Mohon tunggu...
Rachel Qurrotu Aini A.
Rachel Qurrotu Aini A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rachel Qurrotu 'Aini Alexandria 23107030053

meongg

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjelajah Alkid: Secangkir Kopi dengan Suguhan Keramahan Bu Nana

23 Juni 2024   21:25 Diperbarui: 23 Juni 2024   21:50 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Alkid/Dokumentasi pribadi

Alun-alun Kidul (Selatan) Yogyakarta atau sering disebut Alkid terletak di halaman belakang Keraton Yogyakarta dan memiliki luas tanah lapang yang dikelilingi oleh dua pohon beringin yang menjadi ciri khasnya. Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan dan penduduk lokal, terutama saat malam hari. Memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh warga Jogja dan wisatawan, menjadikan alkid sebagai salah satu pusat kuliner dan keramaian.

Alkid merupakan salah satu tempat strategis berkumpulnya UMKM di Yogyakarta. Sebagai tempat strategis, Alun-alun Kidul menjadi pusat kegiatan dan pertemuan bagi para pedagang UMKM. Di sekitar Alun-alun Kidul, terdapat berbagai warung dan gerai yang menjual berbagai jenis produk, termasuk makanan dan minuman. Keberadaan Alun-alun Kidul sebagai tempat berkumpulnya UMKM memberikan peluang bagi para pedagang untuk memperluas jaringan bisnis mereka. Mereka dapat berinteraksi langsung dengan pelanggan, mempromosikan produk mereka, dan menjalin hubungan dengan pedagang lainnya.

Salah satu hal yang dapat menarik loyalitas dari pengunjung adalah sikap yang ramah. Apalagi, Jogja sendiri dikenal dengan kota budaya yang kaya akan keramahan penduduknya ke pelancong yang datang berkunjung. Di Alkid sendiri terdapat salah satu penjual minuman yang menjadi langganan karena keramahannya. Bu Nana yang berusia 45 tahun telah berjualan minuman di Alkid selama kurang lebih 1 tahun. Dia berjualan berbagai minuman seperti kopi, teh, nutrisari, dll yang siap seduh di tempat. Dia menyebutkan beberapa alasannya berdagang minuman di Alkid.

"Alasan saya berdagang disini karena awalnya ditawarin sama temen, kak. Karena saya juga melihat kalo ini (berdagang di Alkid) punya prospek yang cukup bagus, rame kan hampir tiap malem. Jadi yaa bisa buat tambahan juga sebagai seorang istri, kerjaan sampinganlah, terus juga bisa tambahan untuk sekolah anak dan kebutuhan rumah tangga juga."

Menurutnya, berdagang minuman di Alkid menjadi salah satu alternatif berbisnis yang tidak repot. Bu Nana menjelaskan bahwa ia lebih memilih berdagang minuman karena praktis, karena jika dagangan sedang sepi, bahan baku untuk membuat minuman tinggal disimpan dan bisa dijual di keesokan harinya. Ia menyebutkan bahwa hal ini berbeda dengan makanan, yang rata-rata tidak bisa bertahan lama dan memerlukan penyimpanan khusus untuk bisa dijual lagi di hari yang lain. Selain itu, ia juga memilih berdagang minuman di Alkid karena di siang harinya ia bekerja di sebuah tempat catering makanan. Sehingga agar tidak terlalu lelah di malam harinya, ia memilih untuk berdagang minuman saja.

Dalam berdagang Bu Nana menggunakan strategi jitu agar ia dapat pelanggan yang loyal. Uniknya, dia menyebutkan bahwa tidak semua pedagang di Alkid memiliki sifat yang ramah. Padahal pengujung yang rata-rata memilih Jogja sebagai tempat liburan karena Jogja sendiri terkenal akan keramahannya.

"Jangan jualan jutek, jangan punya muka muram karena dapat menjauhkan dari pelanggan. Harus ramah kak, sebagian yang beli disini orangnya ga terlalu ribet dan enak si untuk diajak ngobrol. Kadang juga pelanggan disini itu ngopi sambil cerita-cerita kegiatan mereka. Saya pun sebagai pedagang juga harus mengimbangi mereka, biar nyaman dan dateng kesini lagi buat beli hehe"

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dibandrol dengan harga Rp. 5000, para pembeli sudah bisa menikmati kopi yang dapat disajikan panas atau dingin, sesuai request. Bu Nana menyebutkan bahwa rata-rata minuman yang laku terjual di setiap harinya adalah kopi. Namun banyak juga yang beli seperti es Nutrisari, Goodday, dll sebagai opsi saat mereka haus. Tak heran jika ada beberapa pelanggan yang selalu membeli minuman di Bu Nana. Salah satu contohnya adalah Rayyan, pembeli setia kopi di dagangan Bu Nana.

"Aku beli di sini karena udah kenal dari awal, setiap ke alkid kita udah sering mampir ke dagangan kopinya. Terus ibunya juga ramah, komunikatif, asik, dan humble, intinya ngobrol jadi lebih enak. Selain itu, disini juga punya daya tarik tersendiri dibanding pedagang kopi yang lainnya. Alasannya ga jauh-jauh dari poin kedua yaitu ibunya ramah terus cara pendekatan terhadap customer ini bener-bener unik dan jarang menurut saya ditemukan di pedagang kopi lainnya khusunya alkid sendiri. Pengalaman beliau juga cukup hebat dalam dunia kuliner seperti pembuat dimsum dan mngelola usaha catering. Dan ga sampe situ aja, beliau jga memberikan tips-tips membuat olahan dimsum. Bu Nana juga sering kasih informasi soal Alkid. Contohnya gimana sih caranya buka usaha di Alkid? Hari apa aja si pedagang-pedagang Alkid diliburkan? Dan banyak deh pokoknya."

Namun dalam perjalanan berdagang Bu Nana sebagai salah satu pelaku UMKM di Alun-alun Kidul, dia juga menghadapi beberapa tantangan. Dia memaparkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi sebagai pedagang minuman di Alkid adalah saat musim hujan tiba. Karena mau tidak mau harus berhenti berjualan. Hal tersebut dikarenakan lapak tempat dia berjualan berada di ruangan terbuka di pinggiran alkid dan tidak memiliki atap, sehingga jika hujan tiba harus berhenti berjualan. Begitu pula setiap Selasa Wage. Seluruh pedagang di Alun-alun kidul diminta oleh Sultan untuk tidak berjualan selama satu hari. Bu Nana juga menjadikan hari Selasa Wage sebagai hari untuk beristirahat sejenak dari dagangannya.

Tak jarang, Bu Nana terkadang diajak bekerjasama dengan beberapa brand kopi lokal seperti Torabika. Sistem jualan yang diterapkan seperti afiliasi. Dimana Bu Nana diminta untuk menjualkan beberapa produk kepada pelanggan dan kemudian akan mendapat komisi langsung dari pihak perusahaan kopi yang ia jual. Ia juga mendapat beberapa sampel kopi gratis dari pihak kopi tersebut, biasanya dalam rangka hari jadi atau sebagai bentuk bonus.

Jualan yang dimiliki Bu Nana ini merupakan miliki perseorangan, dia tidak menyewa dari lapak orang lain. Dia tidak memiliki rencana untuk membuka kedai baru di tempat lain karena sudah merasa nyaman dengan tempat yang sekarang. Pun dekat dengan rumah dia yang masih berada di area sekitar Alun-alun Kidul. Bu Nana membagikan tips dalam mencari rezeki agar dapat berdagang tanpa tekanan.

"Kalo dagangan sepi ya namanya orang jualan ya. Yang penting kita jualan gitu aja. Untuk rejeki nanti udah ada yang ngatur, katanya bilangnya kayak gitu. Jadi kita mau jualan ya jualan aja. Sepi atau rame, ya itu wes itu rejeki kita gitu."

Pada akhirnya, Alun-alun Kidul Yogyakarta merupakan salah satu tempat strategis berkumpulnya UMKM. Keberadaan UMKM di sekitar Alun-alun Kidul memberikan peluang bisnis dan memperkaya pengalaman baik warga sekitar maupun wisatawan. Selain itu, UMKM juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar dengan adanya tersedianya lapangan kerja baru. Dengan adanya Alun-alun Kidul sebagai tempat berkumpulnya UMKM, tercipta sinergi antara wisata, ekonomi, dan budaya di Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun