Mohon tunggu...
Rabitul umam
Rabitul umam Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terpedaya Wajah Ndeso Sang Presiden

13 September 2017   13:09 Diperbarui: 14 September 2017   13:19 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidak adilan hukum, pelanggaran HAM, pelanggaran hukum, penghianatan terhadap demokrasi, dan ketimpangan sosial-ekonomi yang semakin mengkhawatirkan, hutang negara yang semakin menumpuk, pelemahan KPK secara tersetruktur, masif dan sistematis, serta semakin tersungkurnya ekonomi Indonesia ke dalam sistem Neoliberalisme, Semua Itu Tertutupi oleh wajah Pak Presiden. 

Rakyat Indonesia dan bahkan banyak kaum terpelajar hilang nalar kritisnya karena terhipnotis oleh wajah itu. Sikapnya yg sering blusukan dan bagi-bagi sembako di tengah jalan membuat rakyat terpedaya. Mereka lupa bahwa wajah dan blusukan itu bukan SUBSTANSI bernegara. Tetapi gagasan, strategi dan langkah kongkrit menuju Indonesia berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, demokratis, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah yang paling utama. 

Semoga dugaan saya bahwa rakyat Indonesia masih didominasi pemilih pisikologis semoga tidak benar. Karena itu akan mengurangi keadilan berfikir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun