ini menyebar ke Amerika Serikat dan Dunia. Kematian george floyd kemudian memicu protes massal di seluruh Amerika Serikat dan di berbagai negara lainya yang mengalami tindakan rasisme, mereka menuntut keadilan tentang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal pada saat penahanan tersebut. Peristiwa ini juga memicu aksi dalam solidaritas dan diadakan aksi demonstrasi di Amerika Serikat dan bersatu untuk mengutuk dibunuhnya George floyd.Â
Rasisme di Amerika Serikat telah mencatat banyak masalah pelanggaran yang bersifat rasial dari dulu sampai saat ini. Tidak hanya kasus rasisme yang terjadi di masyarakat, rasisme di Amerika Serikat juga mencatat kasus rasisme yang dilakukan oleh Kepolisian. Rasisme berulang kali terjadi di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang ada di Amerika Serikat. Terutama perlakuan diskriminatif antara kulit hitam dan kulit putih.
Media massa berperan penting dalam tragedi ini, pertumbuhan informasi dan teknologi berkembang secara cepat. Berita tentang kasus kekerasan terhadap george floyd di Amerika Serikat membuat rasa solidaritas dari berbagai seluruh dunia aksi protes yang terjadi yang membuat kesan superioritas kulit putih dibandingkan dengan kulit hitam dengan slogan #BlackLivesMatter yang menyebar sangat cepat di media massa.Â
Meski #BlackLivesMatter sudah dilakukan dan juga dilakukanya gerakan-gerakan anti-rasisme, masih ada juga tentang orang yang berkulit hitam belum mendapatkan tindakan yang adil dalam kehidupan mereka. Amerika sebagai negara yang demokrasi, HAM, dan nilai sosial masih mendapatkan pandangan yang miring terkait dengan masalah rasisme.
Kejadian yang dicontohnya tadi adalah sebagian kecil dari kasus - kasus rasisme yang ada di masyarakat. Bahkan kehidupan disekitar kita pun sering menemukan kejadian rasisme mulai dari sekolah.Â
Sejak masa sekolah, anak - anak sudah bisa melakukan tindakan rasisme dengan dalih bercanda. Hal ini sangat miris dan berbahaya karena kebanyakan dari kasus rasisme itu, pihak sekolah tidak jarang yang mengabaikan hal tersebut serta merasa kasus seperti ini bukanlah hal yang penting untuk diurus.Â
Para korban pun merasa takut untuk melapor karena tidak akan dipedulikan. Peran orang tua dan sekolah pun sangat penting untuk memberantas rasisme dari anak - anak.Â
Sejak kecil orang tua perlu untuk memberikan pelajaran moral kepada anak mereka untuk menghargai perbedaan yang ada dan tidak boleh mengintimidasi satu sama lain. Sekolah pun mempunyai peran penting untuk tidak hanya memberikan pelajaran umum untuk pengetahuan, tetapi juga memberikan pelajaran tentang moral. Hal ini dilakukan supaya saat dewasa nanti orang - orang tidak mudah untuk menghakimi atau mengintimidasi orang lain.
Mengapa Rasisme sulit untuk diberantas?Â
Isu rasisme masih sangat banyak terjadi di masyarakat sekitar kita, rasisme menjadi hal yang sulit untuk dihilangkan dalam kehidupan. Rasisme juga sering dilakukan sehari-hari di lingkungan sekitar tanpa  di sadari oleh manusia. Rasisme telah menjadi bagian dari sejarah manusia sejak berabad-abad, yang melibatkan ras, suku bangsa, etnis,agama, kepercayaan dan lain-lain.Â
Pada dasarnya rasisme yaitu sikap saling membenci kepada orang atau suatu kelompok tertentu, paham radikal dan ekstrimis juga berkembang yang menjadikan menambahnya tentang persoalan rasisme yang ada di dunia ini. Sehingga rasisme di dunia ini menjadi sulit untuk dihilangkan.
Rasisme sendiri merupakan prasangka buruk mengenai ras tertentu yang bisa membahayakan orang - orang yang terintimidasi. Pada tahun 1900-an rasisme terhadap kulit hitam sudah terjadi di Afrika Selatan karena hegemoni politik sejak postkolonialisme. Rasisme identik dengan kulit putih dan kulit hitam dimana kulit putih yang mendominasi kulit hitam.Â
Kejahatan ini sendiri sudah terjadi 1814 dimana orang Belanda menjual 600.000 orang Afrika ke benua Amerika. Istilah "Kulit Putih" sendiri dikemukakan oleh Thomas Middleton pada drama The Triumph of Truth. Dulu pelabelan "Kulit Hitam" tidak dimaksudkan untuk membuat orang kulit hitam lebih rendah dari orang berkulit putih.
Rasisme masih menjadi masalah di dunia hingga saat ini sulit untuk dihilangkan walaupun ada gerakan anti-rasisme dan kampanye toleransi telah dilakukan dimana-mana.  indonesia juga merupakan negara yang dimana kasus rasisme masih sering terjadi.  Rasisme menjadi tantangan negara dalam memeranginya, mengatasi rasisme menjadi perjuangan yang sangat memerlukan kerja keras, memerlukan kerjasama juga antar kelompok, pendidikan, kesadaran, dan transformasi sosial, tetapi masih juga sulit untuk memberantas rasisme di seluruh dunia ini.  Negara-negara maju dan berbagai negara lainya di benua eropa pun  kalah dalam berperang melawan rasisme begitupun dengan negara indonesia.
Dalam konteks Hubungan Internasional, rasisme sendiri termasuk dalam masalah internasional yang perlu diperhatikan apalagi isu ini makin memanas mulai tahun 2020 silam. Diawali dengan kasus Black Lives Matter dan disusul oleh Stop Asian Hate karena Covid - 19. Isu ini pun memanas dan dimulai di negara dengan tingkat rasisme paling tinggi yaitu, Amerika Serikat. Karena hal ini bisa memicu ketegangan yang lebih parah antara Amerika Serikat dan China. Seperti yang diketahui bahwa sebelumnya hubungan antara Amerika Serikat dan China tidak baik. Sampai sekarang pun isu ini terus meluas dan belum terselesaikan. Rasisme tetap ada apalagi dengan adanya media sosial dimana orang bebas untuk mengutarakan pendapat mereka. Orang - orang bisa dengan mudah melakukan tindakan rasisme tanpa rasa takut dibalik akun anonim mereka. Hal ini dapat menimbulkan konflik antar negara dan memperburuk bilateral jika masing - masing negara memiliki jiwa sentimen ras yang kuat. Ini bisa memicu ketegangan di negara lainnya. Dampak lainnya dari rasisme antar etnis di belahan dunia adalah bisa merusak diplomasi atau hubungan antar negara yang sudah dibangun. Karena ada oknum yang sengaja "menyenggol" etnis tertentu membuat negara dengan etnis tersebut merasa tersinggung dan terjadi perpecahan. Hal inilah mengapa rasisme juga sangat berpengaruh dalam hubungan Internasional.Â
Dunia ini memiliki etnis dan ras yang sangat beragam. Setiap orang memiliki perbedaan dan keunikannya masing - masing. Tidak ada ras atau etnis yang paling baik atau paling sempurna, semuanya memiliki kekurangannya. Oleh sebab itu, setiap manusia harus saling menghargai perbedaan setiap ras yang ada. Rasisme memang selalu ada, tetapi kesadaran akan rasisme bisa dimulai dari diri kita sendiri untuk mencegahnya. Rasisme sendiri mempunyai dampak yang mengerikan bahkan ke skala internasional dan merusak hubungan antar negara. Kita bisa memberantas rasisme dengan membuka suara kita agar sadar tentang bahayanya rasisme di Media massa. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H