Tiga hari di Madinah, membuat saya semakin terisi qalbu. Menenggelamkan segala permasalahan dan terus berdoa supaya diberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah.
Hari-hari diisi dengan beribadah di Masjid Nabawi dan travel ini membiasakan tujuh sunah rosul. MasyaAllah semoga menjadi kebiasaan sepulang umroh. Amin. Selain beribadah, kami pun mendatangi tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi di Madinah sehingga ilmu sejarah islam pun bertambah.
Jadi kalau anak saya nanti tanya sejarah Islam, saya bisa menjawabnya. InsyaAllah. Ada hal yang saya dapat selama di Madinah yaitu ketika saya bisa sholat di Raudhah (Taman Surga Tempat Terkabulnya Doa-doa), bersebelahan dengan makam Rasulullah SAW yang berada di dalam Masjid Nabawi.Â
Entah mengapa tiba-tiba air mata mengalir terus, seperti ada rasa rindu yang terselesaikan. Entah mengapa seakan-akan ada yang memanggil saya dan dalam hati saya selalu dibisiki kata "sabarlah". MasyaAllah kata itu sangat menyentuh dan tak terasa air mata mengalir deras di pipi saya.
Selama perjalanan, tour guide dan ustad yang disediakan travel selalu menyentuh hati. Menyampaikan firman-firman Allah dan menjelaskan alas an mengapa kita harus datang ke rumah Allah hingga saya tersedu-sedu selama perjalanan.Â
Perjalanan menuju Makkah adalah pemanasan sebelum kita melakukan tawaf. Bagaimana kami harus menjaga larangan-larangan selama akan tawaf. Satu larangan saja dilakukan maka tawaf dianggap gagal.
Sampailah di Makkah dan tersampailah saya melihat Ka'bah. Jantung berdegap kencang dan takjub akan kebesaran Allah. Melihat begitu banyak orang.Â
Saya tidak peduli orang mau bilang saya norak, tapi saya benar-benar takjub. Semua di luar bayangan saya. Banyak sekali manusia yang tiada hentinya menyebut nama Allah. Saya memejamkan mata hanya ingin merasakan syahdunya suasana di Makkah. Saya tidak mau tidak mendapatkan apa-apa di sini.Â
MasyaAllah benar-benar menenangkan. Selama tawaf tujuh kali putaran, tak bosannya saya memandang Ka'bah. Memandang takjub. Allah maha baik. Rasanya kehampaan hati ini semakin penuh terisi. Rasanya mendapatkan pelukan yang sangat hangat ketika bisa bersujud di depan Ka'bah.Â
Momen yang mengharukan bisa sholat di Hijir Ismail yang penuh manusia berlomba sholat di sini. Isi hati semua tercurahkan dan berserah atas semua keadaan.Â