3.Penggerakan, menempatkan anggota kelompok agar bekerja dengan sadar menuju tujuan sesuai rencana.
4.Pengawasan, memantau pelaksanaan kegiatan organisasi agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam manajemen pesantren, terdapat dua peran: kepemimpinan yang berkaitan dengan visi, dan manajemen yang berfokus pada pelaksanaan. Ini mencakup empat fungsi utama: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan meliputi pengembangan rencana program, rencana kerja, dan anggaran, serta identifikasi risiko yang mungkin dihadapi. Pesantren perlu memahami lingkungan eksternal untuk menghadapi peluang dan tantangan. Pengorganisasian menekankan kerja tim untuk mencapai tujuan bersama, di mana pemimpin memetakan sumber daya yang tersedia. Pelaksanaan memerlukan penerapan teknik manajemen profesional meskipun lembaga pendidikan bukanlah organisasi laba. Pemasaran juga penting untuk membentuk citra positif dan menarik siswa baru. Pengendalian dan Evaluasi membutuhkan informasi yang akurat untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana. Evaluasi harus aplikatif, memperhatikan aspek praktis dalam penilaian keseharian santri. Dengan demikian, manajemen pendidikan pesantren menjadi kunci untuk mencapai hasil yang optimal dan memastikan bahwa semua aspek pendidikan berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Manajemen pendidikan pesantren adalah proses yang terintegrasi untuk mencapai tujuan pendidikan melalui berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Manajemen yang efektif dalam pesantren sangat penting untuk menghasilkan output yang berkualitas, karena pesantren berperan sebagai lembaga pendidikan Islam yang menyeluruh. Pengertian manajemen mencakup usaha untuk mengelola sumber daya, mengambil keputusan, dan mengoptimalkan segala aspek demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan melibatkan penetapan tujuan dan identifikasi sumber daya, sedangkan pengorganisasian menciptakan kerjasama tim yang efektif. Pelaksanaan menekankan pada teknik manajemen yang profesional, dan pengawasan bertujuan untuk memastikan semua kegiatan berjalan sesuai rencana. Sebagai lembaga pendidikan yang menerapkan sistem asrama, pesantren harus mampu merancang lingkungan belajar yang mendukung, mengembangkan tim yang solid, serta melakukan evaluasi yang menyeluruh untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, manajemen yang baik di pesantren tidak hanya berfokus pada aspek administratif, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kepribadian santri agar siap menghadapi tantangan di masa depan.
Referensi
Aini, Erhat Zakiyatul. “Manajemen Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan Islam Di Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sleman.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 6 (2021): 4750–56. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1543.
Azhari, Muhammad. “Manajemen Kurikulum Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Stabat).” Analytica Islamica 06, no. 02 (2017): 124–35. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/analytica/article/viewFile/1277/1040.
Faj, Awaluddin. “Manajemen Pendidikan Pesantren Dalam Perspektif Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.” At-Ta’dib 6, no. 2 (2011). https://doi.org/10.21111/at-tadib.v6i2.558.
Pendidikan, Jurnal, and Islam Vol. “MANAJEMEN UNIT USAHA PESANTREN Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo” 6, no. 1 (2017): 18–36.
Saihu, Made. Sekolah Dan Pesantren Made Saihu, 2020.