c) Setelah itu, bayi didandani dan dipakaikan pakaian baru serta topi yang sudah dihias, memiliki filosofi agar anak tersebut memiliki paras atau penampilan yang rupawan sampai dewasa nanti.
d) Kemudian bayi akan dikurung bersama ayam Jawa. Kegiatan ini memiliki filosofi agar si bayi kelak akan berjumpa jodohnya, sejauh apapun menemukannya.
"Kegiatan ini hanya sebuah tradisi yang mana sudah ada sejak zaman nenek moyang dan tradisi tersebut tidak melenceng dari ajaran Islam. Karena dalam proses tradisi tersebut tidak adanya unsur mistis dan hanya sebuah tradisi sebagai wujud rasa syukur. Jangan sampai ada yang menyalah artikan", ujar Mbah Sarijem.
Jadi tradisi tersebut merupakan bentuk irasional dari masyarakat pedesaan yang mana hal ini boleh saja dilakukan dalam konteks yang benar  dan tidak mengandung hal yang bersifat melenceng dari syariat Islam. Selain itu tradisi ini merupakan akulturasi antara tradisi dan ajaran agama Islam dimana tradisi dilakukan dengan memanjatkan doa-doa dengan harapan apa yang menjadi filosofi Tradisi tersebut menjadi nyata, Amiin.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H