Malang, sebuah kota yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, telah lama dijuluki sebagai "Kota Bunga". Julukan ini tak lepas dari pesona dan keindahan alam yang dimiliki oleh kota ini. Secara geografis, Malang masih dikelilingi oleh pegunungan yang subur dan memiliki iklim yang sejuk. Kondisi ini masih memberikan keadaan ideal bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman, termasuk bunga-bunga yang indah.Â
Meskipun demikian, perlu diakui bahwa dengan adanya perkembangan kota dan urbanisasi, ruang terbuka hijau di Malang telah berkurang. Pembangunan infrastruktur dan permukiman telah menggeser beberapa lahan pertanian dan kebun bunga tradisional.Namun, julukan "Kota Bunga" tidak hanya merujuk pada keberadaan bunga secara fisik, tetapi juga mencerminkan keindahan dan keberagaman budaya serta tradisi yang ada di Malang. Festival-festival bunga yang digelar secara rutin di Malang, seperti Malang Flower Carnival, masih menjadi daya tarik wisatawan.
Sejarah julukan "Kota Bunga" ini dapat ditelusuri kembali pada masa kolonial Belanda. Pada saat itu, Malang menjadi tempat peristirahatan bagi para pejabat Belanda yang menikmati iklim sejuk dan pemandangan alam yang mempesona. Para pejabat Belanda ini membawa serta bibit-bibit tanaman dari Eropa, termasuk berbagai jenis bunga, yang kemudian ditanam di sekitar kota. Dengan demikian, Malang menjadi semakin dikenal sebagai kota yang dipenuhi dengan kebun bunga yang indah.
Selain itu, peran penting dalam pembangunan konsep taman kota di Malang juga berkontribusi pada julukan "Kota Bunga" ini. Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda yang terkenal, berperan besar dalam merancang taman-taman kota yang memperindah Malang. Rancangan taman-taman ini memperlihatkan keindahan bunga-bunga yang beraneka ragam, menambah pesona kota ini. Konsep taman kota yang indah dan terawat dengan baik, yang dihiasi dengan berbagai jenis bunga menciptakan suasana yang memikat bagi penduduk lokal dan wisatawan. Tak hanya taman-taman kota, Malang juga memiliki kebun-kebun bunga yang terkenal, seperti Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Teh Wonosari. Kebun-kebun ini menjadi tujuan wisata yang populer bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan bunga-bunga yang tumbuh dengan subur di Malang. Selain itu, beberapa daerah di Malang juga terkenal dengan kebun-kebun bunga khasnya, seperti Kota Batu yang terkenal dengan kebun apelnya.
Faktor budaya memang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap julukan "Kota Bunga" untuk Malang. Budaya di Malang, termasuk dalam hal ini keberagaman budaya, tradisi, dan kegiatan masyarakat, telah memberikan kontribusi dalam memperkaya keindahan dan pesona kota ini. Salah satu faktor budaya yang mempengaruhi julukan "Kota Bunga" adalah adanya tradisi dan kegiatan yang berkaitan dengan bunga. Dalam beberapa tahun terakhir, Malang juga semakin dikenal sebagai kota yang mengadakan festival bunga yang spektakuler. Festival ini menampilkan berbagai pameran bunga, lomba kebun, dan atraksi seni yang berkaitan dengan bunga. Festival-festival ini tidak hanya menjadi sarana untuk promosi pariwisata, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan keindahan dan keanekaragaman bunga di Malang.Malang memiliki berbagai festival bunga yang menarik, seperti Malang Flower Carnival (MFC). Festival-festival ini tidak hanya menampilkan keindahan bunga-bunga yang mekar, tetapi juga memperkenalkan budaya dan seni yang terkait dengan bunga.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kota Malang juga melakukan upaya untuk mempertahankan julukan "Kota Bunga". Mereka melakukan pembenahan dan pengembangan taman-taman kota, mengadakan festival bunga, serta berusaha untuk menjaga keberlanjutan keindahan alam dan keanekaragaman flora di kota ini. Namun, kita juga perlu mengakui bahwa julukan "Kota Bunga" mungkin tidak lagi sepenuhnya merepresentasikan kondisi saat ini. Urbanisasi, perubahan lingkungan, dan perkembangan infrastruktur telah membawa perubahan pada tatanan kota. Hal ini dapat mengurangi keberadaan lahan hijau dan kebun bunga di Malang.