gayolues.aceh - Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues Peringati 10 tahun penetapan tari Saman sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO dengan mengelar acara secara seremonial di balai Pendopo Bupati Gayo Lues. Dalam pagelaran peringatan hari ini Rabu, 24 November 2022 dihadiri oleh Bupati Gayo Lues, Unsur Forkopimda, Sekda, Para Kepala SKPK, Para Kabag sekdakab, para Camat, para tokoh adat budaya, pemerhati budaya dan jajaran Dinas pariwisata Kabupaten Gayo Lues sebagai pelaksana kegiatan HUT Saman hari ini.
Kepala Dinas Pariwisata Irsan Firdaus SH.,M.AP dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan hari ini juga dilakukan secara virtual yang diikuti oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan teknologi serta kementerian Pariwisata dan pegiat seni dan seniman diseluruh Indonesia. Kadis Pariwisata menambahkan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan setiap tahunnya untuk menjaga kelestariannya.Â
Ketua DPRK Gayo Lues yang juga merupakan legend of Saman saat menyampaikan pidatonya meminta kepada Bupati Gayo Lues untuk memberdayakan tokoh-tokoh saman didalam mengaplikasikan kemampuan yang mereka miliki kepada generasi penerus daerah ini di Satuan Pendidikan mulai jenjang SD, SM dan SMA sederajat untuk mewujudkan kelestarian budaya yang kita cintai ini. Alihusin juga mengucapkan terimakasih kepada para tokoh saman yang dulu pernah berjuang memperkenalkan Saman ke kancah dunia internasional seperti Amerika dan Spanyol sehingga mereka tahu bahwa Gayo Lues memiliki tarian khas yang unik.Â
Bupati Gayo Lues H Muhammad Amru yang mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues mengucapkan Selamat HUT ke 10 tahun ditetapkannya tari Saman sebagai warisan budaya tak benda milik dunia oleh UNESCO. Serta Bupati juga mengapresiasi kepada mantan Bupati Gayo Lues H. Ibnu Hasyim yang telah memperjuangkan semua ini sehingga terwujud dan mencetak muri tingkat internasional.Â
H. Muhammad Amru juga berharap kepada semua lapisan masyarakat untuk memviralkan seni saman ini melalui media sehingga persepsi masyarakat luas itu lebih faham tentang saman itu sendiri. Jika kita mencari tari Saman melalui situs web maka saman itu terkadang berada di urutan kedua dan ketiga sedangkan yang pertama diduduki tari ratoh jaroe. Hal ini tidak perlu kita perdebatkan yang perlu kita upayakan dan lakukan adalah memberikan informasi Kepada masyarakat luas bahwa saman  itu dimainkan oleh penari pria dan tidak boleh dimainkan oleh penari wanita. Tentunya hal ini menjadi tugas dan tanggungjawab kita bersama untuk mempertahankan keasliannya baik itu melalui tulisan, artikel, maupun melalui Informasi di medsos ujarnya.Â
Bupati juga berharap kepada seluruh masyarakat yang belum melakukan vaksin untuk segera melakukannya agar kehidupan kita kembali menjadi normal seperti semula sehingga kegiatan yang kita lakukan dimasa yang akan   bisa berjalan tanpa ada pembatasan - pembatasan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan daerah.  Dengan demikian even-even seni dan budaya akan kembali berjalan normal seperti biasanya.
Tim Rilis Prokopim melaporkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H